Last Updated: 2 November 2023, Authored by Jatmiko Kresnatama, Maintained by Inavoice
FAQ tentang bagaimana cara menjadi voice over talent adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering dipertanyakan oleh talent kepada kami, baik itu voice over talent pemula ataupun senior. Dalam section ini, kami akan membahas beberapa pertanyaan yang paling sering dipertanyakan dan telah difilter sesuai dengan peruntukannya.
Anggapan bahwa setiap orang bisa menjadi voice over talent sudah tidak relevan saat ini, karena selain memiliki suara yang bisa dijual, untuk menjadi voice over talent harus memiliki unique selling point tersendiri, mengerti bagaimana melakukan personal branding, dan tentunya menguasai teknik-teknik marketing.
Untuk memulai karir dalam industri voice over, maka ada baiknya teman-teman mencari peluang dalam industri ini. Seperti, bagaimana cara industri ini bekerja, bagaimana cara memasarkan suara, dan tentunya tidak lupa untuk berlatih teknis pembacaan naskah yang baik seperti masalah intonasi, stressing, nafas, jeda, dll. Setelah teman-teman melakukannya, baru teman-teman mulai untuk mendistribusikan suara yang teman-teman miliki. Untuk belajar mengenai industri ini, ada baiknya teman-teman mengikuti webinar, komunitas, atau workshop yang sering dilakukan oleh pelaku industri voice over di ranah edukatif.
Seperti yang telah saya sebutkan di atas, bergabung dengan komunitas voice over yang tepat memiliki manfaat untuk menambah wawasan sebagai voice over tentang bagaiaman industri ini bekerja. Dalam komunitas voice over biasanya terdapat pemuka komunitas yang sudah cukup senior, dan tidak segan untuk membagikan informasi yang dimiliki dari pengalaman empiris yang dimilikinya.
Cara mengatasi rasa penat, buntu, dan kehilangan gairah untuk menjadi voice over talent yang paling tepat menurut kami adalah dengan beristirahat, mengambil nafas sejenak, mengesampingkan dulu rutinitas menjadi voice over dan ambillah liburan. Walaupun terkesan utopis, tapi cara ini terbukti ampuh untuk menghindari stress dari pekerjaan apapun, tidak hanyak ketika anda menjadi voice over.
Sama seperti berjualan produk yang lain, tentunya menjadi voice over talent harus melalui proses branding dan marketing yang tepat, menyesuaikan kebutuhan target marketnya. Cara berjualan yang paling tepat adalah, menemukan dulu dimana pasar kamu bisa berjualan suara kamu, dan menentukan segmentasi pasarmu tersebut, sehingga nantinya kamu dapat berjualan dengan saingan yang tidak terlalu banyak
Cara menemukan karakter suara yang dapat menjadi unique selling point mu adalah dengan berlatih membaca berbagai naskah yang berbeda-beda, atau lebih tepatnya adalah mulai membaca beragam naskah dengan variasi tone yang berbeda. Temukanlah dimana kalian merasa nyaman dan dimana kalian bisa mengirimkan pesan yang tertulis dalam naskah dengan baik.
Cara menemukan pasar yang tepat untuk unique selling point yang anda miliki adalah dengan memasarkan suara yang kalian miliki kepada target audiens yang dirasa paling tepat. Penentuan target audiens atau target market yang paling tepat bisa dilakukan melalui kecocokan genre suara kalian. Contohnya, targetlah perusahaan-perusahaan dengan target market anak muda bila suara yang kalian miliki cenderung suara yang casual dan non-formal.
Menurut Inavoice, tentu anda perlu untuk mengambil project non-profit untuk menjadi portfolio voice over yang kalian kerjakan. Hal ini dikarenakan di era sekarang yang sudah dengan mudah menemukan voice over talent dimanapun, teman-teman yang baru memulai tentunya akan sulit sekali untuk menemukan kesempatan untuk menjadi voice over talent dalam sebuah project. Dengan kata lain, mendapat tawaran untuk menjadi voice over talent dalam sebuah project saja sudah merupakan bentuk penghormatan client kepada anda.
Tentunya, tetaplah bersikap professional ketika mengambil project non-profit dengan menanyakan tentang apakah project tersebut dapat dipergunakan sebagai portfolio anda.
Tidak ada Batasan umur untuk menjadi voice over talent. Bahkan, kami menyarankan bagi teman-teman yang memiliki anak dan masih berusia dini, dan memiliki ketertarikan pada dunia voice over, maka segerakanlah agar mereka mendapatkan informasi dan pendidikan akan dunia voice over sedini mungkin.
Sampai saat ini, masih belum ada asosiasi atau Lembaga yang mengurusi pasar dan industry voice over di Indonesia, sehingga kode etik yang berada dalam ruang lingkup industri voice over tentunya kode etik umum yang berlaku dalam industri kreatif di Indonesia. Tidak ada acuan baku dalam industri ini, sehingga peraturan-peraturan harus disepakati oleh kedua belah pihak, baik client maupun talent sebelum melakukan proses produksi voice over.
FAQ tentang alat rekaman suara adalah kumpulan pertanyaan yang sering dipertanyakan oleh voice over talent baik senior ataupun pemula baik mengenai peralatan rekaman suara yang tepat untuk menjadi home studio, ataupun bagaimana cara melakukan perekaman suara yang baik.
Untuk dapat mengerjakan project voice over secara regular, teman-teman kami harap untuk dapat memiliki beberapa alat perekaman ini di rumah :
Bila teman-teman belum berkesempatan untuk memiliki budget yang pas untuk membeli semua peralatan tersebut, saran kami adalah untuk melakukan rental pada studio-studio yang ada di kota anda untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Hal yang perlu diperhatikan saat membangun home studio adalah budget untuk membeli peralatan utama yang dibutuhkan seperti yang tertulis di atas, juga dengan noise yang ingin dihilangkan dalam ruangan tersebut. Noise terbagi menjadi 3, noise pantulan suara, noise lingkungan, dan juga electrical noise. Semua noise tersebut harus dapat teranulir untuk mendapatkan hasil rekaman yang maksimal.
Hal yang perlu dipersiapkan saat membangun home studio adalah ketersediaan dana dan juga beberapa alat penangkal suara-suara yang tidak diinginkan untuk terekam, seperti ruang isolasi / vocal booth, diffuser, absorber, dan juga bass trap. Ketersediaan dana merupakan hal yang utama karena dalam peralatan audio, semakin mahal alat yang dibeli biasanya memiliki impact yang signifikan pada suara yang dihasilkan.
Busa telur cukup untuk menjadi diffuser dalam proses peredaman suara di vocal booth atau di home studio yang kalian buat. Namun, perlu diketahui bahwa untuk melakukan proses peredaman suara yang baik, kita tidak hanya membutuhkan busa telur saja, tapi juga membutuhkan absorber, bass trap, dan isolasi ruangan yang baik untuk mencegah ambience noise.
Cara yang paling tepat untuk memilih microphone yang cocok dengan karakter suara yang dimiliki adalah dengan menonton berbagai review microphone yang ada di youtube, dan juga melihat tabel frequency response dari microphone yang menjadi incaran kalian.
Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menanggapi hal ini. Namun saran kami, apapun bentuk audisinya, sebisa mungkin teman-teman memberikan sample suara yang memiliki kualitas paling tinggi dari peralatan yang kalian punya. Hal ini terjadi karena biasanya client tidak hanya mendengarkan cara membaca teman-teman dari naskah yang dikirimkan, namun juga mempertimbangkan kualitas suara yang juga teman-teman kirimkan. Tidak semua client memahami bahwa pada akhirnya nanti teman-teman akan merekam suara dengan alat yang baik, kecuali teman-teman sudah memberi disclaimer dari awal.
Menurut kami, Vo talent tidak wajib untuk belajar melakukan mixing dan mastering, namun vo Talent wajib untuk mempelajari bagaimana cara merekam suara yang baik sesuai dengan kaidah-kaidah perekaman suara yang professional. Mixing dan mastering bisa menjadi added value bagi teman-teman talent kepada client, namun learning curve yang perlu dipelajari cukup terjal sehingga, fokuskanlah energy teman-teman untuk belajar hal yang paling penting untuk dipelajari.
Untuk kepentingan preview, biasanya yang perlu dilakukan adalah proses trimming dan cutting file audio yang telah teman-teman rekam menjadi satu kesatuan yang baik sesuai dengan naskah yang tertulis. Hal-hal yang biasanya perlu dihilangkan adalah suara nafas, noise click, kesalahan baca. Setelah hal-hal tersebut sudah dapat dihilangkan, maka teman-teman butuh untuk membuatnya terasa enak didengarkan melalui penempatan audio file yang telah terpotong-potong ditempat yang tepat, sesuai dengan jeda dan stressing yang paling mewakili ketersampaian pesan dalam naskah.
DAW yang paling tepat untuk digunakan oleh pemula untuk belajar melakukan editing voice over adalah Audacity. Selain karena gratis, tampilan yang cukup sederhana dan shortcut yang tidak terlalu sulit merupakan hal yang paling dibutuhkan oleh pemula dalam proses belajar melakukan editing dengan baik.
Audio interface adalah sebuah alat all in one yang dapat digunakan untuk melakukan perekaman suara. Dengan membeli sebuah audio interface, teman-teman akan mendapatkan Pre-amp, analog to digital converter, dan digital to analog converter dalam satu alat.
Perbedaan yang paling mendasar dari audio interface dan mixer adalah, audio interface diproduksi memang dengan kekhususan untuk melakukan perekaman suara. Sedangkan mixer adalah alat yang dipergunakan untuk “mencampur” beberapa signal audio menjadi satu kesatuan output. Perbedaan yang paling signifikan disini adalah, jarang sekali mixer entry level yang memiliki kemampuan untuk merekam masing-masing channel secara terpisah. Berbeda dengan audio interface yang memang setiap channelnya akan dapat direkam secara terpisah.
FAQ tentang bagian administrative talent pada client / voice over agency adalah kumpulan pertanyaan yang sering diajukan oleh talent mengenai bagian administrative seperti penjadwalan, cara menghitung rate, dll.
Perbedaan soft book dan lock jadwal adalah pada proses pitching yang sedang berjalan dari client menuju talent. Soft book adalah terms ketika client sendiri belum memahami betul apakah studio yang dipergunakan untuk rekaman bisa dipergunakan atau tidak. Setelah semua match, antara jadwal talent dan jadwal penggunaan studio maka, status bisa berubah menjadi lock jadwal.
Perbedaan untuk keep dan lock pada saat menayakan rate voice over talent adalah :
Quote dan invoice merupakan elemen yang penting dalam proses dealing project karena client yang akan menggunakan jasa kita jadi mengetahui variable penghitungan rate secara detil. Selain itu dalam quote dan invoice juga bisa disertakan term & condition pekerjaan dan cara pembayaran, sehingga kedepannya bila client membutuhkan service tambahan, kita dapat mengacu pada hal tersebut yang telah kita sepakati.
Sebenarnya, cara yang paling mudah untuk menjawab pertanyaan mengenai rate voice over seperti ini adalah dengan memperhitungkan apa yang dikerjakan oleh voice over talent tersebut. Jika memang dirasa memiliki perbedaan pekerjaan yang signifikan baik menangani client langsung ataupun melalui voice over agency, maka sewajarnya rate memang dibedakan.
Tidak ada cara atau rumus tertentu dalam menghitung rate dan cut-down project dalam industry voice over di Indonesia. Semua tergantung preferensi dari voice over talent itu sendiri.
Untuk menjawab hal ini, tentu kembali lagi pada preferensi voice over talent. Namun saran yang paling sering kami berikan bila voice over talent menanyakan hal ini adalah, coba perhitungkan berapa harga pokok produksi yang tentunya meliputi variable penggunaan alat, penggunaan studio, manpower yang digunakan, atau bila semua dikerjakan sendiri, maka apa saja scope pekerjaan yang digunakan. Bila dirasa mengerjakan sebuah project panjang dapat dimaksimalkan proses penggunaan studio dan manpowernya, maka tidak ada salahnya dengan memberi bundling harga.
Tentu saja, project 2 bahasa ataupun satu project untuk kebutuhan license yang berbeda tidak dapat diberikan rate bundling. Hal ini karena effort yang dilakukan tentunya berbanding lurus dengan outcome yang diharapkan client.
Menurut kami, bila kondisi suara sedang tidak fit, namun client memaksakan untuk rekaman ada baiknya teman-teman merekam beberapa line suara dari naskah yang ingin dibacakan. Kirim sample suara tersebut kepada client dan bertanyalah, apakah suara yang dihasilkan masih dalam kategori aman. Bila client merasa suara yang dihasilkan aman (dengan segala resiko yang akan dihadapi kedepannya), maka teman-teman boleh tetap melakukan proses rekaman suara.
Cara menghitung add cost yang paling tepat bagi voice over talent adalah dengan memperkirakan berapa persen jumlah pekerjaan tambahan bila dibandingkan dengan pekerjaan utama yang telah dilakukan, dan mengambil jumlah persentasi tersebut sebagai pengali pada rate awal yang ditawarkan.
Client sering melakukan revisi perubahan script di tengah berjalannya project bisa terjadi karena beberapa hal. Namun hal yang paling sering terjadi adalah, client merasa delivery pesan yang ingin disampaikan masih kurang tepat sehingga dirasa perlu mengganti tulisan dalam naskah.
Perlu atau tidaknya revisi diberikan add cost harus kembali merujuk pada akad yang tertuang dalam perjanjian kerja talent kepada client. Bila dalam perjanjian kerja meliputi beberapa kali revisi dan termasuk didalamnya adalah revisi perubahan naskah, maka teman-teman tidak perlu memberikan add cost (begitu pula sebaliknya).
Remote recording tentunya membutuhkan add cost karena tentunya effort yang diberikan dan variable alat yang digunakan akan lebih banyak bila dibandingkan melakukan proses rekaman suara voice over seperti biasanya. Teman-teman harus menghitung variable penggunaan internet, penggunaan subscription source connect, atau alat lain yang mungkin digunakan agar remote recording tersebut bisa berjalan dengan lancar dan simultan.
Tentu saja teman-teman boleh menolak metode remote recording dan briefing online dari client. Namun hal tersebut harus dibicarakan dari awal sebelum teman-teman terpilih menjadi voice over talent. Semua harus clear di awal, dan sertakan hal-hal yang membuat teman-teman tidak nyaman dalam terms & conditions rekaman project yang akan berlangsung baik melalui quotation, spk, ataupun invoice.