Persaingan di industri voice over (VO) semakin ketat dari tahun ke tahun. Banyak orang yang mulai tertarik terjun sebagai voice over talent karena pekerjaan ini dianggap fleksibel, bisa kerja dari rumah, dan pastinya menjanjikan secara finansial kalau kamu sudah punya nama. Namun, di tengah persaingan ini, ada satu hal penting yang kadang luput disadari: jangan sampai kamu jadi voice over talent yang biasa-biasa aja. Kenapa?
Simple. Semua itu karena klien cenderung mencari talent yang tidak hanya bermodalkan “suara bagus”. Mereka butuh pengisi suara yang bisa menyampaikan emosi, memahami brief dengan cepat, dan punya karakter suara yang kuat.
Mungkin selama ini kamu merasa sudah cukup oke karena mempunyai suara yang enak didengar, intonasi aman, dan artikulasi yang jelas. Tetapi, apakah klienmu balik lagi? Atau, job-mu sudah berkembang sejauh ini?
Jika tidak, itu berarti kamu masih jadi voice actor yang terlihat “biasa aja” karena kurang punya ciri khas atau value yang membedakanmu dari talent lain. Artinya, kamu hanya fokus di teknis tanpa memperkuat branding atau kurang eksplorasi skill dan jenis naskah VO. Akhirnya, suaramu terdengar “standar” dan mudah tergantikan.
Karena itu, jadilah pengisi suara yang nggak biasa. Dengan menjadi stand out, kamu akan mempunyai keuntungan ini:
Dengan kata lain, jadi bukan yang biasa-biasa aja itu akan membantu karirmu di industri voice over untuk terus naik dan bertahan dalam jangka panjang. Jadi, kamu tidak akan takut lagi kalau sewaktu-waktu tergantikan oleh para pengisi suara baru yang bermunculan. Lalu, bagaimana caranya agar kamu bisa menjadi talent yang tidak biasa?
Nah, di sinilah kamu membutuhkan USP (Unique Selling Point). Ini adalah hal yang akan membuatmu berbeda dari voice actor lainnya. USP ini sangat beragam seperti tone suara yang unik, gaya pembawaan narasi yang khas, pengalaman di bidang tertentu, atau kecepatan memahami brief.
Karena klien juga punya gaya dan target audiens yang berbeda-beda, maka kamu juga harus mempunyai USP yang spesifik untuk klien tertentu. Misalnya, VO untuk brand kosmetik tentu beda dengan VO untuk produk teknologi.
Jadi, jika kamu punya suara yang tenang dan kalem, suara semacam itu sangat cocok untuk brand yang punya tone elegan dan premium. Itulah yang seharusnya kamu jadikan sebagai USP dan targetkan itu ke klien yang relevan.
Contoh lainnya adalah kamu mempunyai banyak pengalaman mengerjakan proyek audiobooks. Maka, tawarkan jasa VO-mu kepada klien yang membutuhkan suara untuk audiobooks.
Intinya, buatlah USP yang kuat dan spesifik agar kamu lebih mudah menyasar klien yang cocok dengan gaya tersebut. Inilah yang menjadikan proses kerja jadi lebih lancar, hasilnya lebih maksimal, dan kemungkinan repeat order juga lebih tinggi.
Kalau kamu belum yakin USP-mu apa, jangan khawatir! Cara ini bisa kamu lakukan.
Selain suara dan delivery, ada beberapa skill tambahan yang bisa membuatmu semakin dilirik. Skill tambahan ini juga bisa jadi keunikanmu. Apa saja itu?
Kalau kamu sudah mulai tahu keunikanmu dan terus upgrade skill, sekarang saatnya cari wadah profesional yang bisa bantu kamu berkembang. Salah satunya adalah Inavoice, voice over agency di Indonesia yang mewadahi VO talent dengan berbagai karakter suara dan gaya.
Dengan menjadi talent Inavoice, kamu bisa bertemu dengan klien-klien dari berbagai industri, belajar dari project nyata, dan mendapatkan exposure yang lebih luas. Selain itu, kamu juga bisa memperkuat portofolio dengan dukungan profesional dari tim agensi.
Ingat, industri voice over sudah dipenuhi oleh bakat-bakat luar biasa. Setiap harinya, selalu ada talent baru yang jadi pesaingmu. Karena itu, jadi “cukup bagus” saja tidak cukup. Kamu harus bisa menunjukkan siapa kamu, apa yang bikin kamu beda, dan kenapa kamu pantas dipilih.
Jadi, yuk, jangan jadi voice over talent yang biasa-biasa aja. Karena YOU DESERVE BETTER, upgrade terus dirimu, dan tunjukkan potensi terbaikmu bersama Inavoice!