Sebagai salah satu digital voice over agency dan audio marketplace terdepan dan terbesar di Indonesia, Inavoice tidak hanya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan voice over dan berjualan background musik saja. Mengerjakan voice over Indonesia ataupun internasional merupakan pekerjaan utama kami, dan ini yang menjadi tulang punggung kami berdiri sampai saat ini. Namun kami percaya dan menyadari bahwa setiap anggota Inavoice membutuhkan food for soul bagi dirinya sendiri. Food for soul menurut kami adalah kegiatan yang dilakukan atas dasar kecintaan dan dilakukan dalam rangka penyaluran kreatifitas yang meluap-luap. Pertimbangan untuk menyediakan food for soul bagi anggota Inavoice inilah yang membuat kami berjumpa pertama kali oleh Flukey Mate.
Flukey Mate adalah Duo musisi dari Jogja yang berada di bawah label Abakura Records. Mereka baru saja merilis single berjudul Little Angel dan bisa dikatakan bahwa mereka baru memulai karirnya ditengah pandemi covid-19. Flukey Mate dipunggawai oleh Feno Gunara Abidin yang memegang alat musik gitar dan Restu Krisna yang memegang alat musik bass. Inavoice dan Flukey Mate dapat dikatakan berkembang bersama, kami merupakan teman seperkumpulan dan sering membantu satu sama lain di setiap pekerjaannya. Melihat ide dari salah satu teman kami yang ingin menyelenggarakan live recording session, dan melihat bahwa Flukey Mate juga sedang membutuhkan promo untuk single barunya, maka bak gayung bersambut, Inavoice (Department Music Production) dan Flukey Mate memutuskan untuk merekam live session recording.
Betul adanya bahwa Inavoice juga memiliki Department Music Production, yang mana pekerjaan sehari-harinya adalah memproduksi musik seperti brand id / sonic logo, hymne, jingle, mars, commercial, sound design, dan backsground music untuk kebutuhan video digital. Kami memang terbiasa dengan pola-pola produksi audio, namun menyelenggarakan live session recording selalu menjadi tantangan tersendiri dan selalu menyenangkan. Tantangan tersendiri seperti kondisi cuaca, penggunaan alat yang akan digunakan untuk merekam, berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain, dan banyak hal lain yang harus dibicarakan ketika merancang rencana di tahap pra produksi.
Berkolaborasi tentu saja harus menggabungkan beberapa kepala untuk dapat mencapai tujuan bersama. Itulah asiknya berkolaborasi. Toh pada awal perencanaan produksi ini, kami selalu berpikir bahwa kegiatan ini merupakan food for soul bagi Inavoice, sehingga berat dan kesulitan yang dihadapi tidak akan begitu terasa. Berkolaborasi merupakan hal yang tidak salah. Di era digital saat ini, tentu anda tidak asing dengan hal ini. Kita sering melihat content creator digital berkolaborasi satu dengan yang lainnya agar berbuah baik bagi content creator tersebut. Begitu pula dengan Inavoice dan Flukey Mate, yang kami percayai adalah kami dapat mengasah kembali kemampuan dalam hal sound field recording yang sudah jarang kami lakukan, dan tentunya membantu Flukey Mate semaksimal mungkin untuk bisa memproduksi konten digital yang mereka juga inginkan.
Mungkin sebagian dari anda akan bertanya, mengapa Flukey Mate? Mengapa bukan artist lain? Menurut kami, Flukey Mate memiliki jenis musik yang tak banyak dimainkan oleh artist lain. Musik yang mereka ciptakan mengingatkan kami pada musik di era 50s - 70s yang sudah jarang dibuat oleh musisi lain. Pilihan instrument yang mereka gunakan dalam musik yang mereka ciptakan juga tidak terlalu banyak, sehingga ini turut mempermudah proses produksi dan pasca produksi nya. Selain alasan tersebut, Flukey Mate turut berkontribusi dalam perkembangan Inavoice hingga saat ini, maka dari itu, untuk menjaga simbiosis mutualisme yang telah tercipta, kami memutuskan untuk membuat project ini bersama.
Kami memulai tahap pra produksi pada awal Oktober. Di tahap pra produksi ini, kami mulai mengatur budgeting, pencarian lokasi, alat apa saja yang akan digunakan, baik alat perekaman audio dan video, instrument apa saja yang akan digunakan, brainstorming ide video dan teknsi produksi, hingga ke hal-hal yang lebih teknis seperti tone references untuk mastering audio, ataupun reference color grading video. Dari tahap pra produksi yang cukup singkat, kami memutuskan untuk melakukan produksi pada tanggal 11 dan 12 Oktober 2020, dan berlokasi di salah satu resto terkemuka di Jogja. Benar saja, hal-hal yang dapat menghambat jalannya produksi yang telah kami bicarakan pada saat pra produksi terjadi. Hal-hal seperti hujan, pemadaman listrik dan produksi yang overtime karena force majeure menyebabkan sedikit kendala. Tentunya, dengan pra produksi yang matang, setiap kendala dapat diselesaikan, dan pada akhir hari semua produksi dapat diselesaikan dengan maksimal.
Untuk melakukan live session recording dan tidak berada di dalam studio (field recording), kami membawa alat perekaman portable yang kami miliki, seperti Audio Interface Tascam 16x08, 2 microphone ambience, 2 microphone vocal, dan 2 microphone untuk merekam ampli gitar. Semua ini dilakukan untuk menciptakan ambience perekaman yang disesuaikan dengan tempat perekamannya. 2 Microphone vocal yang kami gunakan adalah Shure SM 7B, microphone dynamic ini kami gunakan karena mampu meredam noise / less sensitive bila dibandingkan dengan microphone condenser. Shure SM 7B memiliki frequency response yang cukup low dan mid, vocal yang dihasilkan akan bold dan tidak terkesan muddy. Dalam beberapa kesempatan, Microphone ini juga telah digunakan oleh beberapa artist untuk merekam suaranya seperti Michael Jackson, dan beberapa artist lainnya.
Setelah produksi selesai dilakukan, tibalah Inavoice melakukan proses editing, mixing, dan mastering untuk project food for soul ini. Proses mixing dan mastering ini kami lakukan di studio kami dan tentunya juga melibatkan tim dari Flukey Mate untuk terus memberikan arahan akan gambaran sound yang mereka inginkan. Kami melakukan proses editing, mixing, dan mastering hanya dalam waktu 3 hari. Cepatnya proses ini juga dikarenakan tim Flukey Mate yang mau cooperatif dalam setiap pengambilan keputusan. Karena ini merupakan project kolaborasi, kami sadar bahwa setiap langkah yang kami ambil sebaiknya merupakan keputusan bersama.
Pertanyaan yang paling mendasar dari setiap pembaca blog ini adalah, apakah keuntungan yang diambil oleh inavoice? Kalau ada, berapa jumlahnya? Seperti yang telah kami jelaskan di atas, project produksi live recording session ini merupakan project kolaborasi antara musisi dengan Inavoice (khususnya divisi Music Production). Keuntungan yang kami dapatkan hanya 2, yaitu pemenuhan food for soul, yang mana kami perlu refresh kreatifitas kami setelah selama ini selalu mengerjakan pekerjaan voice over dan pembuatan background music. Dan satu keuntungan lainnya adalah mempererat relasi yang telah terjalin baik antara Inavoice.com, Abakura Records, dan Flukey Mate.
Kami menyadari bahwa setiap manusia membutuhkan food for soul to keep their sanity. Setidaknya hal itulah yang mendasari keputusan kami untuk berkolaborasi dengan Flukey Mate. Untuk menonton hasil produksi musik yang kami kerjakan, silahkan menuju link ini. Selamat menikmati.