Updated: 8 Sep 2022     Author: Jatmiko Kresnatama     Comments: 0     English   |   Bahasa

Brand Voice: Definisi, Manfaat, dan Kiat Membuatnya

  1. Home
  2. Voice Over Blog
Dalam pertempuran brand, kamu tentu ingin membuat kesan yang long last pada pelanggan – baik yang sudah ada maupun yang potensial. Menciptakan brand voice khas dengan benar adalah bagian penting ketika menciptakan brand yang unik dan kuat.
 
Dan penelitian menunjukkan bahwa pelanggan benar-benar memperhatikan apa yang membuat sebuah brand tertentu bisa menjadi menonjol di berbagai kanal marketing, khususnya media sosial:
 
40% mengatakan: konten yang mudah diingat
33% mengatakan: kepribadian yang berbeda
32% mengatakan: penceritaan yang menarik
 
Voice branding bisa mencakup ketiga basis tersebut – kalau kamu melakukannya dengan benar, dibantu oleh voice over talent yang tepat.
 

Apa itu brand voice?

Brand voice adalah kepribadian dari brand kamu; cara unik sebuah brand untuk menyajikan pesannya kepada dunia. Hal tersebut harus berjalan secara konsisten melalui semua komunikasi yang ada (media sosial, situs web, posting blog, email, iklan) tidak peduli siapa yang menangani kanal yang mana, dan hal tidak boleh berubah.
 
Misalnya, perusahaan yang menjual streetwear akan mengadopsi “suara” dengan bahasa gaul perkotaan yang lebih banyak daripada perusahaan yang menjual pakaian outdoor, dan satu produsen mobil keluarga akan berbicara dengan brand voice yang berbeda dari produsen mobil sport yang mahal.
 

Kenapa brand voice penting?

Semua orang termasuk kamu pasti ingin perusahaanmu survive. Untuk menempuh tujuan tersebut, tentu diperlukan tujuan yang berbeda, dan banyak kepribadian. Kamu ingin pelanggan mengenal, mencintai, dan tetap setia pada kepribadian perusahaanmu, seperti layaknya teman lama, dan teman lama umumnya tetap konstan; mereka tidak memotong dan mengubah kepribadian mereka atau melakukan hal-hal yang tidak terduga. Jadi, kamu perlu membuat pesan brandmu konsisten dan dapat diulang sehingga pelanggan terus tahu dan menyukai tentang yang kamu lakukan – inilah yang dilakukan oleh brand voice.
 
Di dunia digital yang bergerak cepat, logo, identitas visual, dan produk memiliki kemampuan untuk membuat bisnismu menonjol hanya untuk waktu yang lama. Konten yang ditulis dengan baik yang mengekspresikan brand bisa membuatnya tetap menjadi sorotan selama mungkin. Untuk melakukan ini, diperlukan perhatian yang sama dari tim content marketing yang dihasilkan oleh tim yang lain untuk semua aspek dari brand yang kamu punya.
 

Apa perbedaan antara brand voice dan tone?

Kamu pasti tahu kepribadian teman lamamu: Bagaimana perasaan dan reaksi mereka terhadap sesuatu; apa yang membuat mereka tertawa; apa yang membuat mereka menangis; bagaimana mereka menjalani hidup mereka. Tetapi kamu juga tahu bagaimana mereka menanggapi peristiwa kehidupan, mengatakan hal-hal yang berbeda dalam situasi yang berbeda: Di pesta, di tempat kerja, dengan orang tua, dengan anak-anak, dalam krisis, di pemakaman. Ini adalah nada mereka, yang mereka sesuaikan dengan setiap situasi, sedangkan kepribadian mereka tetap sama.
 
Saat kamu menerapkan analogi ini pada brandmu:
 
Brand Voice: Adalah kepribadian perusahaan. Hal ini harus konsisten di semua marketing channel dan tidak berubah.
 
Brand Tone: Adalah respon emosional dari brand voice. Kamu membuatnya sesuai dengan situasi yang kamu komunikasikan atau tulis. Ini menunjukkan bahwa kamu memahami apa yang dirasakan audiens targetmu, dan bisa berempati dengan tepat.
 

Tips untuk membuat brand voice yang kuat

Jangan takut memberi brandmu kepribadian yang besar: pastikan itu unik dan menarik bagi target audiens. Brandmu akan menyampaikan kepribadian itu dimanapun ia berbicara, seperti:
  • Periklanan (online, TV, bioskop, radio)
  • Situs Perusahaan
  • Postingan media sosial
  • Komunikasi internal
  • Email
  • Video
  • Buletin
  • Siaran pers dan PR
  • Di dalam gerai
 
Berikut cara melakukannya:

1. Sejajarkan brand voice dengan pernyataan misi dan nilai inti dari perusahaan

Mulailah dengan hal ini, karena ini mendefinisikan ciri-ciri kepribadian brand sesuai dengan yang kamu mau. Identifikasi potongan kosakata dan frasa tertentu yang bisa kamu rujuk untuk berbicara dengan pelanggan.

2. Jadilah otentik

86% konsumen mengatakan bahwa keaslian adalah faktor kunci ketika memutuskan brand apa yang mereka sukai dan dukung. Penting untuk tetap setia secara emosional pada ekuitas brand dan penawaran inti saat kamu mengembangkan brand voice, daripada mencoba menyesuaikan diri dengan tren singkat. Jangan lupa bahwa naskah voice over juga menjadi faktor besar yang akan menentukan authenticity dari brand voice yang akan kamu bangun.

3. Audit brand voice milikmu saat ini

Kamu akan memiliki metode sendiri untuk berkomunikasi dengan target audiens yang kamu tuju. Tinjau setiap aset dan temukan data dari performa terbaikmu, khususnya likes dan interactions. Analisis mengapa kedua hal tersebut bisa beresonansi dengan audiens:
  1. Apakah mereka berbicara dengan bahasa target audiens?
  2. Seberapa cocok mereka dengan tujuan dan nilai brand?
  3. Apakah mereka memiliki tema dan fitur yang sama?
  4. Apakah mereka memanfaatkan tren atau zeitgeist?
  5. Apakah mereka lebih menarik atau ditulis lebih baik?
  6. Bisakah mereka ditingkatkan lebih jauh?
  7. Aspek sukses mana yang dapat direplikasi di brand voice lainnya?

4. Identifikasi target audiens

Kamu tidak akan menggunakan bahasa gaul jalanan untuk menjual sebuah tangga ke orang-orang pensiunan, dan kamu tidak akan menggunakan frasa dari tahun 1980-an untuk menjual skateboard kepada remaja hari ini. Kamu harus mengidentifikasi audiens targetmu terlebih dahulu sehingga bisa memilih bahasa yang sesuai dengan mereka, dan membuat orang merasa brandmu cocok untuk mereka.

5. Ciptakan “Buyer Persona”

Setelah Anda mengetahui siapa audiens target Anda, Anda dapat membuat persona pembeli. Ini adalah karakter fiktif, tetapi mereka diambil dari data riset pasar Anda sebagai pelanggan biasa. Mereka berpengaruh dalam membantu Anda menciptakan suara merek yang tepat yang akan menarik bagi mereka. Memikirkan tentang:
  1. Seperti apa pembelinya?
  2. Apakah mereka menyukai konten yang lebih serius atau lucu?
  3. Apakah mereka mendengarkan influencer?
  4. Apakah mereka menyukai konten pendek atau panjang?

6. Lakukan survei pada target audiens

Ada cara yang sangat sederhana untuk mengetahui apa pendapat audiens targetmu tentang brand voice yang kamu punya: Tanyakan langsung kepada mereka.
 
Cobalah menanyakan hal berikut tentang brand voice:
  1. Bagaimana kamu menggambarkan [brand kami]?
  2. Seperti apa suara [brand kami], jika itu adalah seseorang?
  3. Apakah kamu merasa nada suara kita sudah sesuai?

7. Buat panduan sederhana untuk brand voice

Bagian ini merupakan catatan berisi pedoman brand yang akan menjadi kitab suci lintas departemen yang ada di perusahaan, untuk memastikan setiap orang berkomunikasi secara konsisten dalam brand voice yang sama.
 
Presentasi brand yang konsisten bisa meningkatkan pendapatan sebesar 33%.
 
Dalam panduan tersebut, buat protokol untuk menulis semua aset komunikasi dan pastikan semua orang memiliki akses yang mudah ke sana. Ada baiknya juga menjalankan satu atau dua sesi pelatihan tentang penggunaan brand voice untuk pembuat konten internal dan jarak jauh.
 
Kami menyarankan kamu memilih antara 3 sampai 5 karakteristik utama yang ingin disampaikan oleh brand voice yang akan dibuat. Jelaskan apa yang kamu maksud, kemudian lanjutkan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dan beberapa contoh praktik terbaik, sehingga penulis tahu persis apa yang kamu inginkan, seperti pada contoh di bawah ini:
 
Kamu juga bisa dapat membuat kerangka nada, sehingga brand voice bisa muncul dalam konteks apa pun, misalnya:
 
Komunikasi media: Berwibawa, ringkas, jelas, dan ahli
Komunikasi media sosial: Menyenangkan, lucu, santai, berempati, menggunakan emoji dan GIF

8. Review dan adaptasi dengan waktu

Bahasa dan komunikasi berkembang pesat; apa yang terdengar cerdas dan lancang dua tahun lalu mungkin terdengar kuno hari ini. Bersiaplah untuk meninjau brandmu secara teratur, mungkin setahun sekali, saat melakukan rebranding produk atau layanan atau saat Strategi Pengalaman Pelanggan perusahaan berubah arah.
 

Contoh brand voice yang hebat

McDonald’s

Sebagai gerai resto fast food legendaris dengan hampir 35 ribu restoran di hampir 100 negara, McDonald’s tetap setia mem-branding diri mereka sebagai restoran yang “family friendly” dan “inklusif”
 
Di Indonesia, sempat ada kesan bahwa McDonald’s adalah makanan mahal yang hanya bisa dikonsumsi oleh orang-orang dengan ekonomi menengah ke atas. Tapi semakin hari, dengan semakin membaiknya kondisi ekonomi di Indonesia, mereka sukses mematahkan stigma tersebut, dan menjadi salah satu tujuan favorit bagi siapapun yang ingin menikmati makanan cepat saji yang terjangkau dan enak.
 
Salah satu contoh campaign McDonald’s yang sukses adalah video berikut:   
 
 

Go-Jek

Sebagai salah satu perusahaan unicorn di Indonesia, dan menjual “keaslian” sebagai karya anak bangsa, GoJek menjadi salah satu pionir bagaimana komunikasi dan branding suara adalah hal yang krusial sebagai salah satu alat pemasaran mereka, khususnya di media sosial.
 
Bahasa kasual yang digunakan sehari-hari, dan konsep iklan yang sangat relevan dengan para pemakai gadget saat ini (Millennials, Gen Z), ditambah dengan konsistensi mereka ketika “bersuara” lewat sonic branding, dan voice brand membuat GoJek dengan mudah menjadi salah satu brand terbaik yang ada di Indonesia. 
 
Berikut salah satu contoh video dari GoJek:
 
 
 
*****
 
Buat brand voice perusahaanmu terdengar lebih menonjol di antara kebisingan brand lain yang berlomba untuk menciptakan hal serupa. Hal tersebut penting untuk membantu pelanggan berhubungan dan mengingat brand yang kamu punya. Tentu kamu akan mulai memikirkan soal memakai jasa voice over untuk menjadikan brand voice milikmu sebagai yang terdepan.
 
Kalau masih tidak punya tujuan untuk memulai semua, kami di Inavoice voice over agency siap membantu menunjukkan cara yang kamu bisa!
 
Always remember, You deserve better.