“Semua menjadi lebih baik ketika kita mengerti hal basic tentang apa yang kita sukai” - Adhi.
Cukup aneh memang menggunakan quote dari salah satu Co-Founder kami untuk mulai menulis tulisan mengenai contoh voice over dan fungsinya pada produk audio visual. Namun quote tersebut sangat menancap di kepala, dan lebih baik dijabarkan pada penulisan kami saat ini.
Inavoice saat ini sedang berjuang pada industri voice over Indonesia. Kami sadar betul bahwa trend menjadi freelance voice over melonjak dan mulai berkembang sejak tahun 2015. Dari dasar pemikiran inilah, maka Inavoice.com berdiri untuk menjadi medium yang membawa ide-ide segar tentang bagaimana seharusnya industri voice over untuk berkembang menjadi lebih baik lagi.
Berkembang lebih baik, atau menjadi lebih baik tentunya membawa dampak pada pemilihan konten-konten yang disajikan oleh Inavoice.com. Bila voice enthusiast melihat dengan seksama, tentunya kami selalu mencoba memberikan yang terbaik melalui tulisan blog yang kami berikan.
Namun kami sering luput dalam memahami apa yang dibutuhkan pasar, baik untuk kebutuhan voice over talent sendiri, atau untuk kebutuhan client yang akan menggunakan jasa kami. Kami sering luput dalam memberikan konten yang tepat untuk pijakan menambah informasi pada industri voice over. Untuk itu, quote dari salah satu Founder yang kami tuliskan pada paragraph pertama, akan menjadi landasan berpikir ulang kami dalam menuliskan artikel saat ini.
Kami selalu beranggapan bahwa semua orang pasti sudah memahami apa itu voice over, sudah mengerti bagaimana contohnya, dan apa fungsinya. Kami memang sering menuliskannya dalam blog artikel kami, namun kami rasa kami butuh untuk memberitahukan secara lebih detil mengenai hal ini dalam artikel.
Dalam artikel ini kami akan membahas tentang contoh dan fungsi voice over pada produk audio visual. Kami akan memulainya benar-benar dari dasar, yaitu dimulai dari definisi voice over untuk produk audio visual.
Definisi voice over untuk produk audio visual secara general adalah salah satu variable audio dalam produk audio visual yang mana berbentuk rekaman suara narator membacakan naskah yang telah ditulis oleh scriptwriter dan berfungsi untuk menyampaikan pesan.
Dari definisi ini, kita mengetahui bahwa voice over hanyalah salah satu variable audio saja karena seperti yang kita ketahui, dalam sebuah produk audio visual ada banyak sekali variable audio di dalamnya. Seperti Background music, sfx, fooley fx, dan sebagainya. Namun variable voice over ini memiliki fungsi vital, yaitu menyampaikan pesan.
Menyampaikan pesan tentunya sangat bisa dilakukan baik oleh audio ataupun visual. Menyampaikan pesan melalui visual tentu cukup menantang karena referensi visual dari setiap orang berbeda-beda. Setiap orang belum tentu sama ketika menerjemahkan pesan dalam bentuk visual, tetapi dengan bantuan variable voice over yang sebelumnya naskahnya telah ditulis oleh scriptwriter, maka penyampaian pesan akan lebih mudah dan terarah.
Penyampai pesan atau pembaca naskah yang telah ditulis disebut sebagai voice over talent. Seperti yang telah kita tuliskan dalam artikel sebelumnya, voice over talent merupakan salah satu pekerjaan dalam scope kategori pekerjaan narator. Voice over talent bisa disebut berada dalam kategori tersebut karena tidak tampil di depan layaknya orator, hanya suaranya saja yang terdengar membacakan naskah.
Voice over talent memiliki fungsi krusial disini, dimana dia harus mampu berperan atau memberikan nyawa pada naskah yang dibacakan. Ingat, setiap produk audio yang tercipta harus bisa ‘mempermainkan’ theater of mind para pendengar. Dengan mampu menjangkau theater of mind para pendengar maka pesan akan lebih mudah disampaikan dan berujung pada stimulasi engagement yang tinggi pada produk audio visual tersebut.
Dari definisi yang telah disampaikan di atas, maka kita bisa menyebut bahwa produk audio yang berupa hasil perekaman naskah yang dibacakan oleh voice over talent disebut sebagai voice over. Produk voice over ini biasanya ditempatkan pada produk audio visual seperti video iklan, company profile, dsb.
Proses penempatan voice over pada produk audio visual tidak lipsync, dan biasanya hanya ditentukan oleh timecode dari sutradara ataupun editor video. Timecode biasanya dituliskan untuk menjaga durasi voice over tidak melebih video yang sudah diproduksi. Ingat, membacakan naskah dengan guidance timecode sangat berbeda dengan lipsync.
Tentu berkembangnya industri voice over di Indonesia dengan cepat dan tepat membawa dampak baik positif maupun negatif. Dampak positif yang sangat terlihat adalah kini setiap orang sudah mengerti bahwa Industri voice over exist, dan tidak kesulitan untuk mencari pengisi suara voice over untuk produk mereka.
Dampak negatifnya adalah, belum semua betul-betul memahami bahwa voice over merupakan sebuah produk turunan dari narator, yang mana dalam kategori tersebut terkesan mirip-mirip satu dengan yang lainnya.
Dari hal ini, banyak orang yang masih menyamakan voice over sama dengan dubbing. Padahal skill set yang harus dibangun untuk menjadi seorang dubber dan voice over talent sungguh berbeda. Tidak semua dubber bisa menjadi voice over talent, dan begitu pula sebaliknya.
Memang betul bahwa dubber dan voice over talent sama-sama mengisi suara, tapi dari tujuannya, dari cara membaca naskahnya, dan dari berbagai aspek lainnya voice over tidak dapat disamakan dengan dubbing.
Pergeseran makna voice over bisa menjadi boomerang bagi pelaku industri voice over. Inavoice.com sangat mengapresiasi baik komunitas, dan segenap orang yang telah turut membantu untuk meluruskan makna voice over agar bisa lebih dimengerti oleh masyarakat.
Dalam artikel ini, kami mencoba menjelaskan mengenai apa makna sebenarnya dalam menggunakan voice over pada sebuah produk audio visual. Kami akan mencoba memberi contoh, dan fungsi voice over melalui produk audio visual yang sudah ada. Mari kita telaah lebih lanjut mengenai contoh voice over dan fungsinya pada produk audio visual.
Untuk menjelaskan contoh dan fungsi voice over pada produk audio visual, kami akan mencoba memberikan contoh beberapa produk audio visual yang menggunakan voice over disesuaikan dengan fungsinya. Berikut adalah contohnya :
Fungsi voice over salah satunya adalah menjadi brand id dari sebuah produk ataupun jasa yang ditawarkan. Apa sih brand id itu? Brand id bisa disebut sebagai identitas brand yang tertanam dalam kepala konsumer. Mulai dari logo, colorway perusahaan, bahkan sampai pemilihan voice over talent untuk memerankan konten digital atau produk audio visual dari brand tersebut.
Biasanya pemilihan voice over talent pada sebuah produk audio visual ditetapkan melalui kedekatan karakter suara dengan target segmentasi pasar. Bila produk atau jasa bersegmentasi anak muda, biasanya akan menggunakan suara yang cheerful, dan berintonasi mid up dan juga berlaku sebaliknya.
Biasanya, sebuah perusahaan yang baik akan menggunakan voice over talent yang sama untuk setiap produknya. Voice over talent tersebut harus mampu memerankan karakter sebuah perusahaan yang ingin dibangun lewat suaranya. Mari kita tengok sebuah contoh voice over yang paling tepat untuk mewakili brand id ini.
Dari contoh di atas, kita bisa menemukan bahwa identitas yang ingin dibangun oleh rumah makan tersebut adalah resto anak muda. Hal ini terlihat dari pemilihan suara voice talent yang membacakan naskah, background musik, dan pilihan transisi editing videonya.
Sudah menjadi barang tentu bahwa voice over dalam audio visual digunakan untuk melakukan promosi? Hal ini bisa kami sampaikan karena sampai saat ini banyak yang menyalahartikan bahwa voice over hanya digunakan untuk promosi saja. Padahal fungsi voice over lebih dari itu.
Mayoritas produksi voice over yang dilakukan di Indonesia adalah untuk melakukan promosi. Mulai dengan tujuan untuk meningkatkan awareness produk atau jasa, hingga meningkatkan tingkat penjualannya. Tak salah memang, karena banyak produk audio visual memang dibuat untuk tujuan komersial.
Contoh voice over yang biasanya digunakan untuk promosi adalah, company profle, tvc, radio ads, dan digital ads. Banyak sekali contoh yang tepat untuk menggambarkan fungsi voice over dalam promosi. Mari kita lihat salah satunya contohnya.
Dari contoh di atas, kita bisa menemukan bahwa voice over dilakukan untuk mempromosikan event awarding yang akan dilaksanakan oleh eCommerce tersebut. Pemilihan voice over talentnya cukup tepat untuk mewakili segmentasi ‘anak muda yang berwibawa’, ini terlihat dari pemilihan voice over talent bersuara berat namun untuk membacakan naskah dengan intonasi middle up.
Voice over juga digunakan dalam produk-produk audio ataupun audio visual yang erat keterkaitannya dengan edukasi. Edukasi tak melulu tentang jenjang pendidikan dalam sebuah institusi, namun pengertiannya jauh lebih luas dari itu.
Pasti teman-teman pernah menemukan voice over dalam bentuk eLearning (seperti listening test TOEFL, video edukasi internal perusahaan, video training perusahan, dsb), pembacaan naskah pada film dokumenter, voice over for infographic videos, dsb. Hal tersebut adalah contoh voice over yang memiliki fungsi edukasi di dalamnya. Mari kita tengok salah satu contohnya.
Dari contoh voice over pada produk dokumenter ini, kita dapat melihat bahwa fungsi voice over dalam bentuk edukasi sangat terlihat jelas. Voice over talent membacakan naskah yang memaparkan data dan fakta, tidak bermaksud untuk melakukan promosi dengan target-target penjualan tertentu.
Dengan mengetahui esensi, pergeseran makna, juga contoh dan fungsi voice over pada sebuah produk audio visual, diharapkan voice enthusiast mampu mengerti lebih dalam lagi mengenai urgensitas voice over pada produk audio visual anda. Voice over harus mampu mendistribusikan pesan sesuai dengan fungsi-fungsi yang telah dituliskan di atas.
Urgensitas ini berbanding lurus dengan keputusan anda dalam melakukan pemilihan voice over talent yang tepat, penyusunan naskah, intonasi apa yang akan digunakan ketika membacakan pesan, emphasis pada naskah, dsb. Kami berharap dengan penjelasan kami yang cukup mendetil ini mampu memudahkan anda yang sedang dalam proses pembuatan produk audio visual agar mampu mencapai tujuan anda. Sampai bertemu pada artikel Inavoice selanjutnya.
Referensi :
Wikipedia - Voice Over
Klik icon di atas untuk mengunduh artikel dalam bentuk pdf.