Updated: 22 Apr 2021     Author: Jatmiko Kresnatama     Comments: 0     English   |   Bahasa

Membicarakan Perkembangan Podcast Indonesia Bareng Om Rane

  1. Home
  2. Podcast Blog

Membicarakan mengenai perkembangan podcast Indonesia, tentu kita tidak dapat melepaskannya dari sosok yang akan kita interview ini. Namanya Om Rane dari Podcast Suarane dan Podcast Kepo Buku, seorang empu yang sudah mulai membuat podcast dari tahun 2006. Salah satu podcaster awal di first wave podcast ketika masuk di Indonesia. Oiya, Om Rane juga seorang blogger aktif. Tulisannya bisa ditemui di suarane.org.

Perkembangan Podcast Indonesia sungguh menarik untuk disimak. Bukan karena akhir-akhir ini baru mulai booming lagi, namun lebih karena ada perbedaan yang sangat signifikan dari jaman dulu hingga sekarang.

Kami berupaya untuk tidak selalu memberikan informasi mengenai voice over indonesia saja. Kami berharap kami mampu memberikan informasi yang menyeluruh pada industri perekaman suara. Tak terkecuali podcast dan seluruh informasi yang terkandung di dalamnya.

Untuk itu, maka Inavoice merasa sangat tepat untuk mewawancarai salah satu pelopor podcast di Indonesia ini untuk mengerti bagaimana perkembangan podcast di Indonesia dilihat dari sudut pandang sejarah produksi, dan distribusinya. Apakah ada perbedaan? Yuk baca interview kami dengan om Rane.

Perkembangan Podcast Indonesia Menurut Salah Satu Podcaster Senior Indonesia.

1. Kapan Om Rane Mulai Membuat Podcast?

Saya mulai sekitar tahun 2006. Saya mulai podcast saat tengah booming di dunia, khususnya di Amerika. Tapi waktu itu belum marak di Indonesia. Podcast Indonesia masih bisa dihitung dengan jari. Podcaster masa awal ketika itu kebanyakan mahasiswa Indonesia di luar negeri atau orang yang kerja di bidang teknologi informasi. Mereka kebanyakan terekspose ke podcast melalui Apple dan teknologi iTunes yang memang belum popular di Indonesia.

2. Kapan dan Bagaimana Om Rane Mulai Mengenal Podcast?

Saya sudah jadi pendengar podcast sejak pertama kali trend podcast muncul di 2004. Waktu itu saya mengasuh acara teknologi di salah satu radio internasional di Singapura. Karena itu saya selalu mengikuti perkembangan teknologi untuk acara saya. Di situ pertama kenal podcast. Setelah itu juga memperkenalkan podcast di radio tempat saya kerja, lalu di 2006 tertarik bikin podcast pribadi.

3. Kenapa Om Rane Bisa Suka Dengan Dunia Podcast?

Sebagai orang radio lama, podcast buat saya adalah teknologi yang memberi nafas baru buat radio. Dulu kami diajarkan bahwa radio adalah medium sekali dengar. Berbeda dengan media cetak yang bisa digunting dan ditempel (istilah kita dulu di clipping), sementara radio kalau sudah lewat ya sudah. Tapi teknologi podcast membuat media radio pun kini bisa di “clipping” dan bisa dikonsumsi orang kapanpun (on demand). Buat saya ini luar biasa memberikan nilai tambah ke radio.
 
Terus dalam perkembangannya, saya makin kepincut dengan podcast karena mendapati medium ini bisa jadi sarana menarik buat orang-orang yang ingin berekspresi melalui medium audio. Persis seperti kita dulu setiap orang bisa berekspresi lewat tulisan dalam bentuk blog, podcast juga bisa tapi dalam bentuk audio.

4. Bagaimana sih Perkembangan Podcast Indonesia? Misal :

• Pada Awal Podcast Masuk Indonesia, Apa Platform Tayangya?

Dulu investasi untuk podcast itu bisa dibilang tidak murah. Harus ada hosting, harus registrasi ke distributor podcast seperti iTunes yang sangat popular waktu itu. Awal-awal saya hanya menggunakan server hosting sendiri, itupun semua harus manual, termasuk harus programming sendiri untuk system distribusinya (kode RSS nya)

 

• Bagaimana Cara Membuat Podcast Pada Awal Tahun Podcast Mulai Populer?

Untuk rekaman dulu kebetulan radio tempat saya kerja di Singapura sudah pakai teknologi digital. Jadi di situ saya menguasai cara editing digital. Terus karena tuntutan pekerjaan sebagai penyiar dan reporter radio, saya juga punya digital recorder. Jadi rekamnya pakai digital recorder dan editingnya pakai software bernama Pro Tools yang popular sekali dulu di kalangan orang radio. Belakangan baru saya mulai pakai audacity (software audio editing open source) yang masih saya pakai sampai sekarang.

 

• Apakah Dulu ada Podcaster Indonesia Lain Selain Om Rane?

Di awal-awal saya podcasting, saya cuma kenal satu orang Indonesia, yakni Mas Boy Avianto. Dialah yang saya duga sebagai podcaster pertama berbahasa Indonesia saat dia tengah kuliah di Jerman. Saya pernah wawancara dia soal podcast untuk salah satu acara teknologi yang saya asuh dan dari situ saya tertarik untuk juga bikin podcast pribadi.

 

• Dulu Aggregator Podcast Paling Terkenal Apa ya Om?

Dulu aggregator yang paling popular itu ya iTunes dari Apple. iTunes inilah yang pertama mempopulerkan istilah podcast di tahun 2005 ketika Steve Jobs mengumumkan akan menambahkan fitur itu di produk iTunes. Yahoo juga sempat punya aggregator podcast, tapi usianya nggak Panjang. Hanya beberapa tahun.

 

• Lebih Mudah Mana Menayangkan Podcast Di Jaman Dulu bila Dibanding dengan Sekarang?

Jauh lebih mudah sekarang. Nggak pernah kebayang ada aplikasi di ponsel yang memungkinkan orang bikin podcast dengan begitu mudah, dan gratis lagi. Dulu semua dikerjakan manual termasuk hosting. Saat itu sudah ada hosting terkenal seperti Lybsin.com. Tapi mahal sekali biaya per bulannya.

5. Kenapa Om Rane Sempat Hiatus dari Dunia Podcast Indonesia?

Kebanyakan sih faktor kesibukan pekerjaan. Jadi saya baru pulang ke Indonesia setelah 5 tahun kerja di Tokyo. Saat itu saya putuskan banting setir dari dunia radio ke dunia digital dalam usia yang sudah cukup tua untuk pekerjaan di bidang itu. Karena itu saya harus catch-up dengan anak-anak yang usianya jauh di bawah saya. Jadi benar-benar tersita. Faktor lain adalah karena saya tidak menemukan penambahan jumlah pendengar. Meskipun saya membuat podcast lebih karena hobi saja, tapi lama-lama frustrasi juga karena jumlah pendengar tidak bertambah.
 
Sebenarnya sempat ada platform yang bagus dan mudah sekali yakni Posterous.com. Saking mudahnya kita cukup kirim rekaman audio lewat email dan langsung akan diupload. Sayangnya layanan mereka tutup di tahun 2013. dan itu faktor yang bikin saya malas kembali ke keribetan bikin podcast yang serba manual lagi.

6. Apakah Ada Perkembangan Podcast yang Signifikan Setelah Om Rane Come Back?

Ada banget! Saya Kembali tahun 2016 karena kangen pada dunia radio. Kebetulan saat itu saya menemukan platform bernama Soundcloud yang bisa jadi hosting untuk podcast saya. Itu saja sudah beda sekali dengan zaman awal saya podcasting. Ketika itu sudah mulai ada beberapa podcast di Soundcloud dan terus berkembang. Jadi semangat lagi deh karena merasa punya banyak teman sehobi. Bahkan kemudian sempat mengajar podcasting dan juga bikin komunitas bersama teman-teman.
 
Baru di 2017 saya ketemu aplikasi ponsel yang namanya Anchor. Di situ makin semangat lagi bikin podcast karena aplikasi itu benar-benar memudahkan kita bikin podcast.
 
Puncaknya yang saya pikir adalah tonggak sejarah kebangkitan podcast di Indonesia, yaitu ketika aplikasi Anchor dibeli Spotify. Makin ramai orang bikin podcast.

7. Menurut Om Rane, Bagaimana Karakteristik Pendengar Podcast Indonesia Zaman Sekarang?

Karakteristik pendengar podcast sekarang rata-rata anak muda kurang lebih antara usia 16 sampai 25 tahunan. Kontennya dan gayanya pun sudah berbeda sesuai dengan segmen mereka. Tapi menariknya sekarang lebih banyak yang mulai tertarik pada format-format yang baru seperti audio drama yang digarap secara serius.

8. Apa Prediksi Om Rane Pada Perkembangan Podcast Indonesia Kedepannya?

Ke depannya saya pikir podcast sebagai medium audio yang akan semakin populer. Podcast seperti yang kita lihat sekarang bakal berevolusi bentuknya tapi tetap fokus ke ”bahan dasar” podcast yakni audio. Mungkin istilahnya pun akan berubah. Audio sendiri beberapa tahun ini mulai berevolusi. Orang mulai terbiasa berkirim pesan lewat audio, misalnya lewat voice note di Whatsapp.
 
Terus saya merasa sudah melihat “bocoran” audio di masa depan lewat beberapa platform. Twitter misalnya membeli platform aggregator/ distributor podcast bernama Breaker dan mereka lebur jadi layanan baru yang disebut Twitter Spaces. Ini logikanya sama dengan nge-twit tapi pakai suara. (Menarik bahwa Twitter sendiri awalnya lahir sebagai platform audio bernama Odeo).
 
Menariknya di saat Twitter Spaces masih di tahap pengembangan dengan user terbatas sekali, tiba-tiba muncul aplikasi jejaring sosial berbasis audio bernama Clubhouse. Mereka mulai populer ketika bos Tesla, Elon Musk ikut menggunakan platform itu. Clubhouse ini intinya adalah media sosial berbasis suara. Di dalamnya orang bebas bikin ruang-ruang atau istilahnya club-club, untuk berdiskusi mengenai berbagai macam hal dengan menggunakan suara. Ini seperti kebangkitan lagi dunia radio yang berbasis jejaring sosial.
 
Podcast sendiri seperti yang kita lihat sekarang ini saya pikir akan terus berkembang. Memang peminatnya akan makin tersaring dan menyisakan hanya orang-orang yang serius, tapi itu akan melahirkan konten-konten bermutu. Karena saya melihat kecenderungan ini di berbagai platform publik lainnya. Dia mulai dengan booming, naik cepat jumlah penggunanya, terus orang mulai bosan, tapi beberapa yang bertahan itu akan melahirkan konten yang lebih bermutu dan lebih terkurasi.

9. Apa Ada Dampak Dari Proses Monetisasi Podcast Kedepannya Om?

Jelas! Tapi monetisasi itu membawa dampak negatif dan positif ya. Buat saya podcast itu harus menekankan pada konten. Nah, masalahnya monetisasi ini menjadi daya tarik yang sangat besar pada orang untuk terjun ke dunia content creator, termasuk podcast. Di sini terjadi percabangan. Di satu sisi ada yang makin semangat bikin konten bermutu untuk dijual. Tapi di sisi lain ada yang lebih mementingkan konten yang sesaat, kontroversial tapi bisa mengundang banyak follower (banyak follower = banyak cuan). Akibatnya kualitas konten jadi pertaruhan.
 
Tapi toh menurut saya itu juga akan terkurasi dengan sendirinya. Di saat orang mulai bosan dengan konten-konten semacam itu, orang akan kembali mencari konten yang lebih berkualitas kok. Buat saya itu sudah hukum alam di dunia content creator.

10. Apa Ada Pesan Bagi Orang yang Membaca Tulisan Ini yang Mungkin Baru di Dunia Podcast Om?

Nggak ada pesan khusus kecuali langsung coba saja kalau ada yang berminat. Sementara buat yang sudah podcasting, saatnya kalian ”naik kelas” dengan memikirkan kreasi dan inovasi konten baru. Podcast itu sifatnya dinamis. Dia akan terus berkembang, dan para podcaster itulah motornya. Kata kuncinya sih menurut saya adalah ”kreativitas!”

 

Nah itu tadi hasil wawancara Inavoice.com dengan Om Rane, salah satu podcaster senior di Indonesia. Apa Voice Enthusiast udah mulai ingin bikin podcast? Atau malah sudah buat podcast tapi masih bingung cara monetize-nya? Semoga artikel ini bisa membawa banyak dampak yang signifikan bagi voice enthusiast yang membacanya ya!

Baca Juga
8 Rekomendasi Podcast Indonesia
4 Cara Membuat Podcast Memiliki Traffic Tinggi
4 Cara Memonitisasi Podcast Secara Mandiri
Cara Membuat Podcast Tayang di Spotify

 


Klik icon di atas untuk mengunduh artikel dalam bentuk pdf.