Updated: 3 Sep 2024     Author: Indah Hikma     Comments: 0     English   |   Bahasa

Suara Medok Tapi Ingin Jadi Voice Over Talent?

  1. Home
  2. Voice Over Blog
 
Table of Content
 
1. Penyebab suara medok pada voice over
2. Tips menghilangkan logat medok dalam voice over
 
 
Pernah nggak sih kamu mendengarkan sebuah iklan dengan logat voice over talent  yang medok? Padahal iklan tersebut ditujukan untuk audiens universal dari berbagai kalangan. Seketika langsung merespon lewat tawa dan kaget, bukan? Pasti yang terbersit di pikiranmu, ‘Kok logatnya medok sih?’
 
Punya logat medok itu sah-sah saja kok, guys. Apalagi kamu telah terbiasa dengan bahasa daerah selama bertahun-tahun, jadi secara otomatis logat itu terbentuk begitu saja. Alhasil ketika berbicara Bahasa Indonesia atau asing jadi ikutan logat daerah alias medok.
 
Meskipun sah-sah saja, kalau kamu ingin jadi voice over talent logat medok tidak boleh diikutsertakan dalam rekaman. Sebab berbagai macam project, seperti iklan, film dokumenter, audiobook hingga korporat harus diucapkan dengan suara, intonasi yang jelas serta menggunakan Bahasa Indonesia asli, tanpa adanya campuran logat daerah.
 
Tapi kalau misal sudah terlanjur punya logat medok, apa bisa diubah? Tepatnya bukan diubah, tetapi bisa switch secara cepat ke logat Bahasa Indonesia asli saat berada di depan microphone. Yuk simak ulasan di bawah ini untuk mempelajari mengurangi suara medok bersama Risa Karmida!
 

Penyebab suara medok pada voice over

Punya bakat public speaking dan ingin menjadi voice over talent. Akan tetapi seringkali tidak percaya diri ketika berbicara dikarenakan berlogat medok. Hal tersebut bukan hal yang aneh ya, sebab wajar saja setiap orang yang tinggal di daerah tertentu memiliki aksen khas yang sulit dihilangkan, sehingga akan berpengaruh ketika mereka berbicara dalam Bahasa Indonesia.
 
Dalam voice over sendiri, berbagai macam project mengharuskan voice over talent memiliki suara yang bagus, intonasi jelas, nada tepat serta sesuai dengan logat Bahasa Indonesia asli. Tujuannya supaya bisa menggaet audiens secara universal dan luas. Namun demikian, salah satu masalah yang seringkali mengganggu dalam voice over adalah logat medok atau suara sengau dari hidung yang sulit dihilangkan.
 
Perihal masalah tersebut Risa Karmida punya analisis  tersendiri tentang penyebabnya, antara lain sebagai berikut:
 

Posisi mikrofon kurang pas

Mikrofon merupakan salah satu perangkat recording yang paling penting. Bukan hanya sekadar berfungsi sebagai pengeras suara, melainkan juga mampu menyaring suara menjadi lebih jernih, sehingga menghasilkan output audio yang berkualitas.
 
Dalam rekaman voice over profesional, posisi mikrofon harus disejajarkan dengan posisi bibir agar suara bisa langsung masuk tanpa harus terganggu oleh suara-suara lainnya di sekitar. Di sisi lain juga membuat suara terdengar lebih jelas.
 
Posisi mikrofon yang kurang pas, seperti misalnya terlalu tinggi atau rendah dari posisi bibir membuat suara terdengar lirih, sengau dan kurang baik. Dengan demikian posisikan mikrofon agar pas di depan bibir kamu, tidak terlalu tinggi atau rendah, tidak juga terlalu dekat maupun jauh.
 

Teknik pernapasan yang salah

Selain bernyanyi, berbicara dalam voice over juga membutuhkan teknik pernapasan yang tepat. Sebelum memulai proses rekaman, biasanya voice over talent banyak melakukan latihan pernapasan sebagai cara untuk memperlancar aliran udara ke dalam paru-paru, sehingga mempermudah dalam menarik serta memproduksi suara.
 
Teknik pernapasan dapat dilakukan sendiri di rumah, seperti memperbanyak olahraga. Ketika telah berhadapan dengan mikrofon di dalam ruangan rekaman, kamu juga bisa melakukan teknik hembus-hirup untuk melonggarkan organ pernapasan serta diafragma, merilekskan diri hingga berlatih pronunciation.
 
Saat voice over talent jarang berlatih pernapasan akan membuatnya mudah engap, terdengar tersendat-sendat dan lebih jauh dapat menghilangkan esensi pesan dalam skrip. Teknik pernapasan yang salah juga berisiko mengeluarkan suara sengau.
 

Ruangan yang tidak ideal

Rekaman voice over sejatinya harus dilakukan dalam booth khusus yang sudah dilengkapi dengan peredam suara serta perangkat mumpuni. Fasilitas tersebut merupakan standard wajib bagi studio voice over profesional manapun untuk menghasilkan output yang berkualitas.
 
Bayangkan saja bila project klien justru dilakukan dalam kamar biasa, di bawah selimut atau bahkan outdoor? Tentu akan ada banyak noise yang masuk, sehingga menimbulkan suara berisik dan kasar. Di sisi lain juga membuat hasil rekaman kurang jernih serta jauh dari kata sempurna.
 

Tips menghilangkan logat medok dalam voice over

Dari pemaparan tiga penyebab suara sengau dan medok di atas, lantas apa yang harus dilakukan untuk meminimalisir atau bahkan menghilangkan logat daerah yang seringkali masih terdengar dalam rekaman voice over?
 
 
Setidaknya ada 3 cara praktis untuk mempelajari mengurangi aksen kental yang membuat voice over kurang profesional. Apa saja?
 

1.  Posisikan posisi microphone

Posisi microphone yang baik adalah tidak terlalu dekat dengan hidung maupun ke bawah. Kemudian beri jarak antara microphone dengan bibir setidaknya satu jengkal agar suara yang keluar bisa lebih bebas, sehingga tidak terlalu tertahan di hidung.
 

2.  Pelafalan yang baik dan benar

Salah satu tujuan dari voice over adalah menyampaikan pesan dalam skrip kepada audiens luas. Maka setiap kata per katanya harus diucapkan secara jelas sesuai dengan aslinya. Hindari untuk mengkorupsi, mengganti atau menambah huruf tertentu yang sebenarnya tidak ada.
 
Contohnya begini:
  • Logat Sumatera seringkali mengganti huruf T dengan K. Misalnya: Empat Ribu menjadi Empa(k) Ribu.
  • Logat Sunda sering mengganti huruf F dan V menjadi P. Misalnya: Favorit menjadi (P)a(p)orit.
  • Logat Jawa Barat juga kerap menambahkan akhir kata A dengan K. Misalnya: Saya(k) mau belanja(k) buah semangka(k) dan nangka(k) hari Selasa (k).

 

3.  Dengarkan rekaman diri sendiri

Kata siapa sih mendengarkan suara sendiri tidak boleh? Justru dalam voice over mendengarkan suara diri sendiri itu penting untuk mengoreksi bagian mana yang salah atau kurang, sehingga nantinya dapat diperbaiki.
 
Sebagai latihan untuk mengurangi logat medok, cobalah untuk mendengarkan suara sendiri kemudian cermati huruf atau kata yang membuat logat terdengar medok. Selanjutnya berlatihlah untuk mengurangi penekanan atau stressing pada kata-kata tersebut.
 
Contohnya dalam kalimat ‘Saya (B)erasal (D)ari (G)unung Ki(d)ul’. Dalam logat Jawa, kerap menekankan pada huruf B, G dan D. Nah, cobalah untuk mengurangi penekanan pada huruf-huruf tersebut agar tidak terkesan berat. Sementara logat Bahasa Indonesia asli lebih ringan dan tidak terlalu tebal.
 

4.  Ruangan yang memadai

Bila ingin menjadi voice over profesional mulailah mengenal studio rekaman. Sebab dalam studio rekaman telah dilengkapi oleh alat peredam yang memadai serta perangkat pendukung yang dapat membuat suara menjadi bagus.
 
Salah satu sebab dari logat medok bisa jadi karena ruangan rekaman yang kurang memadai. Dengan demikian, gunakan ruang rekaman dengan peredam memadai agar bisa menyerap gema dan resonansi yang bisa memperburuk masalah medok.
 

5.  Microphone yang berkualitas

Microphone yang berkualitas ternyata dapat membantu masalah medok. Semakin bagus respon frekuensinya, semakin jernih rekaman yang dihasilkan. Di samping itu, perangkat ini juga mampu meminimalisir distorsi seperti medok.
 
Logat medok yang secara spontan muncul merupakan hal lumrah ketika terlalu sering berkomunikasi dalam bahasa daerah atau tertentu. Apalagi nih ketika kamu tinggal dan besar dalam lingkungan tersebut. Namun demikian, belajar menghilangkan aksen tebal kembali ke diri masing-masing dengan berlatih berbicara secara berulang-ulang dan membiasakan diri.
 
Satu hal lagi yang perlu diingat bahwa kebiasaan berbicara adalah sesuatu yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun. Untuk mengubahnya tentu saja butuh waktu dan effort. Yuk, rekaman di Inavoice dan dapatkan pengalaman rekaman tidak terlupakan!