Updated: 1 Apr 2021     Author: Jatmiko Kresnatama     Comments: 0     English   |   Bahasa

Rate Voice Over Talent : TVC Vs Digital Ads Saat Ini!

  1. Home
  2. Voice Over Blog
Summary : Voice over talent adalah penyampai pesan dalam produk voice over. Rate produk voice over Indonesia ditentukan kemana produk ini akan didistribusikan. Kita harus cerdik dalam menanggapi pergeseran penggunaan media di Indonesia yang tentunya menyebabkan perubahan rate voice over pada voice over talent.
 
 
Keynote dalam Artikel ini :
1. Pemilihan Media dan Implikasinya pada Produk Voice Over Indonesia
2. Growth Digital Media di Indonesia
3. Pergeseran Penggunaan Media di Indonesia
4. Tips untuk Voice Over Talent dalam Pergeseran Dunia Digital
 

Pemilihan Media dan Implikasinya pada Produk Voice Over Indonesia

Tidak dapat dipungkiri, bahwa masyarakat Indonesia memiliki budaya baca yang cukup rendah. Tentunya, rendahnya budaya baca ini berdampak pada berbagai lini, seperti kurangnya informasi yang membangun, cara belajar yang efektif, hingga pemilihan media untuk mendapatkan informasi atau bahkan memberikan informasi dan juga promosi (media sosial merupakan media dengan two way communication).
 
Rendahnya kebiasaan membaca di Indonesia yang cukup memprihatinkan ini tentunya merupakan peluang bagi voice over talent, yang mana untuk mendistribusikan informasi, masyarakat Indonesia lebih tertarik pada media audio dan audio-visual, dan voice over talent merupakan profesi yang terus berkembang dalam kedua media tersebut.
 
Namun bukan berarti untuk menjadi voice over talent anda bisa ikut kedalam arus kebiasaan budaya membaca yang rendah, karena untuk menjadi voice over talent yang baik anda harus sering berlatih membaca dan harus memiliki karakter pada setiap kalimat yang ada pada bacaan apapun yang anda gunakan untuk latihan.
 
Mari kita berpikir secara logis, apa jadinya budaya membaca yang rendah diimbangi dengan perkembangan pertumbuhan voice over talent yang tinggi? Tentunya, hilangnya karakter dan Theater of mind dalam pembacaan voice over. Inavoice.com pernah membahas tentang hal ini, setidaknya dalam blog berjudul Membaca dan keuntungannya pada Perkembangan Skill Voice Over talent kami telah menjelaskan hal ini secara panjang dan lebar.
 
Apa yang diharapkan oleh Inavoice.com adalah setidaknya teman-teman mengerti bahwa ini merupakan hal yang genting, dan karena kegentingan ini cukup tinggi, teman-teman mau setidaknya untuk ‘belajar membaca’. Tentunya belajar membaca disini harus disangkutpautkan dengan term membaca dalam industri voice over, yaitu latihan membaca berintonasi, berjeda, dan tentunya berkarakter.
 
 
Kurangnya minat masyarakat Indonesia pada kegiatan membaca juga berpengaruh pada pemilihan pencarian sumber informasi. Masyarakat Indonesia yang cenderung memilih media lain selain media cetak, cenderung memilih platform digital yang sesuai dengan minatnya.
 

Growth Digital Media di Indonesia

 
Di sini kita bisa melihat bahwa growth platform media digital di Indonesia sungguh mencengangkan. Media digital yang dibalut dalam satu kategori, yaitu kategori social media menjadi pilihan utama Millenial dan Gen Z untuk mencari informasi. Selain dirasa lebih menarik dan informatif, media sosial cenderung menyediakan komunikasi dua arah, yang mana pengguna dari sosial media bisa memberikan tanggapan berupa komen dan like terhadap postingan social media mana pun.
 
Selain itu perkembangan devices yang ada saat ini juga sangat mendukung perkembangan social media yang ada. Mari kita tengok teknologi smart tv yang telah mengalahkan teknologi tv konvensional, perkembangan gadget yang semakin lama semakin memanjakan penggunannya, dan semakin murahnya quota internet untuk mengakses semua hal tersebut.
 
Mari kita membicarakan tentang data dan fakta yang ada di Indonesia. Dari data yang diambil dari penelitian yang dilakukan oleh We Are Social & Hootsuite, total jumlah populasi masyarakat Indonesia sebesar 272,1 juta orang dengan 55% dari total populasi tersebut adalah penduduk urban di kota-kota besar di Indonesia.
 
Dari total jumlah populasi tersebut, 94% masyarakat Indonesia telah menggunakan smart phone, ditambah lagi 66% dari masyarakat Indonesia juga memiliki Laptop ataupun desktop untuk mengakses platform-platform digital seperti yang telah disebutkan di atas. Bisa bayangkan kan betapa massive nya masyarakat Indonesia dalam hal mengakses platform digital tersebut.
 
Hal ini tentunya menambah kesenangan pada digital content creator untuk mengetahui gelombang besar akses informasi dari masyarakat Indonesia.
 
 

Pergeseran Penggunaan Media di Indonesia

 
Dari massivenya data di atas, ada satu hal yang perlu disadari bahwa, masyarakat Indonesia kini telah menggeser kebiasaan menonton televisi untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Masyarakat Indonesia (dan kebanyakan masyarakat di negara berkembang) kini telah memiliki pola-pola kehidupan yang hampir sama dengan masyarakat di negara maju, yang mana lebih mementingkan fleksibilitas dan kecepatan informasi yang dibutuhkan, sehingga pilihan tersebut jatuh pada penggunaan smartphone.
 
Selain itu, smartphone yang dipasarkan di Indonesia kini beragam harganya, mulai dari yang murah hingga yang mahal. Produk yang didistribusikan tentunya telah melewati penyesuaian daya beli masyarakat sehingga hampir seluruh masyarakat Indonesia kini memiliki smartphone. Tv yang dulu menjadi idaman masyarakat Indonesia untuk mendapatkan informasi kini harus menelan pil pahit, bahwa kini ratingnya turun, dan harus mulai menyiapkan back up plan untuk menyiasati hal ini.
 
Diluar dari menurunnya konsumsi tv, menurut penelitian yang sama, 8 jam dari kehidupan masyarakat Indonesia dihabiskan untuk mencari informasi di Internet, dan 3 jam diantaranya adalah mengkonsumsi sosial media. Dan dari seluruh pengguna internet yang ada di Indonesia, 99% diantaranya menggunakan Youtube sebagai platform menonton online video.
 
Perlahan tapi pasti, youtube mampu menggeser kebiasaan menonton masyarakat Indonesia. Youtube yang begitu berkembang saat ini dijadikan pilihan utama karena video atau konten yang disajikan dapat menyesuaikan keinginan dari para penggunanya.
 
Youtube yang semakin berkembang dengan memiliki banyak pengguna menjadi kini menjadi rujukan utama bagi advertiser untuk mengiklankan produk dan jasanya. Sebagai pembuat konten, kini banyak yang mengambil langkah untuk memonetisasi konten-konten youtubenya dengan cara bekerja secara full time sebagai content creator.
 
Bagi para konsumer tidak perlu merasa resah bila disajikan iklan-iklan yang ada, karena youtube selalu memperkirakan iklan apa yang cocok bagi anda disesuaikan dengan history pencarian anda sebelumnya, dan tentunya anda juga memiliki keleluasaan untuk melakukan skip ads.
 

Tips Untuk Voice Over Talent dalam Pergeseran Dunia Digital

1. Rate Voice Over Untuk TVC VS Digital

Dari semua data dan fakta yang telah disajikan di atas, apa yang dapat kita tarik dan kita pelajari sebagai pelaku dibidang industri kreatif, khususnya industri voice over? Pergeseran platform dan gap konsumsi konten dari yang dulunya mengkonsumsi televisi, dan kini mengkonsumsi youtube sebagai asupan utama harusnya menyadarkan kita bahwa kita tidak dapat lagi menempatkan rate voice over untuk TVC dengan harga yang tinggi. Atau setidaknya kita harus merubah pola pikir kita tentang menetapkan rate untuk produk youtube ads.
 
Kini kita jadi lebih mengetahui bahwa mana tools utama marketing saat ini, dan disitulah kita sebagai voice over talent menjadi penyampai pesan utama dari product yang disampaikan. Kita harus jeli melihat ini, karena jargon ‘cuma youtube doang’ kini sudah tidak relevan dengan data-data yang dipaparkan di atas.
 

2. Gunakan Media Digital Untuk Promo Sample Voice Over

Selain itu, dari data yang ada di atas kita bisa menyimpulkan bahwa kanal distribusi apa yang paling tepat untuk digunakan sebagai media promosi kita sebagai voice over talent. Dalam masa seperti saat ini, jargon content is the king merupakan hal nyata.
 
Sebaik apapun anda bekerja, sebaik apapun intonasi dan pengkarakteran anda terhadap narasi yang ada, tetap tidak akan ada orang yang menggunakan jasa anda apabila anda tidak show of di youtube dan social media lainnya. Anda harus memiliki strategi pemasaran yang baik juga di dasarkan kepada data-data yang telah tim inavoice.com sampaikan di atas.
 

Konklusi

Konklusi dari keadaan yang ada saat ini adalah, sebagai voice over talent anda harus mulai mempertimbangkan untuk bersaing dalam ranah dunia digital, khususnya dalam pembuatan konten-konten menarik untuk menunjang promo anda sebagai voice over talent. Selain itu, anda harus mulai mepertimbangkan tentang bagaimana cara anda menetapkan rate bagi pekerjaan content youtube dan social media. Apakah anda setuju dengan hal ini?