Updated: 3 Sep 2024     Author: Indah Hikma     Comments: 0     English   |   Bahasa

Benarkah Voice Over itu Lebih Dari Sekadar Baca Naskah?

  1. Home
  2. Voice Over Blog
 
Table of Content
 
1. Skill Yang Harus Dimiliki Oleh Voice Over Talent
2. Tips Menjadi Voice Over Talent dengan Skill Mumpuni
 
 
Belakangan ini voice over mulai dikenal oleh banyak orang di media sosial. Suara-suara yang ada di balik video berhasil menghibur audiens sekaligus memberikan penjelasan yang mudah dimengerti. Tetapi sebenarnya, praktik voice over sudah ada sejak lama. Contohnya saja suara dubbing untuk animasi, iklan televisi atau radio hingga cerita audio.
 
Pernah tidak kamu memikirkan tentang bagaimana sih proses voice over itu sendiri? Adakah yang berpikir kalau suara di balik voice over adalah hasil dari membaca naskah? 
 
Voice over memang hasil dari membaca naskah yang sudah tertulis, tetapi bukan sekadar membaca saja, ya. Faktanya para voice over talent harus bisa menghidupkan naskah menjadi sebuah cerita. Inilah yang disebut dengan seni olah suara. 
 
Untuk menjadi voice over talent membutuhkan beberapa skill mumpuni agar mereka bisa masuk dalam karakter yang dibawakan. Di sisi lain juga menjadi jembatan bagi audiens untuk menerima pesan secara langsung dengan tepat dan mudah dimengerti. 
 
Pada pembahasan kali ini Risa Karmida akan membawa kamu untuk menyelami skill yang harus dimiliki oleh voice over talent dan tips untuk menjadi best voice over talent. Jadi bukan hanya sekadar membaca naskah gitu. Yuk, langsung ikuti ulasannya berikut ini!
 

Skill Yang Harus Dimiliki Oleh Voice Over Talent

Kalau dibilang voice over talent membaca naskah sih benar, ya. Namun kamu juga harus memiliki skill mumpuni supaya dapat menghidupkan cerita serta menyampaikan pesan di dalam naskah tersebut. Maka dari itu, inilah keahlian yang harus dimiliki oleh mereka. 
 
  • Kemampuan olah vokal 

Olah vokal yang populer di kalangan masyarakat masih seputar tentang menyanyi. Nyatanya, voice over juga masuk ke dalamnya. Keduanya sebenarnya memiliki esensi yang sama, yakni suara. Hanya saja dibawakan dengan pembawaan yang berbeda. 
 
Olah vokal pada voice over lebih kepada kemampuan menyampaikan suatu kata atau kalimat secara jelas. Hal ini juga dibarengi dengan skill mengatur pernapasan, teknik vokal, serta permainan nada sesuai emosi yang dibawakan. Satu kesatuannya akan membentuk suatu cerita atau percakapan yang enak didengarkan serta mampu menyampaikan pesan secara tepat kepada pendengar. 
 
  • Kemampuan akting melalui suara

Bermain peran atau akting erat hubungannya dengan seni peran dalam film atau serial televisi. Akan tetapi jauh sebelumnya, ada sandiwara radio yang lebih dulu merajai panggung hiburan. Hanya melalui  prolog, monolog serta dialog dalam bentuk audio, audiens serasa masuk ke dalam cerita yang disuguhkan. 
 
Bukan hanya sandiwara radio, voice over project lainnya yang juga membutuhkan skill akting untuk membawakan pesan suara sesuai karakter serta emosi. Misalnya saja, akting marah ditunjukkan dengan nada bicara tinggi, tanpa jeda dan cenderung banyak penekanan. Akting meminta maaf ditunjukkan dengan nada bicara rendah, lembut dan penuh rasa bersalah. 
 
Meskipun tidak tampil di depan layar, voice over talent harus mampu menyampaikan emosi serta karakter tersebut melalui suara. Jadi, audiens bisa merasakan emosi layaknya menonton video.
 
  • Mampu mengatur intonasi, tempo dan penekanan

Akting suara harus dibarengi dengan kemampuan mengatur intonasi, tempo dan penekanan yang tepat. Kalimat-kalimat dalam naskah voice over memiliki pesan yang harus disampaikan, sehingga membutuhkan pengaturan intonasi, cepat lambatnya bicara serta stressing
 
Contohnya, tempo cepat biasanya ditunjukkan untuk mengekspresikan rasa terburu, marah dan antusias. Sebaliknya tempo lambat untuk mengekspresikan rasa sedih, iba, serta percakapan biasa. 
 
Kemudian intonasi lebih kepada naik turunnya nada pada kalimat untuk memberikan penekanan, sehingga memiliki arti atau makna yang berbeda. 
 
  • Kemampuan menjiwai karakter

Jika bicara tentang akting, tentu ada yang namanya penjiwaan karakter. Komponen ini menunjukkan suatu sifat serta emosi yang diperankan oleh voice over talent melalui permainan suara. Beberapa contohnya seperti ceria, marah, kecewa, sedih dan lain sebagainya. 
 
Penjiwaan ini harus melalui masa reading, latihan dan mendalami. Nantinya para voice over talent akan seutuhnya menjadi karakter yang diperankan ketika sudah dihadapkan pada naskah dan dapur rekaman. Tidak heran bila beberapa talent akhirnya lekat dengan karakter tertentu. 
 

Tips Menjadi Voice Over Talent dengan Skill Mumpuni

Dengan banyaknya skill yang harus dikuasai oleh voice over talent, sudah pasti mereka tidak hanya membaca naskah. Kemampuan di atas membutuhkan latihan, jam terbang juga belajar dari mereka yang memang sudah ahlinya. 
 
Sebagai bahan untuk pembelajaran, berikut tips untuk menjadi voice over talent dengan skill mumpuni dari Risa Karmida:
 
  • Memahami karakter dan naskah

Sebelum proses rekaman, biasanya voice over talent telah menerima naskah untuk dipelajari terlebih dahulu. Ini kesempatan bagi kamu untuk memahami karakter dan emosi yang ada di dalamnya agar nantinya karakter suara sesuai. 
 
Misalnya, dalam teks tertulis “Buat kamu yang sedang mencari studio rekaman, yuk ke Inavoice aja!” 
 
Teks tersebut menunjukkan suatu iklan, sehingga lebih memiliki arti ajakan untuk audiens. Dengan demikian, intonasi dan nada yang harus diucapkan haruslah ceria, persuasif, dan bersemangat. Kamu tidak bisa membacanya dengan nada flat atau atau turun karena justru akan membuatnya kurang menarik, terlebih seperti dengan dubbing AI. 
 
  • Penggunaan ekspresi

Walaupun tidak tampil di depan layar, voice over talent harus bisa memainkan ekspresi. Gunanya untuk menghidupkan intonasi, sehingga tercipta suatu emosi yang tepat. 
 
Penggunaan ekspresi saat dalam rekaman studio akan membantu terciptanya karakter suara yang diinginkan. Misalnya kalimat berikut, “Maaf ya nak, ibu sedang tidak punya uang.”
 
Apabila dibacakan dengan ekspresi sumringah atau terlihat ada senyum akan menunjukkan ketidaksesuaian, bukan? Seharusnya ekspresi yang tepat untuk menggambarkan pernyataan tersebut adalah sedih. 
 
Untuk mendapatkan feel dari ekspresi sedih minta maaf, mulailah dengan mengatur ekspresi sedih di wajah terlebih dahulu, baru kemudian bacakan naskah. 
 
  • Teknik pernapasan

Teknik pernapasan membantu voice over talent untuk memperlancar nafas ketika membacakan sebuah naskah, baik pendek maupun panjang.  Melalui ini pula dapat memberikan kesempatan bagi pendengar untuk mencermati informasi yang disampaikan. 
 
Selain itu, jeda dalam naskah juga memberikan kesempatan bagi voice over talent untuk beristirahat sejenak, mengatur nafas kemudian melanjutkan kalimat berikutnya. 
 
  • Teknik penguasaan mikrofon

Saat proses rekaman, voice over talent dituntut untuk menguasai teknik penguasaan mikrofon, mulai dari penempatan hingga penggunaan. Kesesuaian posisi mikrofon dengan bibir akan memengaruhi kualitas rekaman. 
 
Kamu harus bisa memahami jarak dan sudut yang tepat saat berbicara di depan mikrofon. Gunanya untuk mendapatkan hasil yang optimal. 
 
Jadi sekarang kamu mengerti ‘kan mengapa voice over talent bukan hanya sekadar membaca naskah. Tetapi ada komponen-komponen lain yang harus dimiliki agar pesan dalam naskah bisa tersampaikan dengan baik kepada audiens. Kalau sudah siap take suara, yuk rekaman di studio Inavoice!