Punya Alat Voice Over Proper Tapi Sepi Project? Nih Solusinya!
-
Home
- ›
-
Voice Over Blog
Banyak yang bilang kalau investasi alat itu rekaman jadi kunci utama buat bisa terjun ke industri voice over. Katanya, kalau alat rekamannya bagus, otomatis hasil suaranya juga jernih, dan itu pasti bikin banyak klien berdatangan. Tapi, kalau memang semudah itu, kenapa masih ada yang curhat kalau:
Nah, lho! Kalau gitu, bukankah berarti alat rekaman yang mahal belum tentu bikin karier di dunia voice over langsung mulus? Bisa jadi, bukan alatnya yang salah, tapi cara kita memahami industrinya yang belum tepat.
Sebelum buru-buru beli mic mahal atau upgrade studio, ada baiknya kamu pahami dulu seperti apa sebenarnya dunia voice over bekerja. Karena di industri ini, alat hanyalah pendukung, bukan satu-satunya penentu kesuksesan.
Demi menjawab kebingungan teman-teman voice over talent, terutama yang masih pemula, kali ini Inavoice akan bahas secara tuntas: kenapa investasi alat belum tentu bikin kamu kebanjiran project dan apa yang seharusnya kamu lakukan biar tetap bisa bertahan dan berkembang di industri ini.
Investasi Alat Belum Tentu Berbuah Project
Sayang banget gak sih, sudah keluar uang banyak buat beli mic, soundcard, pop filter, dan peralatan lainnya, tapi hasilnya nihil. Padahal sudah yakin banget, dengan alat yang “pro,” project pasti datang silih berganti.
Coba deh, pikirkan ini: alat rekaman, semahal apapun harganya, adalah barang elektronik yang nilainya terus turun. Setelah beberapa tahun, teknologinya bisa ketinggalan, komponennya bisa aus, bahkan nilainya bisa berkurang jauh ketika dijual lagi. Artinya, alat rekaman bukan termasuk investment growth asset, alias bukan aset yang bertumbuh nilainya.
Nah, beda cerita kalau kamu investasi di skill dan pengetahuan. Kenapa? Karena skill itu gak akan menurun nilainya, justru bisa berkembang dan bikin kamu semakin bernilai di mata klien.
Jadi, dibandingkan langsung beli peralatan rekaman, coba lakukan dulu hal ini:
1. Investasi Skill Voice Over
Daripada buru-buru beli alat mahal, mending pelajari dulu dasar-dasar voice over yang benar:
- Cara mengatur tone dan intonasi
- Teknik pernapasan
- Cara membaca naskah agar terdengar natural
- Gimana cara menyesuaikan gaya bicara dengan kebutuhan klien
Skill ini justru bikin kamu stand out di antara talent lain, meskipun alatmu belum seberapa canggih.
2. Investasi Skill Branding
Percuma punya suara bagus kalau orang gak tahu kamu siapa. Jadi, mulailah membangun personal branding-mu sebagai pengisi suara. Ini bisa kamu lakukan melalui media sosial, portofolio, atau website pribadi. Kenapa ini penting? Pasalnya, klien suka dengan talent yang punya identitas dan profesionalitas yang jelas dan kamu perlu menunjukkannya terang-terangan kepada mereka.
3. Investasi Komunikasi dan Manajemen Klien
Kadang, klien lebih memilih voice actor yang enak kalau diajak komunikasi daripada yang suaranya bagus tapi susah diatur. Jadi, asah juga kemampuan interpersonal dan etika kerjamu, ya.
Cara Ini Bisa Kamu Lakukan untuk Pecah Telor di Industri Voice Over!

Kalau kamu sudah paham pentingnya skill, sekarang saatnya ambil langkah konkret untuk bisa “pecah telor” alias dapat project pertama kamu di dunia voice over.
1. Sebarkan Voice Sample ke Orang-orang di Industri VO
Mulailah dengan bikin beberapa voice sample sesuai gaya yang sering diminta klien seperti iklan radio, narasi YouTube, company profile, atau audiobook. Setelah itu, sebarkan sampel itu ke orang-orang yang relevan seperti:
- PIC agensi iklan
- Founder atau produser dari audio post
- Tim kreatif di production house
2. Bangun Relasi dan Berjejaring
Ini hal penting banget tapi sering diabaikan. Kamu gak harus punya koneksi besar, tapi rajinlah connect dengan orang-orang di industri kreatif. Untuk bisa menyebarkan sampel suaramu, tentu kamu harus mengenal orang-orang yang sering jadi klien. Karena itu, kamu harus berkenalan dengan mereka dan itu bisa kamu lakukan lewat:
- Event atau workshop voice over
- Forum-forum talent di media sosial
Namun, kalau kamu masih suka cara tradisional seperti langsung datang ke lokasi klien, kamu juga bisa melakukannya. Nah, tapi kalau kamu ingin cara yang lebih hemat ongkos, kamu bisa cari kontak mereka di website, LinkedIn, atau media sosial. Kirim dengan cara yang sopan dan profesional, cukup perkenalkan diri dan sertakan contoh rekaman suaramu.
3. Gabung di Voice Over Marketplace atau Agency
Voice over agency seperti Inavoice, misalnya, bisa bantu kamu menjangkau klien lebih luas tanpa harus repot promosi sendirian. Biasanya, marketplace atau VO agency punya sistem seleksi, jadi pastikan hasil rekamanmu sudah memenuhi standar kualitas mereka. Setelah itu, tinggal tunggu project masuk, deh!
4. Mulai dari Harga Murah untuk Bangun Portofolio
Kalau kamu masih baru banget, jangan gengsi untuk mulai dari rate yang rendah. Tujuannya bukan buat menurunkan harga pasar, tapi buat bangun portofolio.
Begitu kamu punya beberapa project yang bisa dijadikan contoh hasil kerja, kamu bisa mulai menaikkan harga pelan-pelan. Bahkan, gak sedikit talent yang awalnya rela memberikan free service buat project kecil, demi dapat pengalaman dan testimoni.
5. Ikut Komunitas Voice Over
Komunitas VO itu bukan cuma tempat nongkrong, tapi sumber peluang juga. Dari sana kamu bisa:
- Dapat info project
- Dapat edukasi dan tips seputar dunia voice over
- Ketemu orang-orang yang bisa bantu kamu berkembang
Banyak juga talent profesional yang dulu mulainya dari komunitas kecil. Jadi, jangan remehkan kekuatan jaringan!
Mindset yang Harus Kamu Punya Biar Gak Cepat Menyerah
Satu hal yang sering bikin pengisi suara pemula mundur adalah ekspektasi instan. Kebanyakan dari mereka berpikir bahwa semuanya akan berjalan mulus: Beli alat → upload sample → langsung banjir project.
Padahal, untuk survive di industri ini butuh waktu, konsistensi, dan strategi. Ada voice actor yang baru dapat project pertama setelah tiga bulan, ada juga yang butuh setahun. Tapi, selama kamu terus belajar dan aktif mencari peluang, hasilnya pasti datang.
Jadi, coba ubah mindset! Jangan fokus ke “kapan dapat project”, tapi ke “seberapa banyak aku berkembang tiap harinya”. Karena itu, kami menyarankanmu untuk mulai dari:
- Meningkatkan kualitas suara
- Menambah variasi tone
- Bikin portofolio yang benar-benar menjual
- Belajar software editing biar hasil rekaman lebih profesional
- Branding diri sebaik-baiknya
Intinya, alat yang bagus memang penting, tapi bukan satu-satunya faktor yang bikin kamu sukses di dunia voice over. Yang lebih penting adalah skill, relasi, dan konsistensi. Karena tanpa itu, alat secanggih apapun gak akan bisa bantu kamu buat bertahan.
Kalau hari ini kamu belum dapat project, gak apa-apa. Besok coba lagi. Minggu depan kirim lagi. Ulang terus sampai kamu menemukan peluang pertamamu. Ingat, setiap langkah kecil tetap mendekatkan kamu ke tujuan besar!
Dan kalau kamu mau cara yang lebih praktis, kamu bisa banget gabung jadi talent atau sewa studio di Inavoice. Tim profesional kami siap bantu kamu dapat hasil rekaman yang berkualitas dan juga bimbingan biar karier voice over-mu makin lancar!
Always remember, you deserve better!