Updated: 13 Mar 2023     Author: Jatmiko Kresnatama     Comments: 0     English   |   Bahasa

Dampak Voice Over Intonasi Storytelling dan Keterlibatan Penonton

  1. Home
  2. Voice Over Blog
 

Table Of Content

1. Voice over dan perannya dalam produksi media
2. Peran voice over storytelling
3. Tipe narasi dalam voice over
4. Keterlibatan penonton dan voice over
5. Pentingnya voice acting dalam voice over
6. Proses produksi voice over
7. Studi kasus penggunaan voice over yang efektif
8. Tantangan dan batasan dari voice over
9. Kesimpulan
 
   Indah Hikma
   Writer Inavoice
 
Bicara tentang industri voice over Indonesia melibatkan banyak hal. Selain mengenai teknologi dan media, bidang ini juga berhubungan erat dengan penceritaan atau biasa disebut storytelling
 
Bukan hanya membaca biasa atau layaknya berbicara di depan podium, penceritaan dalam voice over dituntut untuk bisa menyampaikan pesan sesuai karakter yang tertulis pada naskah serta menyesuaikannya dengan visual. Tujuannya untuk mendapatkan atensi sekaligus mengundang keterlibatan penonton. 
 
Pada pembahasan kali ini, Inavoice akan mengajak kamu memahami tentang dampak voice over pada penceritaan dan bagaimana bisa membangun engagement. Mari simak bersama! 
 

Voice over dan perannya dalam produksi media

Bidang sulih suara adalah bagian terpenting dari produksi media. Ini adalah teknik menggunakan suara seseorang sebagai narasi, baik untuk iklan, animasi, audiobook, video game, e-learning, promo, trailer hingga korporat. 
 
Di awal muncul, voice over diperdengarkan untuk media elektronik seperti televisi dan radio. Namun lambat laun, seiring penggunaan internet yang masif, menjadikannya sebagai kebutuhan utama dalam mengisi berbagai konten di media sosial, mulai dari Instagram, Tiktok, Youtube serta Facebook. 
 
Perkembangan ini lantas menuntut voice actor memperluas peran dan keterampilannya karena ada banyak jenis konten yang membutuhkannya. Suara yang menyertai visual inilah yang mampu menyampaikan pesan kepada audiens. Selain naskah yang bagus, video menarik, juga kesesuaian penyampaian menjadi faktor utama keberhasilan suatu konten. 
 
Konten yang telah memenuhi kriteria di atas mudah mendapatkan hati audiens karena beberapa alasan, yakni menarik, pesan tersampaikan dan berkesan. Selanjutnya ini akan mengundang engagement dari mereka, sehingga muncul adanya interaksi. 
 
Keterlibatan dengan audiens yang terus terjadi bukan hanya menaikkan promosi atau penjualan pada konten komersial, juga berarti bagi genre animasi, hiburan, layanan masyarakat dan lain sebagainya. Artinya, apa yang mereka bangun dan sampaikan melalui konten berhasil menarik perhatian serta membentuk kesadaran merek. 
 
Itulah sebabnya pada artikel kali ini, kamu akan mendapatkan jawaban atas pertanyaan mengenai bagaimana sih membangun engagement audiens dan apa pentingnya bagi industri voice over. 
 

Peran Voice Over Storytelling 

Voice over digunakan untuk menceritakan suatu hal dalam berbagai media, seperti radio, televisi, film hingga video game. Teknik ini merupakan pengembangan dari naskah yang melibatkan penceritaan oleh orang yang disebut sebagai voice actor
 
Pada film dokumenter atau tayangan berita misalnya, monolog atau narasi biasanya direkam sebelumnya dengan membaca sebuah naskah yang telah ditulis. Kemudian ditambahkan pada tayangan video setelah proses editing dan penyesuaian. 
 
Semakin bertambah majunya teknologi, industri video game juga membutuhkan voice over sebagai petunjuk serta menghidupkan karakter di dalamnya.  Dalam bidang entertainment misalnya, voice actor dibutuhkan guna memberikan eksposisi cepat, menceritakan kisah dan memberikan pandangan secara intim. 
 
Kisah yang dibacakan dengan intonasi yang tepat, sesuai isi video dan karakter dapat membangun cerita. Alih-alih audiens akan mengabaikan, justru ini adalah kunci utama agar berkomunikasi dengan mereka. 
 
Voice over sama halnya memberikan kesempatan langsung untuk berbicara kepada penonton melalui dialog serta narasi. Keterkaitan ini membuat mereka lebih dekat kepada cerita, sehingga bukan hanya sekadar ‘menonton’ melainkan ikut aktif dalam kisah. 
 
Penggunaan voice over dapat mempersingkat waktu karena tidak perlu menghabiskan berjam-jam untuk menampilkan informasi kepada penonton dan membiarkan mereka menyimpulkan sendiri. Bisa dibilang, sulih suara menciptakan atmosfer, struktur cerita, dan mengundang keterlibatan. 
 
Sebagai contoh peran voice over pada penceritaan, 5 film ini berhasil membuat penonton masuk ke dalam cerita melalui sulih suara: 
 
  • American Beauty (1999)

American Beauty merupakan film lawas yang membubuhkan narasi, sehingga membuat penonton tetap terlibat dan sekaligus mengisi kekosongan cerita. 
 
Cerita dimulai dengan voice actor yang mewakili protagonis memberitahukan bahwa dia sudah meninggal. Melalui itu penonton bisa belajar tentang masa lalu karakter tersebut, keadaannya, orang-orang di sekitar hingga membawanya pada kematian. 
 
Dalam hal ini, pengisi suara di luar layar memungkinkan audiens terlibat secara mendalam ke cerita dan mempelajari fakta hingga film selesai. 
 
  • American Psycho (2000)

Dalam American Psycho, narasi membuat penonton masuk ke dalam kegilaan protagonis. Menunjukkan bagaimana dia memandang situasi, melihat dirinya sendiri dan menjalani kehidupan. 
 
Voice over digunakan untuk mengeksplorasi kondisi psikologi seorang pembunuh. Suaranya membuat audiens mendengar apa yang ia pikirkan dan membantu memahami yang terjadi dalam cerita. 
 
  • Fight Club (1999)

Fungsi utama sulih suara pada Fight Club adalah untuk mengenalkan audiens pada dunia si karakter, refleksi dan interaksi dengan sekitar. Jenis penceritaan ini seolah memberikan clue tentang apa yang terjadi dalam kenyataan melalui teka-teki gambar, sehingga penonton harus memecahkan itu. 
 
Di akhir cerita, narasi membawa banyak makna yang merupakan elemen puncak dari cerita. Dalam contoh ini, sulih suara dirancang secara cermat, mendeskripsikan yang tidak tampak di layar, namun memberikan arti.
 
  • Mr. Robot (2015-2019)

Mr. Robot memberikan kesempatan kepada penonton untuk menyelami pikiran si peretas. Rahasia karakter dinarasikan melalui sulih suara, mengarahkan perhatian dan membuat penonton berpikir. 
 
Kisah ini adalah contoh penggunaan sulih suara yang berhasil mengajak audiens lebih dekat dengan protagonis. Kemudian kamu bahkan akan terjebak pada teka-teki, apakah benar yang dikatakan oleh si karakter tersebut?
 
  • My Brilliant Friend (2018-2020)

Cerita dimulai ketika Lila yang berusia 66 tahun menghilang dan temannya, Lenu mulai menceritakan kisah saat mereka kecil. Di sepanjang narasi, ia bermain dengan emosi yang begitu menyentuh. 
 
Meski sedih, namun suara menunjukkan kata yang puitis, namun jauh dari kata lembek. Akan tetapi, secara keseluruhan suara di luar layar seolah mentransmisikan kehangatan seperti seorang teman baik yang menceritakan kisahnya kepada penonton. 
 

Tipe narasi dalam voice over 

Dalam sebuah cerita pasti ditulis berdasarkan point of view. Jika diaplikasikan pada narasi suara, sudut pandang inilah yang akan mewakili keseluruhan cerita. 
 
Dalam industri voice over, setidaknya ada tiga point of view untuk menyampaikan narasi kepada penonton. Lalu, apa saja dan bagaimana bisa berkontribusi pada seluruh kisah? 
 

Sudut pandang orang pertama

Ketika sebuah cerita memiliki narator dari sudut pandang orang pertama, artinya itu diceritakan oleh salah satu karakter saja. Biasanya menggunakan kata ganti “aku”.
 
Semua kisah di dalamnya diceritakan dari first person point of view. Oleh karena itu, narator memiliki sudut pandang yang terbatas. Artinya hanya melihat peristiwa dari sudut pandangnya sendiri dan tidak mengetahui apa yang dipikirkan atau dilakukan oleh karakter lain.
 
Contohnya seperti To Kill a Mockingbird yang dinarasikan menggunakan sudut pandang orang pertama oleh Scout Finch
 

Sudut pandang orang kedua 

Dalam sebuah narasi, second point of view menggunakan kata ganti orang kedua “kamu”, sehingga turut melibatkan sudut pandang penonton. Contohnya seperti serial populer untuk anak-anak berjudul Choose Your Own Adventure, yang mana narator kerap bertanya kepada audiens, “Apakah Anda…?”
 

Sudut pandang orang ketiga serba tahu atau omniscient

Sudut pandang orang ketiga serba tahu atau omniscient adalah POV paling terbuka dan fleksibel. Seperti namanya, narator mengetahui serta melihat segalanya. Biasanya menggunakan kata ganti “dia” atau “mereka”.
 
Di sisi lain narator orang ketiga menghubungkan peristiwa cerita dan tindakan karakter secara bebas, tanpa batasan apapun. Jika ada konteks penting yang dibutuhkan audiens untuk mengapresiasi kisah, entah historis, filosofis, atau sosial, narasi disampaikan secara ringkas tanpa mengharuskan si tokoh berbicara sendiri. 
Contohnya seperti dalam serial televisi Desperate Housewives. Narator yang bertindak sebagai karakter Mary Alice Young yang meninggal di awal serial, namun ia bercerita dengan leluasa dan serba tahu semua yang terjadi dalam setiap peristiwa. 
 

Keterlibatan penonton dan voice over 

Peran narator dalam voice over adalah sebagai alat komunikasi paling efektif kepada penonton secara langsung. Bila diibaratkan ini sama halnya sebuah media yang menyalurkan segala mood, pesan dan emosi kepada mereka. 
 
Bayangkan saja bila narator hanya berbicara secara datar saja, tanpa memiliki nada atau menyisipkan emosinya. Tentu akan membosankan, bukan? Bisa-bisa penonton juga kurang mendapatkan pesan yang sebenarnya dan jadi kurang terlibat dalam cerita. 
 
Dalam praktiknya voice over menyajikan storytelling untuk memberitahukan kepada penonton tentang segala peristiwa dan apa yang dialami oleh karakter, sehingga mereka bisa terlibat langsung, merasakan emosi, dan masuk ke dalam cerita. 
 
Untuk bisa melibatkan penonton dalam cerita, seorang narator memerlukan perasaan dan totalitas. Kamu butuh banyak energi, antusiasme, pendalaman dan semangat. Sebab melalui cara bicara yang sesuai dan tepat akan menentukan pembangunan kisah serta karakter. 
 
Ada beberapa hal yang menjadi elemen penting voice over dalam membangun cerita dan membangkitkan emosi penonton, antara lain sebagai berikut: 
 
  • Kekerasan berbicara

Volume suara menunjukkan emosi dari karakter dan peristiwa yang terjadi. Perubahan tiba-tiba dari volume rendah ke tinggi bisa membawa audiens terhanyut dalam cerita. Modulasi ini seringkali membuat mereka tergiring dari satu scene ke lainnya, sehingga memberikan pengalaman menonton layaknya roller coaster. 
 
  • Kecepatan berbicara

Memvariasikan kecepatan berbicara membantu mendapatkan perhatian audiens. Jika terlalu cepat, maka akan membuat mereka sulit menangkap pesan dan maksud dari cerita. Sebaliknya bila sangat lambat justru terdengar membosankan. 
 
Akan lebih baik bila mengombinasikan kecepatan sesuai dengan peristiwa yang terjadi dalam cerita. Misalnya jika karakter terburu-buru, emosi atau panik biasanya suara narator terdengar cepat. 
 
Berbeda dengan ketika dalam keadaan tenang atau scene menyampaikan pesan penting dan kuat, sehingga membutuhkan kecepatan yang pelan serta benar-benar memberikan waktu kepada audiens untuk mencerna. 
 
  • Nada yang sempurna

Kemampuan mengubah nada adalah teknik vokal terpenting. Untuk berbicara secara efektif, narator harus bisa memvariasikan nada suara. 
 
Ini termasuk menggunakan suara yang lebih dalam atau tinggi, tetapi juga mengekspresikan emosi secara tepat. Biasanya, narator akan mengubah nada untuk menunjukkan rasa marah, sedih, bahagia, sakit, bersalah, lelah, simpati hingga sarkasme. 
 
Ada banyak cara untuk mengucapkan kalimat yang sama tetapi menggunakan nada yang berbeda guna menyampaikan emosi, sehingga artinya pun juga bisa variatif, tergantung dari bagaimana menyampaikannya. 
 

Pentingnya voice acting dalam voice over 

Voice acting adalah media bercerita, yang mana aktor harus melukiskan adegan, menyampaikan suasana, nada dan situasi melalui suara. Ini berlaku untuk berbagai proyek sulih suara, mulai dari radio, iklan, animasi, aplikasi digital, film, dan lain sebagainya. 
 
Lantas, seberapa penting voice acting akan keberhasilan voice over
 
Pertama, penting menyampaikan informasi kepada audiens. Kedua, dapat menjalin hubungan langsung dengan mereka serta membangun komunikasi dua arah secara langsung. Ketiga, suara yang terdengar emosional melibatkan kreativitas voice actor serta membantu mengembangkan keterampilannya di bidang ini. 
 
Suara adalah instrumen kreatif yang kuat. Seperti contoh dulu saat masa kanak-kanak seringkali diceritakan tentang dongeng klasik atau legenda. Selain cerita menarik, seringkali si pendongeng melibatkan akting melalui dialog karakter. Alhasil kisah-kisah tersebut tetap melekat diingatan, bukan? 
 
Di sisi lain, voice acting membuat audiens menggunakan imajinasinya, sehingga terbentuk satu kesatuan cerita yang utuh di pikiran mereka. Akan tetapi, agar akting suara bisa tersampaikan dengan baik dan sesuai, ada beberapa teknik yang mesti dikuasai oleh seorang voice actor, antara lain:
 
 
  • Cold reading

Kemampuan menyampaikan naskah dengan sempurna merupakan kebutuhan utama bagi seorang voice actor. Cold reading adalah salah satu teknik yang diperlukan untuk meninjau ulang naskah sebelum proses rekaman. 
 
Praktik cold reading biasanya dilakukan dengan membaca materi sekilas sebagai persiapan menuju rekaman. Dengan mempelajarinya, kamu bisa mengomunikasikan perasaan dalam naskah tanpa menghabiskan waktu berjam-jam. 
 
  • Infleksi

Salah satu teknik akting suara yang paling krusial adalah infleksi. Istilah ini mengacu pada modulasi nada. Seorang profesional harus bisa menambah tinggi rendahnya nada, tergantung dari naskah. 
 
Infleksi penting untuk menyampaikan emosi dan membangkitkan perasaan tertentu, seperti kegembiraan, kesedihan atau kemarahan. 
 
Ketika menonton film animasi, bisakah kamu mendengar suara napas sang aktor? Yap! Pernapasan adalah bagian dari teknik akting suara yang harus dilatih sebab ini berhubungan dengan cara berkomunikasi.
 
Seorang profesional voice actor harus bisa menyampaikan naskah dengan lancar, sehingga perlu melatih pernapasan sebaik mungkin. Elemen ini biasanya turut berkontribusi dalam penyampaian emosi, entah bahagia sedih, atau bersemangat. Misalnya ketika karakter merasa sedih, maka akan ada peningkatan suara desahan atau menghembuskan napas perlahan. 
 
  • Pemanasan

Sebelum memulai akting, penting melakukan pemanasan untuk membantu mereka tampil. Beberapa yang perlu dilakukan sebagai warming up seperti, mengendurkan pita suara, melatih gerakan mulut serta relaksasi. 
 
Professional voice actor biasanya melakukan pemanasan saat pagi hari. Dengan kegiatan rutin ini, mereka bisa menjaga kondisi suara sebaik mungkin sebelum bekerja.
 
  • Penekanan

Sebagai pengisi suara, menggarisbawahi poin-poin dalam naskah yang membutuhkan penekanan akan membantu mereka saat proses pengambilan suara. Kemampuan ini juga dibarengi dengan pemahaman akan cerita. 
 
  • Mengenali Audiens

Agar dapat mengetahui gaya apa yang perlu digunakan saat menarasikan cerita, penting untuk mengetahui dengan siapa narator berbicara. Cari tahu target audiens dan visualisasikan bahwa kamu berbicara kepada mereka. 
 
Bisa juga memahami naskah terlebih dahulu dan bayangkan setting dari cerita. Cara ini bisa menempatkan narator masuk ke dalam realita yang sama dengan audiens. 
 
  • Analisis Karakter

Pemahaman tentang peran yang akan dilakukan juga menentukan bagaimana seorang voice actor membacakan naskah. Ajukan pertanyaan kepada diri sendiri, seperti apa pandangan terhadap karakter tersebut dan gambarkan secara nyata perangainya. 
 

Proses produksi voice over

Proses produksi voice over membutuhkan tahap dan detail yang harus diperhatikan. Tujuannya tentu untuk menghasilkan suara yang sesuai dan berkualitas. Di samping peralatan yang mumpuni, juga melibatkan tahap pengembangan skrip dan bagaimana voice actor memulai mendalami karakter. 
 
  • Membaca dan mengembangkan skrip

Jika telah terjadi kesepakatan pihak klien dengan agensi untuk memulai proyek, skrip diberikan kepada voice actor. Pada tahap ini mereka harus benar-benar membaca naskah tersebut secara saksama, mulai dari tujuan dari proyek, isi konten dan pesan. 
 
Bila perlu tanyakan tentang brand image atau karakter di dalam cerita. Ini akan membantu memberikan pandangan serta gaya apa yang akan disampaikan kepada audiens. 
 
  • Berlatih dari naskah

Bila skrip sudah dipahami, saatnya untuk memberikan tanda pada kata/frasa/kalimat yang membutuhkan penekanan, jeda, intonasi maupun emosi. Langkah ini akan mempermudah voice actor dalam membacakan naskah saat proses rekaman dimulai. 
 
Biasanya pula ada kata atau kalimat yang asing, sehingga menuntut voice actor untuk bertanya kepada klien. Ini membantu mereka melakukan pengucapan secara benar nantinya.
 
  • Tahap rekaman dan penyesuaian 

Selain proyek audio, biasanya voice actor juga dituntut untuk bisa menyesuaikan suaranya dengan visual. Biasanya ini untuk proyek game, animasi, trailer, hingga video promosi. 
 
Apabila naskah sudah dipahami dan mengerti apa yang harus dilakukan, maka proses rekaman pun dimulai. Ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tergantung dari panjangnya naskah atau scene cerita. 
 
Sementara jika proyek menggunakan video, pastikan durasi sesuai timecode. Tentu saja ini akan memberikan hasil natural dan bagus. 
 
  • Proses editing

Setelah dilakukan proses perekaman, saatnya masuk ke tahap editing. Pengeditan yang tepat disesuaikan dengan proyek atau permintaan klien, seperti menambahkan backsound, efek, pengurangan durasi, hingga noise
 
Dari keseluruhan proses produksi dan kreasi voice over dibutuhkan kerjasama dari penulis naskah, sutradara dan voice actor. Ketiganya memiliki peranan paling penting untuk menghasilkan produk sulih suara yang sesuai. 
 
Dimulai dari penulis, pastikan terlebih dahulu jenis proyek yang akan digarap. Jika itu promosi brand, layanan masyarakat atau korporat, pastikan memahami apa yang hendak diangkat dalam cerita, tujuan serta pemilihan kata-kata yang tepat untuk mengajak audiens tertarik. 
 
Namun apabila itu proyek animasi, game dan cerita visual, pastikan mempunyai alur cerita yang jelas, menarik dan membuat penonton terlibat di dalamnya. Bangun karakter sesuai dan menjadi tokoh yang selalu diingat. Barengi pula dengan dialog atau narasi yang sesuai, tanpa bertele-tele namun membuat penonton mudah memahami. 
 
Sementara sutradara perlu memahami naskah yang telah ditulis. Ia berhak menanyakan atau izin merevisi beberapa scene atau part jika memang kurang sesuai. Nantinya hal ini bisa menjadi bekal untuk mendireksi talent
 
Voice actor adalah orang yang merealisasikan proyek dari bentuk tulisan menjadi sesuatu layaknya kenyataan. Dengan pemahaman dan pembelajaran mengenai naskah, arahan sutradara, maka akan menghasilkan suara yang berkualitas, sesuai dan mengundang keterlibatan audiens. 
 

Studi kasus penggunaan voice over yang efektif

Ada banyak contoh media atau brand yang sukses dalam penggunaan voice over. Masing-masing memiliki gaya penceritaan sendiri, namun sama-sama sukses mengundang engagement penonton.
 

• Dove

Siapa sih yang tidak tahu tentang brand satu ini? Merek kecantikan yang mendunia ini berhasil memecahkan streotipe tentang cantik adalah harus sempurna. 
 
Baru-baru ini Dove membuta video Youtube yang mengumpulkan kisah para wanita dari berbagai lapisan masyarakat. Dipadukan dengan voice over yang terdengar tegas, lembut namun juga membawa penonton pada keterlibatan, sehingga campaign tersebut sukses mencuri perhatian. 
 

Mazda

Iklan Mazda yang begitu terkenal diisi oleh voice actor bernama Aaron Paul. Dalam tayangan video itu mengambil kisah seorang pria yang melalui momen-momen paling berarti dalam hidupnya. 
 
Aaron sendiri bertindak sebagai narator yang mengetahui segala dan menceritakan kisah-kisah inspiratif. Dipadukan dengan suaranya yang bagus, permainan nada, seolah membawa penonton pada perjalanan. 
 
Skrip saja tidaklah cukup untuk menyampaikan emosi kepada audiens. Perlu pengisi suara yang sungguh-sungguh memahami cerita dan menguasai karakter agar mampu mengeksekusinya. 
 

The Simpson

Voice artist The Simpson, Nancy Cartwright bahkan merekam enam jenis suara remaja dan satu bayi. Artinya sutradara hanya mengarahkan satu orang saja dalam sekali waktu. 
 
Untuk mencapai efektivitas ini membutuhkan kemampuan menyampaikan suara dan akting yang bagus. Tentu saja lebih hemat waktu dan biaya karena meringkas jumlah voice artist, bukan? 
 

Apple

Voice over Apple diisi oleh dua orang pengisi suara yang sebenarnya pada saat itu belum terbilang profesional. Ialah Evans Hankey dan Gary Geaves. Akan tetapi mereka membuktikan melalui suara dan penceritaan yang bagus, sehingga bisa membangun kredibilitas dari merek besar tersebut. 
 
Menjelaskan tentang fitur dan produk saja sepertinya terlalu mainstream. Dua voice actor tersebut justru menggiring penonton mengapa mereka harus peduli dengan brand Apple. 
 
Untuk membuat sebuah produksi voice over lebih efektif sebenarnya bukan siapa voice actor-nya. Yang terpenting adalah bagaimana mereka mampu mendalami naskah dan membawakan dengan gaya yang pas. Lebih-lebih juga didukung oleh suara unik. 
 
Di sisi lain juga membutuhkan teknik penceritaan yang bagus, kolaborasi antara penulis skrip dan voice actor dalam menyampaikannya kepada audiens. Bukan hanya pesan yang mudah tersampaikan, melainkan juga membuat penonton turut terlibat, entah turut berkomentar, mengingat, membicarakan sepanjang waktu hingga seolah masuk ke dalam cerita. 
 

Tantangan dan batasan dari voice over

Setelah memahami bagaimana pentingnya penceritaan terhadap keterlibatan penonton, sekarang kamu memahami bukan bahwa voice over adalah industri yang akan terus berkembang hingga masa depan? 
 
Namun meskipun memiliki prospek yang bagus, bidang itu tidak luput dari tantangan yang ada. Salah satunya yakni perkembangan teknologi. Seperti diketahui bahwa kini sudah bermunculan kecerdasan buatan sebagai voice actor. 
 
Hingga kini, teknologi tersebut terus dikembangkan agar semakin menyerupai suara manusia dan memiliki tingkat realisme yang bagus. Berbeda dengan penggunaan human voice yang dinilai berbiaya tinggi dan membutuhkan waktu tidak sebentar,  AI voice justru kebalikannya. 
 
Kendati demikian, seberkembang apapun suara AI, tidak akan bisa menyerupai suara manusia yang sesungguhnya. Sebab dengan human voice bisa mengombinasikan antara pembentukan emosi, nada, pelafalan yang jelas hingga cara storytelling yang benar-benar sesuai. Terlebih voice over yang berhasil adalah yang bisa melibatkan penonton, maka membutuhkan manusia sebagai narator utama dalam bidang apapun. 
 

Kesimpulan 

Penceritaan dalam voice over membantu audiens memahami tentang isi cerita dan menangkap pesan yang disampaikan. Pada industri hiburan, teknik ini bahkan membuat mereka membangun alur dan karakter secara jelas. 
 
Hal itulah yang disebut sebagai keterlibatan audiens karena mereka turut terpaut dalam cerita yang disampaikan oleh narator. Oleh sebab itu, voice over yang efektif adalah yang bisa mengombinasikan antara penulis handal, sutradara mumpuni dan voice actor berkemampuan bagus.