Updated: 4 Sep 2024     Author: Sasmitha     Comments: 0     English   |   Bahasa

Tipe-tipe Klien Voice Over, Para Talent Wajib Tahu!

  1. Home
  2. Voice Over Blog
 
Table of Content
 
 
 
Kalau kamu mau jadi voice over talent, kamu harus mau menghadapi klien. Ya, di industri voice over, klien adalah sosok penting yang harus dipahami. Namun, memahami klien bukan hal yang mudah. Apalagi, ada banyak tipe klien voice over, yang tentu menjadikan kamu semakin pusing dibuatnya.
 
Karena itulah, memahami tipe-tipe klien voice over adalah sebuah keharusan. Pasalnya, setiap klien membutuhkan perlakuan khusus. Misalnya, klien perfeksionis yang menjadi ‘momok’ bagi banyak voice over talent. Klien tipe ini biasanya tidak mentolerir kesalahan sekecil apapun, sehingga voice over talent harus sangat berhati-hati dalam menghadapi klien tersebut dan dalam pengerjaan proyek.
 
Ada juga klien yang tidak tahu waktu. Voice actor bisa saja diminta untuk mengerjakan proyek mereka di akhir pekan. Tentu ini sedikit menjengkelkan. Di antara berbagai tipe klien, sebenarnya tipe klien yang bertanggung jawab adalah yang paling disukai. Klien ini biasanya sangat kooperatif sehingga proyek juga bisa selesai dengan cepat.
 
Namun, tentu kamu tidak akan berhadapan dengan tipe klien seperti itu terus, kan? Karena itulah, pemahaman terhadap berbagai tipe klien bisa membantumu untuk mengantisipasi konflik dengan klien. Kamu juga bisa memahami bagaimana cara memperlakukan mereka agar kamu tidak sampai kehilangan job.
 
Selain itu, hingga saat ini belum ada standard rate untuk proyek voice over di Indonesia. Jadi, kamu bisa menentukan rate yang sesuai dengan siapa klien yang kamu hadapi. Ini penting agar kamu tidak rugi.
 
Karena itulah, artikel kali ini secara khusus membahas tipe-tipe klien voice over. Jadi, langsung saja kita bahas, yuk!
 
 

Klien dari Brand adalah Klien yang Paling Disukai

Bagi para voice actor, klien dari brand adalah yang paling disukai. Kenapa? Karena voice actor bisa dengan mudah melakukan revisi tanpa harus melewati proses berlapis-lapis yang justru menguras energi dan waktu. Selain itu, direct to brand juga memudahkan kamu dalam dealing.
 
Saat bekerja sama dengan brand, voice over talent akan langsung berhadapan dengan orang-orang brand yang memang sudah paham apa yang diinginkan oleh brand. Jadi, prosesnya akan lebih cepat dan proyek yang dikerjakan juga bisa lebih tepat.
 
Di antara berbagai tipe klien, brand adalah klien yang paling menguntungkan untuk para voice over talent. Mengapa? Karena brand mampu memberimu bayaran yang tinggi.
 
Sayangnya, untuk mendapatkan klien dari brand bukanlah hal yang mudah. Effort yang diberikan juga lebih besar karena kamu langsung berhubungan dengan mereka, mulai dari tahap brainstorming hingga produksi. Namun, jika kamu memang merasa mampu untuk menanganinya, tidak ada salahnya untuk mencoba.
 

Klien dari Agency, Seperti Apa Itu?

Beberapa brand mempunyai bagian creative department sendiri untuk mengerjakan campaign mereka. Nah, tim creative department tersebut biasanya mempekerjakan digital agency / ads agency / creative agency untuk membantu memproduksi campaign agar terlihat lebih bagus. Agency bisa terlibat dalam proses brainstorming hingga produksi. Contoh agency tersebut adalah Mullen Lowe Group dan Srengenge.
 
Biasanya, pihak agency akan membantu berbagai proses pembuatan campaign, tergantung dari permintaan creative department, seperti membuat naskah, memproduksi video, atau memproduksi voice over.
 
Tidak sedikit voice over talent yang di-hire oleh agency yang menjadi perpanjangan tangan dari brand. Karena tidak langsung berhadapan dengan pihak brand, melainkan agency, voice actor yang menangani proyek semacam ini harus melewati proses yang agak ribet. Pasalnya, ada banyak pihak yang mempunyai keinginan dalam menangani proyek tersebut, mulai dari brand hingga agency. Jadi, semuanya punya andil.
 
Karena semua pihak mempunyai andil, maka sering terjadi kebingungan. Pihak brand dan agency sering kebingungan dalam produksi atau revisi. Itu terjadi karena mereka belum menemukan titik temu atau kecocokan dari pengerjaan campaign, sehingga menjadikan voice over talent kebingungan dalam proses produksi atau revisi.
 
Sementara itu, pendapatan dari klien agency juga terbilang masih oke. Namun, jika kamu memang ingin bekerja dengan klien semacam ini, kamu harus siap-siap untuk menghadapi revisi yang berlapis-lapis, ya.
 

Production House: Klien yang Bekerja Sama dengan Agency

Terkadang, agency tidak mau repot mengurus produksi audio visual sendiri. Jadi, mereka mencari production house yang bisa memproduksi campaign tersebut. Di sini, peran agency hanya melakukan brainstorming dan menentukan bentuk campaign yang diinginkan oleh brand. Sementara itu, produksinya diserahkan ke pihak production house
 
Nah, production house itulah yang bekerja sama secara langsung dengan para pengisi suara. Voice over talent yang di-hire akan diarahkan secara langsung oleh production house dan melakukan rekaman di studio milik production house tersebut. 
 
Namun, karena ada tiga pihak yang bekerja sama dengan pengisi suara, tentu proses pengerjaan dan revisi akan rumit. Bahkan, ini menjadi proses yang lebih rumit dibandingkan dengan klien dari agency. Kamu bisa saja memperoleh revisi dari pihak production house, agency, dan brand sekaligus. Bayangkan, berapa kali revisi yang harus kamu kerjakan?
 
Karena lebih banyak pihak yang terlibat, maka pendapatan yang diperoleh juga lebih rendah. Hal itu dikarenakan budget pembuatan campaign tersebut sudah dibagi-bagi untuk banyak pihak yang terlibat, mulai dari agency hingga production house. Jadi, kalau kamu mendapatkan proyek dari production house, kamu tidak boleh berekspektasi terlalu tinggi, ya.
 

Klien dari Voice Over Agency yang Mengharuskan Kamu untuk Aktif Bertanya

Jika kamu mendapatkan job dari voice over agency, kamu wajib bertanya. Pasalnya, proyek dari voice over agency bisa berasal dari brand, agency, ataupun production house. Karena itu, kamu harus aktif bertanya terkait proyek yang akan kamu kerjakan.
 
Namun jangan khawatir bila kamu mendapatkan project dari voice over agency, karena semua brief revisi akan dikelola oleh agency tersebut, sehingga kamu tinggal datang-recording-pulang
 
Dari empat tipe klien voice over tersebut, klien dari brand memang yang paling disukai oleh para voice actor. Tentu itu karena bayaran tinggi yang bisa didapatkan. Namun, tentu tidak mudah untuk mendapatkan klien dari brand langsung. Alternatifnya adalah kamu bisa mencoba bekerja sama dengan voice over agency.
 
Voice over agency bisa bekerja sama dengan berbagai klien, yaitu brand, agency, dan production house. Jadi, kamu juga berkesempatan untuk memperoleh klien dari brand. Tak hanya itu saja, kamu juga bisa mendapatkan lebih banyak peluang kerjasama dengan klien-klien lain. Semakin banyak tipe klien yang kamu hadapi, maka kamu juga akan semakin jago menangani klien.
 
Di Inavoice, tentu kamu bisa mendapatkan berbagai proyek voice over dari berbagai klien. Dengan begitu, kamu akan terbiasa menghadapi berbagai tipe klien. Tak heran jika Inavoice sudah dipercaya oleh banyak voice over talent.
 
Nah, apakah kamu juga ingin menjadi salah satu voice actor yang handal bersama Inavoice? Jika kamu masih ragu, tenang saja. Di Inavoice, kamu bisa melakukan voice over dengan nyaman karena kami pasti memfasilitasi para voice over talent dengan cara terbaik, sebab kami tahu YOU DESERVE BETTER.