Updated: 28 May 2021     Author: Jatmiko Kresnatama     Comments: 0     English   |   Bahasa

Voice Over Talent dan Tantangannya Dalam Industri Kreatif

  1. Home
  2. Voice Over Blog
Summary : Voice over talent merupakan profesi yang ditujukan untuk menyampaikan pesan dari naskah yang telah ditulis oleh script writer ataupun client. Tentunya menjadi voice over talent memiliki tantangannya sendiri. Dalam artikel ini kami membahas tantangan untuk menjadi voice over talent professional, dan juga tips bagi client untuk memilih voice over talent yang tepat.
 
Fenomena pandemi Covid-19 merupakan sebuah turning point yang sangat signifikan bagi kehidupan pekerja. Fenomena ini mewajibkan banyak orang untuk melakukan pekerjaan dari rumah, baik pekerjaan yang sebelumnya dirasa tidak mampu bila dikerjakan diluar dari ruangan kantor, mau tidak mau harus dibawa ke rumah. Dengan hastag yang sangat melekat yaitu #dirumahaja, seakan menjadi acuan dan tolak ukur penting bahwa setiap pekerjaan harus bisa dibawa ke dalam rumah.
 
Pun selain pekerjaan yang dibawa ke rumah, tak sedikit orang yang merasakan pahitnya harus dirumahkan, sehingga harus memutar otak untuk mencari pekerjaan baru yang bisa dikerjakan dari rumah.
 
Dengan pandemi yang belum juga surut hingga saat ini, dan banyaknya influencer media sosial di kategori Indonesia voice over talent , pekerjaan ini mulai dilirik, dan mulai dijadikan sebagai pekerjaan utama bagi sebagian orang. Ini tentunya merupakan hal yang positif, mengingat, bahwa di tahun 2015, terms voice over belum begitu banyak diketahui, masih sangat abu-abu, dan sering dicampuradukan dengan dubber. Sebuah kemajuan yang sangat pesat bukan?
Namun biasanya dalam sebuah kondisi yang begitu cepat, sering terjadi gegar budaya, yang mana sebenarnya banyak orang yang belum mengetahui bagaimana proses pekerjaan, tools apa yang layak untuk digunakan, dan bagaimana proses menjadi voice over talent dari a-z.
 
Menjadi seorang talent memang tidak memerlukan sebuah jenjang pendidikan khusus dan belum ada regulasi khusus mengenai hal itu sendiri, membuat setiap orang yang antusias dalam dunia broadcasting bisa mengklaim bahwa dirinya adalah voice talent / voice actor / pengisi suara profesional.
 
Tak jarang lack of information menyebabkan gegar budaya ini. Dan hal ini tak hanya terjadi bagi orang yang mengakui dirinya adalah voice talent, namun juga bagi para client yang memetik kemudahan dari fenomena banyaknya pengisi suara saat ini.

Tentunya inavoice.com sangat mendukung hal ini. Percepatan yang tentunya menempatkan profesi ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Namun sebagai pelaku dalam industri voice over, anda wajib untuk terus mengembangkan skill, dan selalu haus akan informasi-informasi yang dapat mendukung keberadaan anda sebagai voice actor.

Sebagai pemeran utama dalam industri suara ini, anda wajib untuk memahami bahwa ada langkah-langkah yang harus dipersiapkan sebelum melakukan self proclaiming. Langkah-langkah tersebut antara lain :

 

Tantangan yang Terjadi Dalam Industri Voice Over

1. Memiliki Sample Suara yang Layak

Indonesia memang memenangkan peperangan dengan bambu runcing, namun coba tengok berapa lama Indonesia dijajah oleh negara asing?

Ungkapan ini sangat tepat untuk dijadikan metafor bahwa, sebelum mengakui diri sebagai voice over talent, ada kalanya anda harus mempersiapkan sample suara yang baik. Sample suara dijadikan senjata utama, dan ketika sample suara yang dimiliki tidak cukup memadai, maka percayalah, perkembangan anda akan cukup lambat.

Lantas bagaimana sample suara yang baik? Sample suara yang baik, tentunya adalah contoh suara yang direkam menggunakan kualitas audio yang baik, membaca script dengan intonasi dan pelafalan yang baik, dan tentunya didistribusikan dengan baik.

Ingat, setiap sample suara akan mewakili citra diri anda, Lantas apa jadinya bila sample suara direkam menggunakan alat perekaman yang ala kadarnya, dibacakan sebisanya, dengan ruangan yang kurang proporsional (noise dimana-mana), dan basic editing, mixing, dan mastering yang kurang oke. Tentunya citra diri anda akan kurang dan terbentuk ala kadarnya bukan?

Dengan sample suara yang baik, tentunya akan mendongkrak reputasi anda sebagai voice talent, dan bisa jadi, hal ini membuat anda menjadi voice over talent laku di demand pasar yang lumayan tinggi ini.

 

2. Memahami Dasar Alat Rekam dan Dasar Cara Merekam Suara yang Baik

Setiap pelaku dalam industri ini wajib hukumnya mengetahui dasar alat rekam dan dasar cara merekam suara yang baik. Aktifitas merekam suara saat ini memang dipermudah dengan teknologi terbaru, bahkan anggapan bahwa merekam melalui media handphone sah-sah saja dilakukan. Namun apakah hal tersebut benar?

Jawabannya tentu tergantung dari penggunaan hasil suara yang direkam. Apabila hasil rekaman tersebut digunakan untuk demo suara, mungkin hal tersebut ‘sah’ untuk dilakukan.

Mungkin? Ya mungkin saja, namun apakah anda yakin bila sample suara direkam menggunakan handphone dapat bersaing dengan kompetitor lain yang merekam suara dengan lebih proper.

Ketahuilah bahwa sebenarnya disetiap industri tentu memiliki standard tertentu, termasuk dalam ranah voice over yang tergabung dalam industri broadcasting. Ada banyak alat dengan label “broadcast standard” yang tentunya memang diciptakan untuk mengakomodir kebutuhan industri broadcasting.

 

3. Memahami Dasar Editing, Mixing, dan Mastering

Apakah terlalu dini untuk mengatakan bahwa anda harus memahami dasar editing, mixing, dan mastering?
 
Tentu tidak, perkembangan yang begitu pesat saat ini, mewajibkan talent memiliki skill yang lengkap. Skill yang lengkap untuk menjadi one stop solution bagi client yang membutuhkan jasa pembacaan narasi yang akan diproduksi.
 
Talent dengan suara yang baik, ditunjang dengan alat perekaman yang baik, dan mengerti dasar-dasar merekam, editing, mixing, dan mastering yang baik pula tentunya memiliki nilai jual yang lebih tinggi bila dibandingkan hanya memiliki beberapa skill di atas.
 
Pada umumnya, tentu anda akan kesulitan bersaing dengan kompetitor lain yang memiliki skill lebih banyak dari diri anda.
 
Apabila persaingan dirasa terlalu berat, anda dapat mengembangkan jaringan kepada teman-teman sound engineer profesional di kota anda, dan meminta bantuan setiap kali mendapatkan project voice over.
 
 
Menyoroti perkembangan industri voice over belakangan ini tentu sangat menyenangkan. Namun dalam speed yang sungguh cepat ini, diperlukan kesiapan dan keingintahuan bagi para talent untuk terus menggali informasi mengenai ‘bagaimana cara menjadi talent yang baik’.
 
Seperti yang telah diungkapkan di atas, bahwa dalam dunia voice over belum ada regulasi yang mengatur, maka dari itu ada baiknya semua talent bisa mengeluarkan yang terbaik dalam dirinya, sehingga client dapat memilih yang terbaik dari yang paling baik.
 
Mengapa hal tersebut penting untuk dilakukan? Karena sejatinya banyak client pun yang belum memahami bagaimana standard voice over yang baik, apa saja jobdesk talent, bagaimana cara menentukan rate talent, dan yang paling penting, bagaimana standard kualitas suara voice over (baik skill membaca, dan hasil output audio file) dalam industri broadcasting. Mari kita bahas satu per satu mengenai hal ini.
 

Tips Client Untuk Memilih Voice Over Talent

1. Standard Voice Over Talent yang Baik

Hal ini sangat rancu untuk dibicarakan, karena mungkin hampir setiap talent memiliki keunikan yang di rasa tepat untuk mewakili brand, project, dan narasi yang telah dipersiapkan oleh client.

Standard yang baik, menurut kacamata inavoice.com adalah talent yang mampu mengenerate brief dengan baik, memiliki skill yang lengkap, memiliki kualitas tonal suara yang tepat untuk mewakili narasi yang akan dibacakan, dan mampu memberikan kualitas audio file dengan baik. Berikut penjelasan standard talent yang baik menurut inavoice.com :

 

• Mampu mengenerate brief dengan baik

tentunya berkaitan dengan cara dan pola komunikasi antara client dan talent. Bila pola komunikasi dalam sebuah project tidak berjalan dengan lancar, percayalah bahwa project tidak akan berakhir dengan baik.
 

• Memiliki skill yang lengkap

Seperti yang telah dituliskan di atas merupakan satu set one stop solution bagi client.
 

• Memiliki tonal suara yang tepat

Tonal suara merupakan referensi paling penting dari talent kepada client, agar pesan yang akan dibacakan dapat dikirimkan ke audiens dengan baik dan pada segmentasi pasar yang tepat pula.
Client wajib memilih talent yang dirasa tepat untuk mewakili narasinya, pemilihan ini biasanya didasarkan kepada segementasi pasar dan style dari narasi yang ditulis.
 

• Mampu memberikan kualitas audio file yang paling baik

Audio file adalah final output dari semua yang telah dilakukan. File yang diberikan tidak noise, sesuai dengan format file yang dibutuhkan dan memiliki kekerasan suara sesuai dengan tujuan distribusi akhir (mastering file tentunya akan berbeda kekerasan suaranya, biasanya diukur dengan satuan rms atau lufs).
Hal-hal seperti ini tentunya perlu diketahui oleh kedua belah pihak, baik client maupun talent, karna pada dasarnya, semua bekerja pada ranah broadcast, dan memiliki kanal distribusi yang diatur dengan standard-standard tertentu.
 

2. Jobdesk Voice Over Talent di Mata Client

Bagi client, talent tentunya harus menguasai cara membaca, tonal, dan intonasi yang tepat dalam membacakan narasi yang telah ditulis. Hal ini membuat setiap talent wajib memahami narasi yang telah ditulis, memberikan jeda dan penekanan yang tepat, hingga menentukan tonal suara yang paling tepat untuk sebuah project yang akan dibacakan.

Namun dengan perkembangan dunia voice over saat ini, tak jarang talent dituntut untuk menguasai semua bidang, mulai dari cara membaca, merekam, mengedit, mixing, mastering, dengan baik.

Bila merasa berat untuk melakukan ini, buatlah sebuah tim, atau datangilah studio audio dengan sound engineer yang profesional dibidangnya, karena tentunya hal ituakan mempermudah pekerjaan anda.

 

3. Menentukan Rate Voice Over Talent dari Sudut Pandang Client

Sudah bukan rahasia lagi, bahwa client tentunya akan melakukan pemepatan budget bagi setiap produksi, entah produksi visual dan produksi audio, yang di dalamnya terdapat variable voice over production.
 
Hal ini menyebabkan produser dalam sebuah project tentunya sudah mengalokasikan budget untuk produksi, yang tak jarang terkesan mepet dan ‘murah’. Pro dan kontra dalam sebuah alokasi budget produksi tentunya akan mempengaruhi kualitas yang didapatkan client.
 
Untuk menjembatani hal ini, seharusnya terbuka ruang negosiasi yang lebar dari proses pra produksi, sehingga client dan talent dapat mengupayakan hasil terbaik dari budget yang diupayakan. Ada beberapa variable yang penting untuk diingat oleh client dalam penyusunan budget produksi voice over, hal tersebut antara lain :
 

          • Fee talent
          • Jumlah Revisi
          • Studio Rent
          • Sound Engineer Fee
          • Editing, Mixing, dan Mastering
          • Lisensi distribusi produk voice over

 

4. Standard Kualitas Suara Voice Over dalam Industri Broadcasting

Belum ada acuan khusus mengenai hal ini, dan masih sangat abu-abu untuk dijelaskan. Namun menurut kacamata inavoice.com, standard kualitas suara voice over terbagi menjadi dua, yaitu :

 

• Cara Voice Over Talent Mengirimkan Pesan Kepada Audiens

Talent dituntut untuk mampu mengirimkan pesan dari cara pembacaan yang baik, pemilihan tonal yang tepat sesuai dengan segmentasi pasar calon audiens, dan tentunya dari penekanan-penekanan pada narasi yang telah dituliskan oleh client. 

 

• Kualitas Hasil Rekaman yang Disesuaikan pada Kanal Distribusinya

Menjadi hal yang cukup repot memang bila hal ini dibahas cukup mendalam. Namun bila dijabarkan cukup mudah, setiap audio file yang akan diterbitkan tentunya memiliki kualitas, format khusus, dan kekerasan suara yang harusnya disesuaikan dengan kanal distribusi media tersebut akan terbit.
 
Contoh paling nyatanya adalah, kualitas audio file tentunya tidak boleh Noise, baik Ambience Noise, Electrical Noise, Room Noise maupun noise yang disebabkan oleh kesalahan membaca oleh talent, seperti popping noise, dsb.
 
Audio file tentunya tidak diperbolehkan distort / clipping / peak, dan memiliki kekerasan suara dengan satuan ukur RMS atau LUFS sesuai dengan kebutuhan kanal distribusi (misal : spotify -14 LUFS, Apple Music -1DbTP / -14 LUFS final output stream).
 
 
Dengan banyaknya talent saat ini, client akan sangat mudah menemukan, membandingkan, dan memilih mana yang dirasa layak untuk mengisi narasi dari pekerjaan yang sedang dilakukan. Namun apakah hal-hal yang dituliskan dengan panjang lebar di atas telah menjadi acuan? Inavoice.com mencoba menjabarkan dan memberikan pandangan tersendiri untuk kemajuan industri voice over, dan mencoba sedikit menjabarkan mengenai tantangan voice over pada industri kreatif.
 
Baca Juga
Wikipedia.org - LUFS
Wikipedia.org - RMS