Updated: 15 Jul 2021     Author: Jatmiko Kresnatama     Comments: 0     English   |   Bahasa

Lisensi Project yang Menentukan Gaji Voice Over Talent

  1. Home
  2. Voice Over Blog
Sudah menjadi hak bagi para produsen produk audio visual untuk mendapatkan Jasa Voice Over yang baik, dan sesuai dengan kualitas yang diperkirakan. Tentunya, setiap hal yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan hak client tentunya harus dimaksimalkan oleh client, mulai dari mengikuti proses pra-produksi hingga post-produksi yang ciamik.
 
Disaat pra-produksi talent harus mampu menangkap semua brief, memberi jeda pada script voice over, dan memberi intonasi yang tepat sesuai brief. Hal ini berfungsi untuk menghembuskan nyawa bagi narasi yang telah ditulis oleh client. Inilah tanggung jawab terberat dari seorang voice over talent. Mereka harus mampu untuk menghidupkan narasi agar pesan dapat sampai ke audiens, dan meningkatkan engagement dari pesan produk atau jasa tersebut. Terkadang, talent juga harus mengerjakan voice over sendiri, tanpa bantuan sound engineer profesional dalam sebuah project voice over karena budget client yang mepet. 
 
Lantas bagaimana hak yang seharusnya diterima oleh talent pada Indonesia voice over Industry? Tanpa mengesampingkan keseluruhan tanggung jawab yang tertulis di atas - dan kita telah mengamini bahwa tanggung jawab yang diemban cukup besar, client harus memiliki informasi yang tepat mengenai berapa besaran rate yang harus dibayarkan client kepada talent.
 
 
Informasi-informasi yang berkembang saat ini sedikit simpang siur karena perkembangan pesat industri voice over. Dalam 5 tahun terakhir, industri voice over berkembang begitu pesat, semua orang yang memiliki alat perekaman dirumah (tak terkecuali handphone) dan memiliki passion yang besar terhadap bidang voice over mampu mengclaim dirinya sebagai talenta pengisi suara, tanpa mengerti bagaimana cara yang tepat dalam memberikan rate. Selain itu, belum adanya regulasi mengenai industri voice over, baik regulasi teknis, distribusi, dan kompensasi membuat hal-hal tersebut menjadi abu-abu dan tabu untuk dibicarakan.
 
Untuk terus mendukung perkembangan industri voice over, Inavoice.com mencoba menjelaskan tentang bagaimana rate voice over talent dibayarkan berdasarkan lisensi distribusi produk yang akan diterbitkan oleh client. Tampak ribet bukan? Betul, namun ini hanya terlihatnya saja. Hak distribusi tentunya dilekatkan dengan ke 'kanal' mana suaranya akan diperdengarkan, berapa banyak kemungkinan audiens yang mendengarkan dan apa tujuan produksi suaranya.
 
Bila anda memproduksi voice over dengan tujuan internal event, IVR, atau untuk kebutuhan materi presentasi meeting, tentunya rate yang akan digunakan berbeda dengan produk voice over dengan tujuan commercial seperti tvc, radio ads, dan digital ads. Mari kita bahas satu persatu lisensi yang ada pada industri voice over diurutkan dari satuan rate paling mahal :
 

5 Lisensi Voice Over yang Menentukan Gaji Voice Over Talent

1. Commercial License

Seperti namanya, Commercial License adalah penggunaan suara talent voice over pada sebuah produk audio / audio visual dengan tujuan mengiklankan sebuah produk atau jasa. Commercial license erat hubungannya dengan TVC, dan Radio Ads yang mana biasanya dalam distribusi voice over untuk kedua produk ini terlimitasi waktu tayang (durasi tayang berapa bulan), dan berapa cut down di dalamnya.
 
 
Durasi waktu tayang adalah jumlah berapa kali iklan tersebut akan tayang dalam jangka waktu tertentu. Misal, 240 kali tayang, dalam waktu 6 bulan. Sedangkan cut down merupakan berapa jumlah versi yang akan ditayangkan pada kanal distribusi akhir produk voice over yang dikerjakan.
 
Dalam sebuah produksi, talent voice over akan membacakan keseluruhan narasi yang telah dibuat oleh client, namun pada kenyataan distribusinya, biasanya terdapat beberapa versi yang ditayangkan, sehingga produk jadi voice over tersebut bukanlah 1 versi full, namun 1 versi full ditambah beberapa versi cut down.
 
Kedua hal tersebutlah yang membuat nilai lisensi ini menjadi paling mahal bila dibandingkan dengan lisensi lain. Selain kedua hal tersebut, yang membuat lisensi ini paling mahal juga karena tujuan pembuatan voice overnya merupakan untuk memasarkan produk. Tujuan ini menjadi aspek yang penting untuk ditilik karena voice over talent merupakan senjata penyampai pesan utama agar iklan mendapatkan audiens yang tepat dengan engagement yang tinggi sesuai dengan penentuan target market oleh client.
 

2. Long Project License

Long Project License adalah penggunaan suara voice actor pada sebuah produk audio / audio visual untuk project-project berdurasi panjang. Mengapa project berdurasi panjang harus memiliki lisensi tersendiri? Hal ini ditujukan agar talent dan client mendapatkan win-win solution atas pekerjaan yang akan mereka kerjakan bersama.
 
Projek-projek panjang seperti audiobook, e-learning, voice over on documentary, tentunya akan menguras durasi waktu pengerjaan, baik ketika melakukan perekaman, editing, mixing, dan mastering. Dalam memperhitungkan hal tersebut, maka nilai dari sebuah project untuk long project license cukup besar bahkan mungkin lebih besar daripada commercial license.
 
Lantas mengapa long project license di urutan kedua satuan rate paling mahal? Bila kita membandingkan commercial license dengan long project license, tentunya tidak adil bahwa pekerjaan commercial license yang mungkin dapat dikerjakan dalam waktu satu hari mendapatkan rate yang begitu tinggi, bila dibandingkan dengan rate sebuah project panjang yang bisa dikerjakan dalam waktu berminggu-minggu. Simplisitas, commercial license dalam tahapan produksinya membuat pekerjaan tersebut dapat disebut sebagai fast money.
 

 

3. Digital License

Digital License adalah penggunaan suara talent voice over pada sebuah produk audio / audio visual dengan tujuan distribusi platform-platform digital seperti, facebook, instagram, tiktok, dan youtube. Berbeda dengan commercial license, digital license tidak terlimitasi waktu tayang, karena setiap produk yang tayang secara digital akan terus menurus ada baik di feed instagram, profile youtube, dan banyak profile dari platform lain.
 
Dengan tidak adanya limitasi waktu tayang, mengapa nilai dari digital license tidak sebesar commercial license? Karena demand akan kebutuhan voice over pada digital license sungguh besar seiring dengan kemajuan teknologi, dan banyaknya platform digital yang mampu menyaring engagement audiens bagi sebuah product.
 
Seperti teori ekonomi yang kita ketahui, dengan banyaknya demand pasar voice over pada digital license ini, diimbangi dengan banyaknya voice over talent saat ini, membuat lisensi ini dibandrol dengan nilai rataan ketinggi ke tiga dari keseluruhan lisensi yang ada.
 

4. Corporate License

Corporate License adalah penggunaan suara voice ove pada sebuah produk audio / audio visual untuk memenuhi kepentingan korporasi. Talent dalam hal ini biasanya mendapatkan project berupa company profile, video ulang tahun perusahaan, video biografi pemilik perusahaan, atau yang lainnya yang berhubungan erat dengan kebutuhan sebuah perusahaan.
 
Video-video tersebut biasanya tidak ditujukan untuk melakukan promo dari sebuah perusahaan, namun ditujukan untuk memberitahukan kepada audiens seberapa pesat perkembangan perusahaan, achievement yang telah di raih, dan bagaimana perusahaan menghadapi isu-isu tertentu. Karena tidak ditujukan untuk menjual, dan dengan durasi pengerjaan yang tidak begitu panjang, membuat corporate license berada pada urutan lisensi ke empat.
 

5. Internal License

 
Internal License adalah penggunaan suara voice over pada sebuah produk audio / audio visual yang ditujukan untuk kebutuhan internal dan non commercial. Kebutuhan-kebutuhan internal seperti IVR, Presentasi Meeting, Event corporate, dll merupakan contoh-contoh produk voice over dari lisensi ini. Lisensi internal menempati urutan hak distribusi terendah karena tujuan dari pembuatan voice overnya bukanlah menarik engagement yang tinggi, dan tidak berurusan sama sekali dengan melakukan penjualan.
 
Hak distribusi tentunya hanya menjadi salah satu variable saja dari beberapa tambahan variable lain untuk penentuan rate project. Beberapa variable lain seperti bahasa yang digunakan, pengalaman voice over talent yang ditunjuk untuk mengisi produk, karakter suara, durasi, dan berapa jumlah revisi yang diinginkan client harus tetap diikutsertakan dalam penghitungan rate talent.
 
Dalam tulisan ini, tim inavoice menekankan bahwa penghitungan lisensi dan hak distribusi voice over talent belum memiliki regulasi yang tepat, maka kami mencoba menginterpretasikan sendiri berdasarkan pengalaman kami berjalan dalam industri voice over. Semoga pertimbangan-pertimbangan di atas mampu membuka wawasan talent dalam melakukan penentuan rate, dan juga client ketika memberi nilai atas pekerjaan talent voice over.
 
Baca Juga :
Inavoice.com : Menentukan Harga Jasa Voice Over Talent Professional