Pernah merasa karir Voice-Over kalian stuck? Yuk baca cerita insiprational dari salah satu tokoh voice over terkenal di Indonesia ini. Bimo Kusuma Yudho merupakan salah satu voice talent yang menggerakan dan memperkenalkan pekerjaan dan industri voice over ini.
Mengikuti perkembangan industri Voice-Over Indonesia, tentunya kita tidak bisa melepaskan bahwa saat ini banyak sekali voice over talent yang sangat terkenal dan memiliki talenta khusus di berbagai sub genre voice over itu sendiri. Kita telah melihat bahwa perkembangan industri voice over dan voice acting begitu besar di Indonesia, mulai dari sosok Ferry Fadli hingga saat ini banyak sekali influencer voice over yang beredar di sosial media saat ini seperti salah satunya Bimo Kusumo.
Bimo Kusumo, merupakan salah satu sosial media influencer di bidang voice over dengan telah memiliki 252rb followers di Instagram, dan beberapa konten yang sering viral. Kami menyadur percakapannya dengan Tagar TV yang menarik mengenai bagaimana ia memandang industri voice over, dan bagaimana cara dia memandang pencapaian-pencapaian pribadinya. Berikut beberapa poin penting dari wawancaranya, yang kami rasa penting untuk disebarkan lebih luas mengenai siapa Bimoky, dan bagaimana ia memandang industri voice over itu sendiri :
Awal banget sih saya udah kecemplung aja gitu, udah diajakin sama orang tua buat masuk di dunia voice over ini. Kebetulan bapak sudah ada di dunia voice talent dari 70 atau 80an untuk mengisi sandiwara radio. Kalau sekarang kan podcast kan yang terkenal, nah, kalau dulu tuh ya drama radio, seperti Brama Kumbara, Saur Sepuh, Tutur Tinular. Papa saya dan teman-temannya yang sekaligus jadi mentor saya yang berperan mengenalkan saya di dunia suara ini. Di tahun 93, saya dibawa ke sanggar Prativi, boleh dibilang salah satu audio post production pertama yang ada di Indonesia. Tokoh terkenal voice over yang juga ada di sana seperti om Ferry Fadly, Tante Maria Untung.
Kalau dibilang start profesionalnya sih tahun 96, karena saya pertama kali dibayar tuh ya tahun itu untuk ngisi iklan anak kecil, tapi awalnya ya sebagai dubber, mengisi suara untuk kartun, film kolosal, disney channel. nah di tahun 2000 mulai lah baru saya ninggalin dunia dubber untuk fokus ngerjain iklan-iklan aja.
Wah, kalau ada kata di atas passion, saya sih kayanya di atas itu tuh. Hahahahaha
Sekarang mah gampang banget, banyak banget komunitas voice over yang berkembang di masing-masing daerah, atau kalau misalnya mau straight ya, bisa search di google aja misal keyword audio post, itu kan keluar tu di google, udah hubungin aja ke situ. Trus hubungi aja bilang mau ngirim sample voice over ke producernya.
Nah ini niih, yang harus saya beri tahu karena mungkin menjadi salah satu tanggung jawab saya. Kalau menurut saya sih, bukan hanya orang yang bersuara bagus yang bisa jadi Voice-Over talent, tapi orang-orang yang bisa menangkap brief dengan cepat, dan mengeluarkan teknik-teknik vo dengan tepat. Hal ini terjadi karena client kadang tidak datang dengan brief yang tepat saat pitching dikarenakan permasalahan confidential nya sebuah naskah. Nah tau-tau waktu di studio kita diminta membacakan script yang mungkin sulit untuk diterapkan. Nah disitulah kita sebagai voice over talent harus bisa menangkap brief dengan cepat dan mengeluarkan teknik-teknik vo dengan tepat.
Selain itu, cerita sedikit nih, dari tahun 90 - 2000an kan karakter iklan di Indonesia kebanyakan adalah suara yang masuk dalam kategori beauty voice ya (voice over yang dibaca dengan berwibawa, deep tone, dsb). Nah akhir-akhir ini niih, karakter-karakter di Indonesia itu liar banget kreatifitasnya, dan tidak selalu menggunakan karakter suara yang beauty gitu. Bahkan cenderung comedical (suara-suara yang "jelek") kalau melihat dari beberapa kerjaan saya akhir-akhir ini. Misal ada iklan wanita keluar dari magic jar ternyata iklan departemen store, ada orang naik burung, ternyata iklan es krim. Jadi ya voice over talent yang bagus itu ya salah satu kriteriannya menurut saya ya emang gimana teknik kita untuk mengeluarkan suara yang sesuai brief. Karena sekarang setiap suara pasti punya segmen sendiri, jadi untuk orang yang merasa suaranya jelek jangan ragu.
Yang paling sering sih pasti intonasi. Kita kan dapat jenis script yang berbeda-beda untuk setiap project vo yang dikerjakan, untuk itu kita harus tau kapan dan gimana kita menggunakan intonasi yang kita miliki untuk membacakan script itu. Misal kita dapet script promo, tentunya akan berbeda dengan membacakan script manifesto, news, documentary, biar gak flat aja ketika bacanya.
Nah, ada satu cerita yang wajib saya ceritain untuk ngejawab pertanyaan ini. Jadi di tahun 2015, saya ada kesempatan bersama beberapa teman pekerja seni yang lain untuk mengisi sebuah chairity di sebuah wisma atau panti yang isinya orang-orang dengan berkebutuhan khusus karena memiliki keterbatasan dalam berbicara dan mendengar.
Salah satu yang membuat saya takjub adalah, saat itu ada satu orang penghuni panti tersebut yang mendatangi saya, dan dengan keterbatasannya dalam berbicara berkata "boleh gak saya cobain kaya mas Bimo, aku bisa kok”. Didepan saya orang itu memperagakan salah satu iklan yang saya isi dan bertanya, “gimana mas bimo? apakah suara saya bagus?” Saat itu dan dimomen itu saya gak mungkin dong jujur. Saya bilang, “Suaranya bagus, mantap kok!”
Tau gak responnya dia gimana? Dia bilang, “Tuh kan mas, benerkan, suara saya bagus kan mas, saya yakin kok saya diciptakan Tuhan bagus dari ujung kaki sampe ujung kepala, yang gak bagus itu mulut dan mata orang didepan kita.” Itu rasanya sedih gak bisa, kesel iya sama orang-orang yang bilang "loe enak bim suaranya bagus, lah gw kaya kaleng rombeng".
Jadi buat temen-temen yang bilang suaranya jelek, bersyukur bahwa kita masih bisa berbicara. Mungkin yang kurang pas hanya tekniknya aja. Kalo tekniknya udah bagus, dan udah bener nah itu bisa di pake buat jadi voice over talent.
Wah kalau itu sih pasti jadi salah satu momen dan achievement terbaik selama jadi voice over talent sih. Saya juga kurang paham karena saya tiba-tiba di DM aja gitu untuk ngeblok jadwal satu harian buat rekaman. Ternyata voice over itu dipakai untuk jadi sebuah movement yang dibuat oleh presiden, dan langsung disupervisi sama presiden juga.
Perasaannya seneng mah pasti, diluar itu, ada sebuah pesen dari bapak saya, jadi kalo dulu tu bapak saya sering bilang kalo “jangan pernah pelit ilmu atau kehilangan ilmu”, karena kita dapet ilmu dari orang-orang yang gak pelit ilmu disekitar kita, tapi kita kudu takut kehilangan momen.
Jadi kenapa takut kehilangan momen? Kalau kita cuma diem doang ya kita bakal kehilangan momen untuk aktualisasi diri, kita jadi viral, kita jadi kaya misalnya walaupun ini relatif ya, dan satu yang paling pasti adalah ilang momen untuk berbagi berkat. Jadi apa yang saya lakukan bisa diapresiasi sampe segitunya ya terima kasih banget. Jadi kepikiran, bener juga apa kata bapak saya. Selama ini saya mencoba apa yang saya punya saya bagikan melalui konten-konten saya, dan bener gak pernah kurang koo, bahkan nanti reward yang kita dapat bisa gak keduga-duga kok.
Menonton wawancara voice over talent terkenal di Indonesia ini, kami jadi sadar bahwa, semakin orang berprestasi tentunya semakin menunduk pula cara dia memberikan pengetahuan mengenai hal yang sangat ia pahami. Tunggu konten-konten Tokoh Terkenal Voice Over Indonesia lainnya di insight Inavoice.com selanjutnya. Bagi temen-temen yang ingin mengenal lebih dalam mas Bimo Kusumo, coba check page wikipedia nya ya.