Summary : Voice Over adalah produk audio dalam sebuah produk audio visual yang berfungsi menyampaikan pesan pada target audiens. Perkembangan voice over indonesia tidak dapat lepas dari banyaknya perkembangan industri lain yang sebelumnya telah berkembang. Voice over adalah produk broadcasting muda yang dalam perkembangannya mendapatkan banyaknya atensi dari voice enthusiast. Cepatnya pertumbuhan dan perkembangan voice over di Indonesia bak 2 mata pisau yang memiliki hal yang positif dan negatif. Yuk simak lengkapnya melalui artikel ini.
Mengikuti dan berperan langsung dalam perkembangan Voice Over Indonesia, tentunya kita tak akan habis pikir bahwa perkembangannya bisa begitu cepat. Bayangkan bahwa di tahun 2015, masih banyak orang yang belum mengerti mengenai Definisi Voice Over, dan di tahun 2020, banyak orang yang mengaku dan mencintai pekerjaan sebagai Voice Over Talent.
Perkembangan yang sangat pesat bukan? Sangat pesat sehingga mungkin masih banyak lubang dan ganjalan dalam industri ini. Lubang dan ganjalan seperti kesulitan dalam membedakan definisi dubbing dengan voice over, dan tentunya banyak lubang lain yang wajar untuk ditemui disetiap perkembangan yang begitu pesat. Makanan instant tentu tak sebaik makanan yang dimasak dengan proper.
Mari sedikit mengesampingkan lubang dan ganjalan yang ada terlebih dahulu. Sebagai orang yang tentunya antusias dengan perkembangan voice over dari tahun ke tahun, tentu ada baiknya bila kita juga mempelajari bagaimana Industri Voice Over bisa berkembang hingga sampai seperti saat ini di Indonesia.
Mari kita melihat perkembangan industri ini tanpa angkuh. Kita harus menyadari bahwa industri ini sangat berkembang melalui berkembangnya banyak industri lain. Apa saja industri yang membangun perkembangan industri voice over? Inilah beberapa industrinya :
1. Perkembangan industri radio dan drama radio
2. Televisi dan iklan
3. Film
4. Industri animasi dan kartun
5. Industri perekaman digital
6. Industri dan penggunaan sosial media yang massive di era saat ini
Cukup banyak ya industri-industri yang turut menyumbang perkembangan industri voice over di Indonesia. Betul, karena secara tidak disadari, voice over merupakan sub bagian audio dari keseluruhan industri yang telah kita sebutkan di atas. Voice over merupakan produk audio dengan niche khusus, dengan distribusi yang sangat luas, sehingga pekerjaan voice over merupakan produk turunan hampir keseluruhan produk industri audio visual.
Dengan keleluasannya sebagai produk audio visual, voice over (walaupun sebelumnya mungkin belum disadari bernama voice over) turut berkembang dari tahun ke tahun mengikuti perkembangan industri audio dan audio visual di Indonesia.
Baca Juga : Contoh Voice Over dan Fungsinya pada Produk Audio Visual
Sebagai pegiat dan orang yang antusias dalam dunia voice over, akan lebih baik bila kita menilik sejarah perkembangan voice over berdasar atas perkembangan industri audio dan audio visual yang ada.
Tentu saja, didasarkan pada perkembangannya, Radio merupakan awal sejarah perkembangan dunia voice over bisa begitu populer saat ini di Indonesia. Kita tak dapat melepaskan masa-masa keemasan radio, yang mana setiap program acaranya (mungkin saat ini disebut sebagai konten) dinanti oleh begitu banyak orang.
Pada zaman keemasannya, radio yang juga merupakan perangkat penting dalam kemerdekaan Indonesia, mengisi hari-hari orang masyarakat Indonesia dengan program-program menarik seperti pilihan tangga lagu, pilihan Radio Announcer yang berkarakter dan dekat dengan audiens melalui program kirim-kirim salam, dan juga melalui program sandiwara radio seperti Tutur Tinular, Saur Sepuh, Babad Tanah Leluhur, dan banyak sandiwara radio lain yang menjadi top of mind bagi masyarakat Indonesia yang menikmati radio di era 70an - 80an ini. Muncul nama besar seperti Ferry Fadli, yang berperan dalam 2 program sandiwara radio kenamaan, yaitu Tutur Tinular dan Saur Sepuh.
Lantas apakah Ferry Fadli dapat disebut sebagai voice over talent? Tidak juga, karena Pekerjaan Ferry Fadli pada masa itu merupakan Voice Actor, atau yang hingga saat ini disimplifikasi menjadi dubber. Namun peran radio sangat besar bagi perkembangan industri voice over. Radio membuka mata pelaku industri bahwasannya suara merupakan produk yang dapat dijual. Dari sinilah perkembangan industri suara (khususnya non musik) mulai berkembang.
Tak dapat dipungkiri pula, bahwa Industri televisi juga berperan penting dalam perkembangan Industri voice over. Masih ingatkan, bagaimana media tahun 90an, begitu booming film animasi dan kartun yang hampir setiap hari mengisi layar kaca.
Televisi yang pada saat itu berkembang begitu pesat, menjadi ajang dubber dan voice over talent untuk menunjukkan skillnya dari balik layar. Disini, nama-nama dubber seperti Nurhasannah Iskandar (Dubber pertama Doraemon), Ony Syahrizal (Dubber Shinchan), dan Prabawati Sukarta (Dubber pertama Shizuka), unjuk kemampuan menghias animasi layar kaca.
Ditahun-tahun ini pula, iklan yang menggunakan voice over mulai muncul, namun pekerja yang berada dibaliknya belum disebut sebagai voice over talent dan masih disebut sebagai pembaca narasi atau narator.
Sebut saja iklan localization produk rokok yang sering menghias layar kaca di tahun 1990an. Sungguh menggugah perasaan dengan latar belakang musik grand orchestral, dengan banyaknya kuda yang berlarian, dan tentunya ditutup dengan narasi yang dibacakan dengan low tone. Dari sinilah awal mula perkembangan industri voice over menjadi bisa sangat besar seperti sekarang.
Ditahun 90an akhir, hingga tahun 2000an awal, boomingnya perkembangan industri film Indonesia juga turut mengembangkan industri voice over. Tonggak perkembangan film di Indonesia yang dimotori oleh beberapa sineas muda saat itu menjadi awal bagi industri voice over makin jauh berkembang dalam dunia audio visual, dan mengenal bentuk-bentuk lain voice over.
Orang-orang jadi memahami bahwa field sound recording terkadang harus digantikan oleh studio session dengan system ADR (Automated Dialog Replacement). Selain itu juga banyak produk-produk film dokumenter yang di produksi, dan membutuhkan jasa pembaca narasi di dalamnya.
Perkembangan Sineas Muda Independent di beberapa kota besar di Indonesia pun turut menyumbang perkembangan industri voice over, yang mana dalam keterbatasan peralatan yang ada saat itu, para sineas muda banyak melakukan dubbing, atau bahkan menggunakan teknik voice over di dalam film nya.
Hingga tiba masanya saat gegar budaya dalam kemajuan teknologi di tahun 2009an hingga saat ini. Bisa dibilang bahwa pada tahun 2009an sampai sekarang ini, kemajuan teknologi sangat pesat dan dapat diakses oleh banyak orang yang antusias di dalamnya.
Perkembangan era digital, seperti perkembangan era kamera DSLR, perkembangan alat merekam voice over digital, Perekembangan internet, social media bahkan perkembangan Smartphone turut mendukung tumbuh dan berkembangnya industri voice over, khususnya di Indonesia.
Bayangkan bahwa dalam era perkembangan digital ini, setiap orang dapat membuat dan merekam video dengan mudah, mengisinya dengan voice over, dan menjadikannya konten harian di social media yang sering populer dengan viral contentnya.
Dengan perkembangan era internet dan kecepatan mendapatkan informasi yang ada, perlahan tapi pasti, orang mulai mengerti apa itu voice over, apa saja jenis pekerjaannya, contoh Naskah Voice Over yang dapat didownload secara gratis, apa perbedaan antara voice actor, adr, dubbing, dan voice over talent, dsb. membuat industri voice over begitu berkembang dengan cepat.
Perkembangan social media juga turut mengembangkan industri voice over lebih besar dan luas. Banyak social media influencer yang memperkenalkan pekerjaan ini, sebut saja Bimoky, Putri Saud, dan banyak influencer lainnya yang menjadi idola bagi kebanyakan voice over talent lainnya. Industri Voice Over sudah sangat berkembang bukan? Berkembang jauh, dan sangat besar.
Dari perkembangannya yang sangat cepat dan begitu massive, kita harus bersyukur bahwa industri voice over kini sudah dikenal luas oleh masyarakat. Semua orang sudah mengerti apa itu voice over dan bagaimana penggunaannya dalam dunia industri kreatif. Kini setiap orang dengan mudah memilih voice over talent yang tepat untuk produk audio visualnya yang sedang di produksi.
Kini semua orang sudah mengerti bahwa Fungsi Voice Over adalah membantu dalam penyampaian pesan, dan meningkatkan engagement produk dengan target audiens yang dituju. Namun, apakah semua orang juga sudah memahami bahwa Voice Over juga merupakan sebuah elemen dalam Audio Branding?
Mungkin belum semua orang memahami hal tersebut, namun voice over akan sangat berpengaruh pada proses branding bisnis yang mungkin sedang anda jalankan. Inavoice.com pernah menulis blog berjudul Pentingnya Voice Over dalam Proses Branding Bisnis.
Voice Over di Indonesia tak lagi dipandang sebelah mata, dan voice over talent yang berada dalam industrinya sudah dapat berdiri sendiri, bukan lagi sebagai pekerja paruh waktu.
Perkembangan voice over di Indonesia menumbuhkan banyaknya marketplace, dan Agensi Voice Over di Indonesia. Hal ini merupakan angin segar bagi talent khususnya karena talent memiliki 'rumah' untuk show off kemampuan mereka. Jauh sebelum perkembangan-perkembangan industri digital, kebanyakan talent harus mengirimkan sample suara ke Voice Over Agency luar negeri, dan tentunya cukup stress dengan terms pembayaran seperti western union, paypal, yang dulu bahkan belum dikenal.
Kini, teman-teman pengisi suara tidak lagi menemukan keribetan seperti yang tertulis diatas. Kini mereka dapat berjualan suaranya secara mandiri melalui kanal-kanal media sosial pribadi masing-masing. Calon pengguna Jasa Voice Over pun kini dengan mudah menulis naskah dan memberi direksi pada talent voice over secara remote.
Namun apa yang perlu diperhatikan lebih jauh dan lebih cermat? Seperti yang telah disampaikan dalam kalimat pembuka artikel ini, tentunya dalam kecepatan informasi yang diterima masih banyak sekali kekurangan dalam industri voice over. Lubang-lubang yang kami maksud adalah seperti
1. Bagaimana cara merekam suara yang baik
2. Alat apa yang paling tepat digunakan dalam merekam produk voice over
3. bagaimana cara meningkatkan skill voice over talent dalam editing, mixing, dan mastering yang paling baik
4. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan branding dan marketing sebagai voice over talent
5. Permasalahan rate voice over talent yang begitu timpang
6. Regulasi industri voice over yang belum jelas
Tentunya 6 hal ini hanyalah beberapa hal yang terlihat dan sering menjadi ketakutan pelaku industri voice over itu sendiri. Banyak hal lainnya yang masih perlu dipelajari hingga kita bisa mencapai konsensus bersama tentang ‘voice over yang baik’ dan mengurangi timpangnya standard industri dan kualitas audio voice over itu sendiri.
Semoga hal-hal seperti yang disebutkan di atas bisa segera ditanggulangi dengan kesadaran setiap voice over enthusiast untuk terus haus dalam menggali informasi yang lebih dalam pada dunia voice over ini.