Updated: 24 May 2023     Author: Jatmiko Kresnatama     Comments: 0     English   |   Bahasa

The Power of Voice Over: Cara Narasi Membentuk Persepsi

  1. Home
  2. Voice Over Blog
 
Table Of Content
 
 
   Indah Hikma
   Writer Inavoice
 
Pernahkah kamu merasa terbawa dalam cerita film karena suara narasi yang menyertainya? Yap, inilah tugas dari voice over untuk menggerakkan kisah dan persepsi kepada audiens. 
 
Ada banyak unsur yang perlu dibangun ketika ingin membangun sebuah cerita dengan narasi. Bukan hanya sekadar cuap-cuap, pengisi suara justru harus berakting dan memasukkan emosinya. 
 
Pada ulasan di bawah ini, kamu akan memahami bagaimana sebuah voice over bisa membangkitkan cerita dan menimbulkan emosi bagi siapapun yang mendengarkan? Yuk, simak bersama seperti yang telah dirangkum oleh Inavoice!
 

Psikologi voice over: Bagaimana ini memengaruhi persepsi tentang sebuah cerita? 

Memengaruhi reaksi audiens adalah kunci sukses penyampaian pesan melalui voice over. Sebagai voice over artist, penting untuk memahami perbedaan gaya bicara guna memengaruhi perasaan pendengar. 
 
Berdasarkan tujuan proyek, voice over kemudian harus dibentuk untuk mencoba menghasilkan respon yang baik. Misalnya fungsi voice over untuk bisnis yang membuat pendengar tertarik terhadap produk atau layanan melalui konten persuasif. 
 
Meskipun audiens mendengarkan suara di salah satu iklan berbasis video atau audio, mereka tidak akan pernah melihat si pembicara. Dalam hal ini sangat penting untuk membuatnya tertarik dan memiliki persepsi tersendiri terhadap suatu cerita.
 
Dilansir dari Content Hive, penelitian membuktikan bahwa suara perempuan lebih berpengaruh dalam pembangunan cerita dibandingkan suara laki-laki. 
 
Sementara itu, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harris Interactive di Amerika Serikat, 48% koresponden percaya bahwa suara laki-laki lebih kuat. Sedangkan 46% koresponden mengatakan bahwa suara perempuan lebih menenangkan. 
 
Oleh sebab itu, jika voice over bertujuan untuk membuat audiens setuju dengan sebuah ide atau memotivasi mereka mengambil tindakan, maka voice over talent perlu memantapkan diri sebagai sumber informasi yang ramah dan terpercaya. 
 
Hal tersebut bisa dicapai dengan berbagai cara, misalnya menggunakan suara yang hangat, terdengar akrab, kuat, percaya diri dan berwibawa. Di sisi lain, persepsi cerita juga dibangun dengan menghidupkan empati serta emosi. 
 
Artinya, voice over talent harus mewujudkan emosi tersebut melalui suara yang membuat pendengar merasakan hal yang sama. Studi oleh Uri Hasson, seorang ahli saraf di Universitas Princeton seperti dilansir dari Christy Harst, menyatakan bahwa sebelum mendengarkan cerita, orang memulai dengan aktivitas otak yang berbeda. 
 
Namun begitu mulai mendengarkan sebuah cerita, mereka akan mengalami aktivitas yang sama dengan otak si pembicara. Jadi ketika voice actor mulai bercerita, pendengar akan mengadopsi kondisi otak yang sama serta memfasilitasi hubungan. 
 
Intinya, secara psikologis, voice over sangat berpengaruh terhadap pembangunan dan persepsi cerita. Oleh sebab itu, penting untuk berbicara sesuai konsep, nada yang tepat dan proporsi yang pas. 
 

Bagaimana voice over dapat membangun nada dan suasana di film dan televisi?

Definisi voice over adalah teknik produksi di mana suara digunakan untuk berbagai program di radio, produksi televisi, pembuatan film, teater atau presentasi lainnya. 
 
Voice over biasanya dibaca dari naskah dan dapat diucapkan oleh seseorang atau disebut sebagai voice over artist dalam suatu produksi. 
 
Contoh simpelnya begini, pernahkah kamu menonton film dan televisi yang memiliki full narasi? Meskipun pada saat itu hanya sesekali saja berdialog dan sisanya bercerita, namun cukup terbayang bukan potongan-potongan kisahnya? 
 
Narasi voice over dalam film dan televisi sebenarnya bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada audiens. Bukan hanya sekadar pengantar, melainkan digunakan sebagai petunjuk, pemberi kejelasan dan komunikasi secara langsung kepada audiens. 
 
Dalam film komedi misalnya, narasi voice over cenderung menggunakan nada naik turun, tempo cepat dan penuh kebahagiaan. Hal ini tentu saja membuat audiens juga turut merasakan kegembiraan, suasana bahagia hingga tertawa. 
 
Berbeda dengan film atau serial televisi horor yang dimulai dengan suara dalam, perlahan, volume lebih kencang. Di beberapa part bahkan ditambahkan efek menegangkan dan mengejutkan sebagai pembangunan suasana menyeramkan. 
 
Keberadaan voice over pada film dan televisi juga membantu menjaga perhatian audiens, sehingga pesan bisa tersampaikan. Dengan demikian, saat menggunakan jasa voice over talent perlu mempertimbangkan beberapa hal. 
 
Seperti nada suara mereka yang harus sesuai dengan apa yang ingin disampaikan. Kemudian memiliki rentang emosi, sehingga terdengar meyakinkan saat membaca berbagai jenis naskah. Selanjutnya yakni harus bisa membaca cepat tanpa terdengar kaku.
 

Dari eksposisi ke penutup: Fungsi narasi pengisi suara dalam storytelling

Narasi adalah teknik storytelling yang tersembunyi dari cerita itu sendiri. Elemen ini memberikan nilai artistik pada konten serta membagikan informasi yang diperlukan kepada audiens. 
 
Narasi dari pengisi suara harus mampu meningkatkan pengalaman menonton serta mendefinisikan alur kisah secara detail. Pada umumnya, narator berbicara dengan nada yang disesuaikan cerita, jelas, serta menunjukkan vokalisasi yang tepat. 
 
Dalam praktiknya, narasi tidak boleh mengganggu alur cerita. Akan tetapi hal ini seringkali diabaikan karena sebenarnya elemen tersebut adalah bagian dari cerita itu sendiri. Pada film bergenre komedi misalnya, narator kerap menyela adegan untuk memberikan efek lucu. 
 
Fungsi lain dari narasi adalah memberikan informasi tambahan kepada audiens tentang aksi, karakter, motivasi, konteks sejarah, hubungan naratif dan detail cerita lainnya. Itu harus diintegrasikan secara mulus dengan alur, sehingga menjadi bagian dari cerita, bukan sekadar komentar. 
 
Yang perlu dicatat dari narasi adalah cara menceritakan kisah, bukan menjelaskannya. Selain itu, biasanya dibacakan dengan pertimbangan irama, vokal, nada dan kejelasan.
 

Peran voice over dalam pembuatan film dokumenter dan penceritaan nonfiksi

Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan beberapa aspek di dunia dan termasuk kategori nonfiksi. Karya ini mencakup kehidupan nyata, seperti contohnya tentang hewan liar, tokoh besar dunia hingga sejarah.
 
Salah satu karakteristik film dokumenter adalah meliput topik yang memang tidak banyak diketahui. Untuk mendukung keseluruhan cerita, sudut pandang pertama diambil dari si narator.
 
Voice over dalam film dokumenter nonfiksi berperan untuk menyampaikan suasana hati, mengatur nada dan melibatkan penonton. Visual yang sempurna dan nada suara yang tepat bisa melengkapinya. 
 
 
Voice over talent untuk film dokumenter bertugas mengatur nada dan mengajak penonton untuk masuk ke dalam film. Suara tersebut menciptakan hubungan yang akrab dan membawa mereka terlibat langsung. 
 
Narator dalam voice over untuk film dokumenter juga membagikan hal-hal yang mungkin tidak pernah diketahui atau dilihat oleh audiens. Dengan demikian, adanya voice over ialah sebagai pemandu, pembangkit suasana dan membangun alur. 
 
Salah satu faktor terpenting dalam voice over dokumenter adalah bahwa narasi harus sesuai tone film. Misalnya mengenai alam, biasanya dinarasikan dengan suara yang menenangkan, pelan dan bijak sesuai visual. 
 
Sebagai pengisi suara, voice over talent juga harus fleksibel. Ada beberapa bagian mereka harus menirukan suara hewan, terdengar garang. Jadi, meskipun aktornya sama, namun patutnya bisa memvariasikan suara. 
 
Secara keseluruhan, voice over pada film dokumenter memberikan pengaruh besar untuk memikat hati penonton serta mengedukasi mereka. Bersamaan dengan visual, voice over talent akan mengatur suasana dan nada serta mempertahankannya sepanjang film. 
 

Voice over dan karakterisasi: Menghidupkan karakter fiksi

Sebagai voice actor dituntut untuk bisa membawakan berbagai macam genre cerita, salah satunya yakni fiksi. Pada jenis ini, mereka harus berakting menjadi orang lain sesuai karakter yang ditentukan oleh naskah. 
 
Tugasnya bukan hanya sekadar membentuk karakter tetapi menghidupkannya, sehingga bisa menciptakan nuansa, ciri khas serta peran. Voice over untuk karakterisasi dapat mengundang interaksi dengan audiens dan membuat alur terasa lebih nyata. 
 
Setidaknya ada 6 teknik yang bisa dilakukan voice actor untuk menghidupkan karakter fiksi, antara lain:
 
  • Memperdalam naskah

Memperdalam naskah adalah langkah pertama untuk memahami karakter. Pertama, baca skrip seolah-olah kamu adalah pembaca biasa. Kemudian, bacalah kembali dengan menandai poin-poin penting pada dialog. 
 
Selanjutnya, jika itu berupa video audio, membaca skrip sambil melihat gambar atau visual guna mendapatkan gambaran nyata.  Memperhatikan setiap dialog atau narasi seperti ini membantu memperoleh gambaran akurat tentang karakteristik. 
 
  • Analisis motivasi karakter

Setelah memahami naskah dan setiap peristiwa yang ada di dalamnya, sekarang mulailah bangun karakter secara nyata. 
 
Dimulai dari berpikir kritis terhadap karakter, seperti mulai bertanya apa yang ia sukai, bagaimana kebiasaannya, mengapa demikian dan lain sebagainya. 
 
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu membantu menggali lebih dalam tentang karakter yang akan diperankan. 
 
  • Bayangkan fisik dari karakter

Selanjutnya, bayangkan penampilan dan tindakan karakter untuk mencocokkannya dengan suara. Bila perlu, sesekali menirukan gaya berjalan, berdiri dan gesture lainnya. 
 
Di samping itu, juga buat ekspresi wajah yang sama dengan karakter saat membacakan naskah. Hal ini membuatnya semakin masuk ke dalam diri, sehingga nantinya akan mudah dalam bermain peran. 
 
  • Temukan sumber inspirasi

Terkadang perlu juga mencari referensi dan inspirasi lain untuk memperkaya penjiwaan. Kamu bisa menemukan karakter yang mirip, kemudian perhatian penggunaan infleksi, nada dan tempo yang diaplikasikan. 
 

Pentingnya irama dan nada dalam narasi voice over yang efektif

Coba bayangkan bagaimana jadinya bila suatu rekaman voice over memiliki nada yang datar? Akan terdengar aneh dan membosankan, bukan? 
 
Itulah sebabnya dalam setiap proyek voice over, voice actor baik profesional maupun pemula harus bisa memainkan nada dan irama. Nada memberikan berbagai macam emosi, karakter dan ungkapan. 
 
Misalnya seperti, nada tinggi cenderung mengekspresikan amarah, menunjukkan ketidakpuasan, protes dan menekankan sesuatu. Sementara nada rendah yang dalam memberikan kesan berwibawa, bijaksana dan tenang. 
 
Permainan nada dalam voice over memberikan variasi yang membawa audiens dari emosi satu ke lainnya. Perpindahan ini membuatnya terdengar menarik, mampu terbawa dalam cerita hingga membentuk karakterisasi. 
 
 
Sementara irama juga bagian penting dari voice over. Sederhananya, jika ingin terdengar halus, tidak terputus-putus, salah satu cara terbaiknya ialah memperpanjang vokal. 
Menggeser suara dan kata-kata secara bersamaan terdengar lebih enak daripada pola yang terputus-putus atau staccato. Sebagai latihan untuk mengembangkan irama, gerakkan lengan ke seluruh tubuh dengan lembut saat berbicara. 
 
Berfokuslah untuk menghubungkan pembicaraan dengan gerakan. Kemudian pastikan bagaimana suara memanjang alami. 
 

Menggunakan voice over untuk menciptakan keintiman dengan penonton

Sebuah iklan tertulis menuntut audiens untuk membaca sendiri, tanpa ada interaksi dua arah. Alhasil terkadang mudah diabaikan dan seringkali membuat kurang paham. 
 
Berbeda dengan voice over yang mengutamakan suara sebagai penjelas informasi sekaligus menjalin interaksi dengan pendengar. Selain mendengarkan wawasan baru, sesekali menghibur dan seolah-olah audiens masuk ke dalam kisah yang disajikan. 
 
Efek voice over menciptakan minat pada audiens, sekaligus menyebarkan informasi. Misalnya, media sosial saat ini yang sudah menggunakan voice over memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan-pesan penting. 
 
Keintiman yang diciptakan oleh voice over lantas membangun kepercayaan audiens. Itu membuat mereka merasa lebih terhubung. Sementara pada iklan, tentu saja meningkatkan ajakan bertindak. 
 
Untuk mengaplikasikan nada yang tepat, seorang voice actor perlu menentukan terlebih dahulu siapa target audiensnya. Contohnya, suara energik mungkin pilihan terbaik ketika ingin mempromosikan produk. 
 
Selain itu, voice over yang sama dapat memengaruhi emosi yang berbeda, tergantung pada kontennya. Seperti film action yang menggunakan suara dalam dengan nada serius, sehingga akan menimbulkan keseruan. 
 
Itu artinya, voice over sangat efektif dalam menyampaikan emosi dan membangun keintiman dengan audiens. Dengan demikian apapun kontennya, membutuhkan pengisi suara sebagai penyampai informasi sekaligus memberikan sentuhan nada-nada yang bisa ditangkap secara langsung oleh siapapun yang mendengarnya.
 

Teknik untuk mencapai kejelasan dan resonansi emosional dalam pertunjukan voice over

Suara yang jelas merupakan kunci dari keefektifan voice over. Tanpa harus mengira-ngira dan mendengarkannya berulang-ulang, audiens bisa mendengar serta menangkap maksud yang diutarakan. 
 
Hubungan kejelasan pengucapan dan emosi memberikan kualitas tersendiri bagi hasil voice over. Suara yang jelas berpengaruh terhadap emosi, sehingga audiens dapat merasakannya seperti nyata. 
 
Bagi voice over talent, ada 2 teknik khusus untuk mencapai kejelasan resonansi emosi dalam pertunjukan voice over, apa saja? 
 
  • Teknik pernapasan

Coba pikirkan apa yang dirasakan saat merasa kesal. Ketika menangis, napas menjadi pendek dan tertahan. Biasanya, pola pernapasan ini diasosiasikan dengan rasa sakit, kesal serta emosi yang tinggi.
 
Pernapasan juga memengaruhi kecepatan dalam berbicara. Seperti mengekspresikan ketergesaan, panik, malas, relaksasi dan semua emosi. 
 
Menariknya, teknik ini juga menandakan usia dari karakter. Anak-anak cenderung bernapas lebih sering dan menambahkan penekanan pada bagian tertentu.
 
Di sisi lain, untuk menunjukkan rasa percaya diri biasanya memerlukan cadangan pernapasan yang banyak karena cenderung mengucapkan kalimat yang panjang, jelas dan tegas. 
 
Ingatlah, teknik ini juga didukung oleh jarak antara mulut pada mikrofon, sehingga suara napas tidak begitu terdengar saat berbicara, kecuali untuk ungkapan tertentu, seperti tergesa, takut, berlari. 
 
  • Teknik ekspresi wajah

Meskipun voice actor tidak menampakkan diri depan kamera, namun penting bermain-main dengan ekspresi wajah untuk memperdalam karakter serta membangun emosi. 
 
Jika ingin terdengar bahagia, maka wajar saja bila tersenyum atau tertawa. Apabila menunjukkan rasa marah, tidak masalah jika wajah berkerut. 
 
Merupakan hal yang wajar bila seluruh tubuh termasuk ekspresi wajah ikut berubah saat mengekspresikan emosi. 
 

 

Interseksi desain suara, musik dan voice over dalam film dan televisi

Interseksi atau pertemuan desain suara, musik dan voice over dalam film serta televisi seringkali dijumpai. Elemen-elemen ini biasanya bertemu ketika klimaks guna menunjukkan ketegangan, efek dramatisir hingga berfungsi sebagai suara pengganti.
 
Misalnya begini, pencocokan suara adalah proses yang mana voice actor dipekerjakan dalam pascaproduksi untuk masuk dan menggandakan suara seseorang. Jika teknik ini dilakukan dengan benar, maka tidak akan pernah tahu bahwa dialog sebenarnya berasal dari voice actor, bukannya aktor yang ada di layar. 
 
Desain suara seringkali digunakan untuk menambahkan efek-efek tertentu yang membuat narasi atau dialog terdengar lebih nyata. Selain kemampuan sang aktor sendiri, penambahan ini seolah mendukung narasi atau cerita. 
 
Dalam voice over film dan televisi, juga seringkali terjadi pertemuan antara efek suara dengan musik. Ini akan memberikan ciri khas terhadap konten serta membentuk kesadaran audiens. 
 
Akan tetapi, aturan umumnya, baik efek suara maupun musik tidak lebih keras, memiliki proporsi yang pas, sehingga tidak mengganggu voice over. Sebab fungsi utama dari sulih suara sebenarnya untuk menyampaikan informasi, sementara efek serta musik merupakan sisi artistik pendukung.
 

Pertimbangan etis dalam voice over: Menyeimbangkan tujuan bercerita dengan menghormati audiens

Tujuan dari adanya voice over adalah untuk menyampaikan informasi. Lambat laun industri ini berkembang menjadi media hiburan, sharing hingga kreativitas.
 
Meskipun tujuan tersebut pada akhirnya berkembang, namun hindari untuk terlalu berlebihan dalam menyampaikan sesuatu atau bercerita. Sesekali beri jeda agar audiens bisa mencerna maksud dari si pembicara. Tidak mungkin bukan bila sepanjang voice over hanya berisi cuap-cuap saja? 
 
Sebagai voice over talent, kamu perlu menghormati mereka dengan memberikan jeda. Biarkan audiens mencerna maksud dari narasi atau dialog. Di sisi lain, isi naskah juga seharusnya etis dan tidak menyinggung golongan serta pihak manapun. 
 
Menghormati audiens sama halnya memberikan ruang serta waktu bagi mereka untuk menangkap informasi yang disampaikan melalui voice over. Lebih-lebih juga membuatnya merasa terikat dan tertarik. 
 
Nah, untuk mencapai tujuan itu, voice over bukan hanya sekadar mengandalkan teknik, melainkan juga kerja sama antara jasa voice over, talent dan pihak-pihak yang terlibat. 
 
Terlebih voice over yang tepat untuk brand yang bertujuan membangun citra, maka sudah sebaiknya memikirkan konsep secara matang sebelum didistribusikan kepada pendengar.