Updated: 26 Sep 2024     Author: Sasmitha     Comments: 0     English   |   Bahasa

Duel Mic Sennheiser MKH 416 vs Synco Mic D2 Mirip, Beneran Mirip?

  1. Home
  2. Voice Over Blog
 
Table of Content
 
 
 
Pasti kamu sudah tidak asing lagi, dong, dengan yang namanya mikrofon? Dalam dunia voice over, seorang voice actor tidak akan bisa menghasilkan suara yang bagus tanpa adanya mikrofon untuk merekam voice over.
 
Apa, sih, yang dimaksud dengan mikrofon? Secara umum, mikrofon didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk menangkap gelombang suara dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Kemudian, sinyal tersebut dikonversi menjadi sinyal digital oleh Analog to digital converter sehingga bisa diproses oleh komputer atau perangkat audio digital lainnya.
 
Sebenarnya, semua mikrofon mempunyai fungsi dasar yang sama. Namun, setiap mikrofon mempunyai cara masing-masing dalam menangkap audio. Nah, hal itulah yang menjadikan mikrofon mempunyai banyak jenis. Di pasaran, setidaknya kamu bisa menemukan tiga jenis mikrofon yang sering digunakan, yaitu mikrofon kondensor, mikrofon dynamic, dan ribbon.
 
Jika membicarakan mikrofon yang digunakan dalam voice over, tentu ada banyak merek yang digunakan. Salah satunya adalah Mic Sennheiser MKH 416 yang menjadi mikrofon favorit para voice over talent profesional luar negeri.
 
Fakta lainnya, mikrofon jenis ini juga digunakan di studio-studio besar Amerika untuk melakukan recording voice over. Jadi, bisa dikatakan bahwa Mic Sennheiser MKH 416 memang menjadi microphone standard untuk industri voice over di Amerika.
 
Namun, tak hanya Mic Sennheiser MKH 416, ada juga Synco Mic D2. Synco Mic D2 pernah diulas oleh beberapa youtuber luar negeri. Salah satu di antaranya adalah BoothJunkie, kreator yang menjadi panutan para voice actor. Di konten tersebut dikatakan bahwa Synco Mic D2 mempunyai suara yang sama persis dengan Mic Sennheiser MKH 416. Perbedaan utama dari dua jenis mikrofon tersebut hanya pada ketahanan di luar studio. Namun, untuk pengisi suara yang lebih banyak bekerja di dalam studio, maka seharusnya itu tidak menjadi masalah.
 
Menariknya lagi, Synco Mic D2 dibanderol dengan harga sepertiga lebih murah dibandingkan Mic Sennheiser MKH 416. Dengan kemampuan yang cukup mirip dengan harga lebih murah, bukankah itu menjadikan Synco Mic D2 menggemparkan industri voice over?
 
Daripada penasaran, di sini Inavoice buktikan bagaimana perbandingan keduanya. Kira-kira apa benar hasil dari Synco Mic D2 sebagus Mic Sennheiser MKH 416?
 

Komparasi Mic Sennheiser MKH 416 vs Synco Mic D2

Untuk membandingkan Mic Sennheiser MKH 416 dengan Synco Mic D2, kami mencoba membeli Synco Mic D2 dan membaca teks voice over menggunakan mikrofon tersebut. Setelahnya, digunakan juga Mic Sennheiser MKH 416 untuk membaca naskah voice over.
 
Hasilnya? Inavoice tidak mendapatkan hasil rekaman suara yang sama seperti yang dimuat di konten BoothJunkie. 
 
Hasil rekaman suara menggunakan Synco Mic D2 ternyata tidak mirip sama sekali dengan hasil rekaman suara yang menggunakan Mic Sennheiser MKH 416. Jadi, Inavoice berani mengatakan bahwa review dari BoothJunkie tidak sesuai dengan realitanya karena Synco Mic D2 tidak bisa menghasilkan suara yang oke.
 
Dari pembuktian yang sudah dilakukan oleh Inavoice tersebut, ada beberapa kekurangan Synco Mic D2.
 
  • High terpotong
  • Mid terlalu sengau
  • Terdapat low, tetapi low tersebut terasa ‘kopong’
 
Tentu itu berbeda jauh dengan Mic Sennheiser MKH 416 yang terdengar bold. Mulai dari low sampai high, semuanya enak didengar dan mampu merepresentasikan suara kita dengan baik.
 

Jadi, Apakah Synco Mic D2 Cocok untuk Proyek Voice Over?

Setelah mendengarkan sendiri hasilnya, Inavoice menyimpulkan bahwa Synco Mic D2 tidak terlalu bagus untuk digunakan dalam proyek voice over. Kenapa? Dengan harga Rp3,5 juta, kamu masih bisa memperoleh mikrofon jenis lain yang lebih bagus. Contohnya adalah Rode NT1 atau mikrofon lain dengan harga terjangkau yang mempunyai kinerja lebih bagus.
 
Meskipun pembuktian kinerja Synco Mic D2 yang dilakukan Inavoice berbeda dari youtuber luar negeri, bukan berarti Inavoice meragukan ulasan mereka. Mungkin saja, kualitas Synco Mic D2 yang dijual di Indonesia tidak lebih bagus dibandingkan dengan Synco Mic D2 yang dijual di pasar global. Mungkin juga Inavoice sedang tidak beruntung karena mendapatkan unit mikrofon yang kurang bagus dari Synco.
 

Sebelum Membeli Mikrofon, Perhatikan Ini!

Dari pembuktian yang sudah dilakukan oleh Inavoice, seharusnya kamu paham bahwa membeli mikrofon atau piranti rekaman suara lainnya tidak bisa hanya dengan mengandalkan review dari konten kreator. Meskipun mereka sudah berpengalaman, kamu tidak boleh sepenuhnya percaya. Sah-saja saja, kok, untuk menjadikan ulasan mereka sebagai pertimbangan. Namun, kamu juga harus membuktikan sendiri apakah ulasan itu benar-benar real atau tidak.
 
 
Jadi, sebelum membeli mikrofon, pastikan dulu kamu mencoba mikrofon tersebut. Kamu bisa mencoba sendiri mikrofon tersebut di tokonya. Sambil mencoba mikrofon, rekamlah suaramu. Kemudian, dengarkan hasil rekaman itu.
 
Untuk bisa melakukan uji coba mikrofon, kamu perlu datang langsung ke toko. Jadi, pembelian mikrofon secara online akan menjadikanmu kesulitan dalam mengetahui kualitas suara dari mikrofon tersebut secara langsung.
 
Sekarang, kamu sudah tahu kualitas suara yang dihasilkan oleh Mic Sennheiser MKH 416 dan Synco Mic D2, kan? Namun, bagaimana jika kamu lebih tertarik untuk membeli mikrofon lain selain dua mikrofon tersebut? Pastikan beberapa aspek berikut menjadi pertimbangan utama.
 
  • Budget: Pertama, kamu perlu menentukan budget untuk membeli mikrofon. Setelah itu, kamu bisa mencari beberapa jenis mikrofon yang sesuai dengan budget tersebut. Memang, mikrofon yang mahal akan menghasilkan kualitas suara yang ‘wah’ juga. Namun, ada juga mikrofon dengan harga terjangkau yang mempunyai kualitas oke. Intinya, riset dan perbandingan akan membantumu mendapatkan yang paling cocok.
  • Pola Pengambilan Suara: Setiap mikrofon mempunyai pola pengambilan suara yang berbeda-beda. Pola-pola tersebut adalah cardioid, bidirectional, dan omnidirectional. Pola cardioid cocok digunakan untuk merekam dari satu arah. Pola bidirectional digunakan untuk merekam percakapan. Sementara itu, pola omnidirectional adalah pola pengambilan suara dari berbagai arah.
  • Sensitivitas: Sensitivitas mikrofon berkaitan dengan berapa level besaran suara yang mampu ditangkap oleh microphone. Jika kamu ingin memperoleh suara yang lembut dan detail, maka pilihlah mikrofon dengan sensitivitas yang tinggi.
  • Konsultasi: Jika kamu mengenal ahli audio, kamu juga bisa meminta saran atau rekomendasi terkait mikrofon yang berkualitas bagus dan harganya cocok dengan budget-mu. 
 
Inavoice tahu bahwa YOU DESERVE BETTER, jadi di sini kami memberikan ulasan yang sebenar-benarnya. Semua penjelasan yang dituliskan di atas bertujuan untuk membantu para voice over talent agar tidak sembarangan membeli mikrofon. Jangan sampai kamu rugi karena buang-buang uang untuk membeli alat rekaman suara yang kinerjanya kurang bagus!
 
Nah, semoga pengalaman Inavoice yang mendapatkan zonk setelah mencoba menggunakan Synco Mic D2 tersebut menjadi pembelajaran untuk para voice actor agar tidak sembarangan membeli alat rekaman suara hanya dengan bermodalkan ulasan dari reviewer saja, ya.