Industri voice over Indonesia semakin melangkah maju. Beberapa sektor memang masih terkesan berada di tahap stagnan karena industri ini masih mencari bentuk terbaik untuk menjadi sebuah industri besar. Kemajuan inilah yang membuat voice over talent semakin mempunyai daya tarik di hadapan para klien yang ingin mencari bentuk alternatif untuk konten marketing mereka.
Seperti apa suaramu terdengar akan sangat penting untuk karir voice overmu. Pilihlah alat rekaman, khususnya mikrofon, yang merupakan senjata utama dalam dunia voice over dengan teliti dan hati-hati. Membeli mikrofon pertamamu adalah momen besar. Ini adalah langkah pertama untuk masuk ke dalam industri voice over. Tetapi ada banyak sekali jenis mikrofon di luar sana, dan banyak yang perlu diketahui tentang mikrofon.
Apa sih mikrofon terbaik? Apa saja jenis mikrofon utama? Bagaimana cara memilih mikrofon yang tepat untuk memulai?
Inavoice pernah menulis soal 4 microphone terbaik untuk voice over tahun 2021 yang bisa membantu kamu menemukan mikrofon yang mungkin kamu sukai, untuk mengetahui dasar dari bagaimana microphone bekerja dan juga fungsi-fungsinya, inilah beberapa penjelasan yang kamu butuhkan untuk membuat pilihan mikrofon yang tepat.
Fungsi Mikrofon
Mari kita mulai bertanya tentang hal paling dasar, apa sih fungsi dari mikrofon?
Singkatnya, mikrofon adalah alat yang digunakan untuk mengubah gelombang suara menjadi energi listrik. Suara yang dimaksudkan pada dasarnya bisa dibuat oleh apa saja selama memiliki kemampuan untuk mengeluarkan bunyi-bunyian, mulai dari suara manusia, suara hewan, suara angin, samapi suara instrumen musik saksofon yang menggelegar. Gelombang suara tersebut diubah menjadi sebuah gelombang listrik yang dialirkan melalui perantara kabel menuju alat pengubah listrik ke digital agar dapat dibaca oleh komputer atau alat perekam lainnya.
Cara mikrofon mengubah sinyal atau gelombang tersebut bervariasi tergantung pada jenis mikrofon yang digunakan.
Dynamic Microphone
Dynamic microphone adalah salah satu jenis mikrofon paling tua yang ada di dunia dan dengan demikian juga merupakan mikrofon dengan desain yang paling primitif saat ini. Kamu tentu sering melihat mikrofon ini, baik di panggung musik, tempat ibadah, atau berbagai macam acara lain yang menggunakan pengeras suara.
Dalam istilah yang sangat sederhana, suara dalam dynamic microphone dibuat ketika gelombang suara mengenai diafragma (perangkat yang biasanya terbuat dari film plastik atau poliester yang digunakan untuk merasakan sinyal suara) yang menyebabkannya bergerak. Diafragma tersebut dilekatkan pada sebuah kumparan logam yang digantungkan di antara dua magnet. Ketika diafragma bergerak, kumparan juga bergerak naik dan turun menghasilkan arus AC kecil, dan meniru gelombang suara.
1) suara masuk 2) diafragma 3) kumparan 4) magnet permanen 5) sinyal yang dihasilkan (Gambar: wiki commons CC3.0)
Untuk mencoba dan membuatnya lebih mudah dipahami, bayangkan gelombang suara seperti gelombang di atas air yang tercipta apabila kamu membuat sebuah percikan, dan kemudian bayangkan kumparan logam yang ada di dalam mikrofon sebagai sebuah gabus yang terombang-ambing di permukaan air saat setiap gelombang air tersebut melewatinya.
Dynamic microphone mampu menahan tingkat tekanan suara yang tinggi. Hal tersebut membuatnya ideal untuk merekam suara keras atau untuk digunakan dalam pengaturan secara langsung. Harga dari dynamic microphone juga sangat terjangkau karena desainnya yang cukup sederhana, meskipun begitu, desain tersebut mampu menahan mikrofon dari kerusakan dan keausan. Itulah salah satu alasan mengapa dynamic microphone jadi mikrofon yang paling sering digunakan untuk pertunjukan live.
Tetapi dalam banyak hal, ketahanan ini yang justru menjadi batasan dynamic microphone dalam beberapa situasi.
Kumparan yang ada di dalam mikrofon memiliki bobot tertentu dan oleh karena itu kalau kamu merekam suara yang pelan atau mungkin suara dengan frekuensi yang sangat tinggi atau sangat rendah, kumparan tersebut tidak akan bergetar dengan cukup untuk menghasilkan representasi hasil suara yang akurat.
Karena didesain untuk merekam suara dengan level suara yang keras, maka sensitivitas dari microphone ini menjadi cukup rendah, pun dengan equivalent input noise yang cukup tinggi, hal ini menyebabkan microphone dynamic membutuhkan banyak gain untuk mampu merekam suara dalam batasan yang normal.
Jadi, untuk penggunaan di studio rekaman yang belum di treatment dengan baik, microphone ini bisa dijadikan sebuah pilihan.
Dan saat itulah kamu mungkin membutuhkan condenser microphone.
*Pro Tips Dynamic Microphone:
Digunakan untuk:Suara keras, instrumen live/amp, drum, Vocal. Kelebihan:Murah, tahan lama, tidak membutuhkan phantom power. Kekurangan:Sensitivitas yang terlalu rendah, dan membutuhkan input gain / volume yang cukup tinggi.
Condenser Microphone
Tidak seperti dynamic microphone, mikrofon kondensor mampu menangkap suara yang jauh lebih pelan dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi.
Condenser microphone juga berisi diafragma, yang biasanya terbuat dari logam yang sangat tipis dan sepotong logam lain yang disebut backplate atau plat belakang. Listrik yang diterapkan kepada kedua logam tersebut menciptakan muatan statis di antara mereka. Begitu gelombang suara mengenai diafragma, ia bergetar dan menghasilkan arus listrik kecil.
1) Gelombang Suara 2) Diafragma 3) Backplate 4) Baterai 5) Resistor 6) Sinyal Audio (Gambar: Wikicommons 3.0)
Seperti yang bisa kamu perhatikan, kami menyebutkan bahwa listrik dialirkan ke diafragma dan plat belakang. Jadi ini berarti kamu membutuhkan tambahan daya untuk mikrofon berjenis kondensor ini agar bisa berfungsi, yang tidak diperlukan untuk dynamic microphone.
Besarnya tenaga dari tambahan daya yang dibutuhkan berkisar antara 9 sampai 48 volt. Untuk itu, kamu akan memerlukan “baterai” atau tambahan daya lain di mikrofon itu sendiri. Perangkat tersebut banyak dijual di pasaran dan dikenal dengan sebutan Phantom Power.
*Pro Tips Condenser Microphone:
Digunakan untuk: Mampu merekam suara dengan level yang rendah dengan frequency response yang lebih lebar Kelebihan: Sensitif, akurat. Kontra: Lebih mahal, lebih halus, tidak cocok dengan suara yang sangat keras.
Apa itu Phantom Power?
Tidak, Phantom Power bukanlah semacam kekuatan misterius yang dihasilkan oleh hantu yang berkeliaran di sekitar studio rumahmu. Sebutan tersebut hanya mengacu pada sejumlah kecil daya yang dibutuhkan untuk membuat diafragma yang ada di dalam mikrofon bergerak. Daya tersebut biasanya berasal dari audio interface atau sound card atau pre-amp yang kamu miliki. Kamu biasanya akan menemukan saklar untuk aktivasi phantom power yang menjadi fitur dari audio interface seperti di bawah ini.
Posisi tombol phantom power di audio interface (sound card) Focusrite2i2
***
Tips Merawat Mikrofon
Setelah kamu berinvestasi untuk membeli alat perekam suara (salah satunya microphone), yang harus dilakukan selanjutnya adalah merawatnya dengan baik. Begitupun dengan microphone, karena seperti yang kami tuliskan sebelumnya, mikrofon akan menjadi senjata utama bagi voice over talent dalam proses perekaman suara.
Dengan harga yang variatif, mikrofon tentu memiliki variasi dalam hal kualitas pembuatan dan kerentanan terhadap kerusakan. Tetapi ada beberapa bagian yang secara umum cukup sensitif di semua jenis mikrofon, dan karena itu dapat dengan mudah rusak jika kamu tidak hati-hati waktu menggunakannya.
Kamu bisa membeli berkali-kali mikrofon selama karir voice overmu, tapi bisa juga kamu hanya membeli satu mikrofon yang bisa digunakan seumur hidupmu. Berikut adalah beberapa tips cepat untuk menjaga mikrofonmu dalam kondisi baik:
1) Minimalisir membawa atau menyentuh mikrofon
Kalau mikrofonmu adalah tipe mikrofon yang tugas utamanya adalah untuk penggunaan di dalam studio dan tidak digunakan untuk manggung, maka akan sangat baik kalau kamu meninggalkan mikrofon tersebut di tempatnya dan membawanya sejarang mungkin.
Membawa mikrofon dan memindahkannya dari satu tempat dan satu orang ke orang lain bisa menyebabkan jatuh secara tidak sengaja, dan tentu saja itu adalah hal yang bisa menimbulkan efek yang sangat buruk untuk mikrofon.
Kami di Inavoice meletakkan mikrofon rekaman kami di stand setiap saat sehingga selalu steady setiap saat untuk digunakan. Ini menghemat waktu, tenaga, dan kekhawatiran bahwa ada orang yang akan menjatuhkannya.
2) Bersihkan Dari Debu
Studio rekaman, sama seperti ruangan mana pun, bisa menjadi sangat berdebu dengan sangat cepat. Sebaiknya debu tersebut tidak masuk ke mikrofonmu karena debu bisa menempel dan menetap di diafragma yang kemudian menyebabkan mikrofon kehilangan sensitivitas atau mengubah respons frekuensi.
Terkadang di Inavoice kami hanya menutupi mikrofon dengan pelindung kantong plastik (sangat ilmiah sekali, bukan?) ketika meninggalkan studio untuk mencegah debu masuk ke dalamnya.
3) Hati-hati dengan kelembapan ruangan
Kami akan menyarankan untuk tidak menggunakan dua metode di atas kalau kamu tinggal di daerah dengan kelembapan yang tinggi.
Kalau kamu tinggal di tempat dengan iklim yang cukup dingin, kelembaban tentu adalah hal yang paling tidak dikhawatirkan tapi, kalau kebetulan kamu diberkati dengan hidup di tempat yang hangat dan lembab maka menaruh kantong plastik untuk menutupi mikrofon akan seperti membuat sauna mini untuk mikrofonmu.
Alih-alih dalam situasi ini, kami menyarankan untuk menyimpan mikrofon milikmu di dalam wadah penyimpanan empuk yang biasanya dijual terpisah dari mikrofon atau bisa juga dalam kontainer yang tertutup rapat dengan memasukkan beberapa bungkus silica gel yang berfungsi sebagai penyerap kelembapan berlebih yang mengambang di udara dan menjaga rangka mikrofon tetap kering.
***
Dunia produksi audio seharusnya adalah ruang yang aman, dibangun di atas premis bahwa apa pun yang terdengar bagus, layak disebut bagus, dan tidak ada aturan yang baku dalam menciptakan karya seni.
Di sisi lain, kita pasti selalu mendengar banyak orang yang berbicara soal peralatan rekaman yang baik. Sebagian besar dari kita terus-menerus mencari gadget atau plugin tertentu yang memberikan "that sound", mengklaim bahwa hanya studio dengan alat-alat super mahal yang akan memberikan hasil audio dengan kualitas yang sangat bagus.
Meskipun cita-cita untuk untuk mempunyai semua alat-alat rekaman legendaris yang pernah kamu lihat di berbagai studio besar di seluruh dunia akan terlihat hebat, tapi harus kita ingat bahwa biaya untuk mendapatkan barang-barang seperti itu sangatlah jauh di luar jangkauan sebagian besar dari kita.
Jadi apa strategi terbaik untuk melengkapi studiomu? Haruskah kamu menghabiskan semua anggaran yang kamu punya untuk satu mikrofon klasik dan menggunakan merk atau logonya sebagai pemikat untuk calon klien? atau haruskah kamu membeli dengan harga murah, tidak mengambil risiko dengan investasimu dan menggunakan sisa uangnya untuk membeli banyak pizza?